Sukses

Viral Sungai Bengawan Solo Dipenuhi Hamparan Eceng Gondok, Ganggu Ekosistem Air

Ini penampakan nya.

Liputan6.com, Jakarta Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, telah menjadi saksi dari sebuah fenomena yang luar biasa. Hampir sebulan lebih, permukaan sungai terpanjang di Pulau Jawa ini tertutup oleh tanaman eceng gondok (Eichhornia crassipes). 

Dengan bunga berwarna putih keungu-unguan yang indah, eceng gondok telah menyelimuti sungai ini, menciptakan pemandangan yang tak biasa. Panjang permukaan sungai yang diselimuti oleh eceng gondok mencapai lima kilometer, membuat sungai tampak menghijau. 

Lokasi terbaik untuk menyaksikan fenomena ini adalah dari Jembatan Sukomalo, di mana mata akan disuguhkan oleh hamparan eceng gondok yang memenuhi permukaan sungai.

Berikut telah Liputan6.com rangkum informasi lengkapnya, pada Senin (30/10/2023).

2 dari 3 halaman

Upaya Bersama Masyarakat untuk Membersihkan Sungai

Masyarakat di sekitar Sungai Bengawan Solo merasa resah melihat kondisi sungai mereka yang sekarang tertutup oleh eceng gondok. Keresahan ini telah memotivasi lebih dari 500 relawan yang berasal dari 67 organisasi berbeda untuk melakukan aksi pembersihan. Mereka memahami bahwa fenomena ini bukan hanya masalah estetika, tetapi juga berkaitan dengan ekosistem bawah air yang ada di Sungai Bengawan Solo.

Rizal, koordinator aksi, menjelaskan alasan di balik upaya pembersihan ini. Dia mengungkapkan bahwa ekspansi eceng gondok tahun ini sangat luar biasa, mencakup wilayah dari Cepu hingga Malo, sejauh 23 kilometer. 

Selain mengganggu ekosistem air, eceng gondok juga memiliki potensi untuk menyumbat pintu air saat musim hujan tiba, yang dapat mengakibatkan dampak serius.

Aksi pembersihan ini adalah wujud nyata dari kesatuan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan mereka dan berupaya untuk melindungi Sungai Bengawan Solo dari dampak negatif yang diakibatkan oleh pertumbuhan eceng gondok yang tak terkendali.

 
3 dari 3 halaman

Bahaya dan Cara Mengatasi Eceng Gondok yang Bisa Dilakukan

Pertumbuhan eceng gondok di Sungai Bengawan Solo bukan hanya masalah kosmetik. Ini juga membawa potensi bahaya terhadap ekosistem air dan manusia. Eceng gondok yang menutupi permukaan sungai dapat menyebabkan gangguan serius terhadap ekosistem perairan yang ada di sana. 

Selain itu, pada musim hujan, eceng gondok bisa menyumbat pintu air, mengakibatkan banjir di sekitar wilayah sungai. Untuk mengatasi permasalahan ini, ada beberapa cara yang dapat dilakukan. 

Pertama, penggunaan herbisida adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengendalikan pertumbuhan eceng gondok. Metode lain adalah dengan mengangkat eceng gondok tersebut secara langsung dari lingkungan perairan. Selain itu, penggunaan predator alami pemakan eceng gondok, seperti ikan koan, juga bisa menjadi solusi efektif.

Aksi pembersihan oleh lebih dari 500 relawan merupakan salah satu langkah konkret untuk mengatasi masalah ini. Ini adalah upaya bersama untuk menjaga keindahan dan keberlanjutan Sungai Bengawan Solo, menjadikannya tempat yang lebih sehat dan lestari bagi masyarakat setempat serta lingkungan sekitar.