Sukses

CP Adalah Singkatan dari Cerebral Palsy, Kenali Gejala dan Penyebabnya

CP adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh pada anak.

Liputan6.com, Jakarta CP adalah salah sati istilah yang sering ditemui di dunia medis. CP adalah kepanjangan dari Cerebral Palsy. Secara bahasa, Cerebral Palsy atau CP adalah kelumpuhan otak dalam bahasa Indonesia.

Cerebral Palsy atau CP adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh pada anak. Kondisi ini dapat terjadi pada masa kehamilan, ketika persalinan, atau tahun pertama kelahiran sang anak.

Pada umumnya, gejala yang ditimbulkan dari cerebral palsy atau CP sangat bervariasi tergantung dengan orangnya. Namun, tanda termasuk masalah dengan gerakan dan koordinasi tubuh seperti sulitnya melihat, mendengar, serta kemampuan berbicara.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian CP beserta gejala dan penyebabnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (30/10/2023).

2 dari 5 halaman

Mengenal Kondisi CP

CP adalah singkatan dari cerebral palsy. Celebral palsy atau CP adalah disabilitas motorik yang paling umum terjadi pada masa kanak-kanak. Secara bahasa, Cerebral artinya ada hubungannya dengan otak. Palsy berarti kelemahan atau masalah dalam penggunaan otot.

Secara umum, cerebral palsy atau CP adalah penyakit yang menyebabkan gangguan pada otot, gerak, dan koordinasi tubuh pada anak. Kondisi ini dapat terjadi pada masa kehamilan, ketika persalinan, atau tahun pertama kelahiran sang anak.

Dikutip dari laman Healthline, menjelaskan bahwa cerebral palsy atau CP mengacu pada sekelompok kelainan yang mempengaruhi pergerakan dan koordinasi otot. Dalam banyak kasus, Cerebral Palsy juga mempengaruhi penglihatan, pendengaran, dan sensasi. Cerebral palsy atau CP adalah penyebab paling umum dari cacat motorik pada masa kanak-kanak.

Efek utama CP adalah mengganggu kontrol pergerakan otot (kondisi yang menyebabkan hal ini disebut gangguan pergerakan). Hal ini juga dapat memengaruhi area otak terdekat dan kemampuan yang dikontrolnya, namun hal tersebut tidak selalu terjadi. Memiliki CP tidak serta merta menyebabkan seseorang mengalami disabilitas intelektual.

Semua penderita CP mempunyai masalah dengan gerakan dan postur tubuh. Banyak juga yang memiliki kondisi terkait seperti disabilitas intelektual, kejang, masalah dengan penglihatan, pendengaran, atau bicara, perubahan pada tulang belakang (seperti skoliosis), atau masalah sendi (seperti kontraktur).

3 dari 5 halaman

Gejala CP

Gejala CP berbeda-beda pada setiap orang. Gejala umum termasuk masalah dengan gerakan dan koordinasi, bicara dan makan, perkembangan, dan masalah lainnya. Berikut ini penjelasannya:

1. Gerakan dan koordinasi

Gejala gerakan dan koordinasi mungkin termasuk:

  1. Otot kaku dan refleks berlebihan, yang dikenal sebagai kelenturan.
  2. Variasi tonus otot, seperti terlalu kaku atau terlalu lemas.
  3. Otot kaku dengan refleks teratur, yang dikenal sebagai kekakuan.
  4. Kurangnya keseimbangan dan koordinasi otot yang dikenal dengan ataksia.
  5. Gerakan tersentak-sentak yang tidak dapat dikendalikan disebut dengan tremor.
  6. Mengutamakan satu sisi tubuh saja, misalnya hanya menggapai dengan satu tangan atau menyeret kaki sambil merangkak.
  7. Kesulitan berjalan.
  8. Masalah dengan keterampilan motorik halus, seperti mengancingkan pakaian atau mengambil peralatan.

2. Kemampuan berbicara dan makan

Gejala-gejala yang berhubungan dengan bicara dan makan ini dapat terjadi, seperti:

  1. Keterlambatan perkembangan bicara.
  2. Kesulitan berbicara.
  3. Masalah saat menghisap, mengunyah, atau makan.
  4. Mengiler atau kesulitan menelan.

3. Pertumbuhan dan perkembangan

Beberapa anak dengan Cerebral Palsy mempunyai gejala-gejala berikut yang berkaitan dengan pertumbuhan dan perkembangannya:

  1. Keterlambatan dalam mencapai tonggak keterampilan motorik, seperti duduk atau merangkak.
  2. Mempelajari ketidakmampuan.
  3. Cacat intelektual.
  4. Pertumbuhan yang tertunda, mengakibatkan ukuran lebih kecil dari yang diperkirakan.

4. Sistem saraf

Kerusakan otak dapat menyebabkan gejala neurologis lainnya, seperti:

  1. Kejang, yang merupakan gejala epilepsi.
  2. Kesulitan mendengar.
  3. Masalah dengan penglihatan dan perubahan gerakan mata.
  4. Nyeri atau kesulitan merasakan sensasi seperti sentuhan.
  5. Masalah kandung kemih dan usus, termasuk sembelit dan inkontinensia urin.
  6. Kondisi kesehatan mental, seperti kondisi emosional dan masalah perilaku.

Seseorang dengan CP parah mungkin memerlukan peralatan khusus untuk dapat berjalan, atau mungkin tidak dapat berjalan sama sekali dan mungkin memerlukan perawatan seumur hidup. Sebaliknya, seseorang dengan CP ringan mungkin berjalan sedikit canggung, tetapi mungkin tidak memerlukan bantuan khusus. CP tidak bertambah buruk seiring berjalannya waktu, meskipun gejala pastinya dapat berubah sepanjang hidup seseorang.

4 dari 5 halaman

Penyebab CP pada Anak

CP disebabkan oleh perkembangan otak yang tidak normal atau kerusakan pada otak yang sedang berkembang sehingga mempengaruhi kemampuan seseorang dalam mengontrol ototnya. Kerusakan otak ini biasanya terjadi sebelum kelahiran, namun bisa juga terjadi saat kelahiran pertama sang anak. Kemungkinan penyebab lainnya meliputi:

  1. Cedera kepala akibat kecelakaan mobil, jatuh, atau penganiayaan anak.
  2. Perdarahan intrakranial, atau pendarahan ke otak.
  3. Infeksi otak, seperti ensefalitis dan meningitis.
  4. Infeksi yang didapat di dalam rahim, seperti campak Jerman (rubella) dan herpes simpleks.
  5. Asfiksia neonatorum, atau kekurangan oksigen ke otak selama persalinan.
  6. Mutasi gen yang mengakibatkan perkembangan otak atipikal.
  7. Penyakit kuning parah pada bayi.
5 dari 5 halaman

Pengobatan CP

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit CP. Namun ada metode yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam beraktivitas secara mandiri. Metode pengobatan yang umumnya dilakukan adalah:

1. Obat-obatan

Obat-obatan yang dikonsumsi yakni untuk meredakan nyeri atau melemaskan otot yang kaku agar pasien lebih mudah untuk bergerak. Biasanya jenis obat akan disesuaikan dengan kondisi atau gejala yang muncul pada pasien.

2. Terapi

a. Fisioterapi

Fisioterapi anak bertujuan untuk meningkatkan kemampuan gerak dan kekuatan otot, serta mencegah kontraktur (pemendekan otot yang membuat gerakan menjadi terbatas).

b. Terapi okupasi

Terapi okupasi bertujuan untuk membantu pasien mengatasi kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti duduk, berjalan, mandi, atau berpakaian. 

c. Terapi bicara

Terapi bicara diperuntukkan bagi pasien cerebral palsy yang mengalami gangguan dalam berkomunikasi dengan orang lain. Terapi ini akan melatih anak untuk mengulang kata-kata dan meningkatkan kemampuannya dalam mengucapkan kata-kata.

3. Operasi

Bedah ortopedi dapat digunakan untuk menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan mobilitas. Mungkin juga diperlukan untuk melepaskan otot yang tegang atau memperbaiki ketidakteraturan tulang yang disebabkan oleh kekejangan.

Rhizotomi punggung selektif (SDR) mungkin direkomendasikan sebagai upaya terakhir untuk mengurangi nyeri kronis atau kekejangan. Ini melibatkan pemotongan saraf di dekat dasar tulang belakang.