Liputan6.com, Jakarta Nama asli Wali Songo mungkin belum dikenali oleh sebagian orang. Pasalnya, nama-nama Wali Songo lebih dikenal dengan sebutan sunan sesuai dengan tempat dakwahnya. Kamu tentu perlu mengenali nama asli para Wali Songo ini.
Peran Wali Songo dalam penyebaran agama Islam di pulau Jawa begitu besar pada abad XV dan XVI. Wali Songo artinya sembilan wali dan dijuluki oleh masyarakat Jawa dengnan nama Sunan atau Suhusunan. Kata Sunan atau Susuhunan berasal dari kata suhun-kasuhun-sinuhun berarti yang dijunjung tinggi atau dijunjung di atas kepala, juga bermakna paduka yang mulia.
Nama asli Wali Songo dan juga tempat dakwahnya perlu kamu ketahui. Pasalnya, dari kesembilan sunan, beberapa di antaranya lebih dikenal dengan sebutan tempat mereka berdakwah. Kamu bisa mengenali penjelasan tentang Wali Songo ini secara lebih lengkap.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (1/11/2023) tentang nama asli Wali Songo.
1. Sunan Gresik (w. 1419 M)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Gresik adalah Maulana Malik Ibrahim. Syaikh Maulana Malik Ibrahim adalah keturunan Ali Zainal Abidin cicit Nabi Muhammad SAW. Sunan Gresik bermukim di Gresik untuk menyiarkan ajaran Islam hingga akhir hayatnya pada tanggal 12 Rabiul awwal 822 H, bertepatan dengan 8 April 1419 M dan dimakamkan di desa Gapura kota Gresik.
Ada perbedaan pendapat terkait asal usul Syaikh Maulana Malik Ibrahim, ada pendapat berasal dari Turki dan ada pendapat lain menyatakan berasal dari Kashan sebuah tempat di Persia (Iran) sebagaimana tercatat pada prasasti makamnya. Ia adalah seorang ahli tata negara yang menjadi penasehat raja, guru para pangeran, dan juga dermawan terhadap fakir miskin. Sunan Gresik dianggap sebagai penyiar Islam pertama di tanah Jawa, sehingga dianggap sebagai Ayah dari Walisanga.
2. Sunan Ampel (w. 1406 M)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Ampel adalah Raden Rahmat. Raden Rahmat adalah putra cucu Raja Champa, ayahnya bernama Ibrahim As-Samarkandi yang menikah dengan Puteri Raja Champa yang bernama Dewi Candra Wulan. Raden Rahmat ke tanah Jawa langsung ke Majapahit, karena bibinya Dewi Dwara Wati diperistri Raja Brawijaya.
Sunan Ampel wafat pada tahun 1406 M. Beliau dimakamkan di Kompleks Masjid Ampel, Surabaya. Sampai sekarang makam beliau banyak dikunjungi peziarah dari berbagai daerah diseluruh pelosok Indonesia.
Advertisement
3. Sunan Bonang (w.1525 M)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Bonang adalah Makhdum Ibrahim. Sunan Bonang merupakan putra Sunan Ampel dari istri yang bernama Dewi Candrawati. Sunan Bonang dikenal sebagai ahli Ilmu Kalam dan Ilmu Tauhid. Maulana Makhdum Ibrahim banyak belajar di Pasai, kemudian sekembalinya dari Pasai, Maulana Makhdum Ibrahim mendirikan pesantren di daerah Tuban.
Santri yang belajar pada pesantren Maulana Makhdum Ibrahim, berasal dari seluruh penjuru daerah di tanah air. Sunan Bonang meninggal pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban, daerah pesisir utara Jawa yang menjadi basis perjuangan dakwahnya.
4. Sunan Kalijaga (w. abad 15)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Kalijaga adalah Raden Syahid. Beliau juga dijuluki dengan nama Syekh Malaya. Ayahnya bernama Raden Sahur Tumenggung Wilwatikta keturunan Ranggalawe yang sudah Islam dan menjadi bupati Tuban, sedangkan ibunya bernama Dewi Nawangrum.
Sunan Kalijaga merupakan salah satu Wali Songo yang asli orang Jawa. Sunan Kalijaga meninggal pada pertengahan abad XV dan makamnya ada di desa Kadilangu, Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
5. Sunan Giri (w. Abad 15)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Giri adalah Joko Samudro. Sunan Giri merupakan putra dari Syekh Maulana Ishaq (murid Sunan Ampel). Sunan Giri yang dikenal juga dengan nama Raden Paku, menimba ilmu di Pesantren Ampel Denta (Surabaya) milik Sunan Ampel.
Ketika hendak melaksanakan ibadah haji bersama Sunan Bonang, keduanya menyempatkan singgah di Pasai untuk memperdalam ilmu keimanan dan tasawuf. Pada sebuah kisah diceritakan bahwa Raden Paku sebagai salah satu Wali Songo yang bisa mencapai tingkatan ilmu laduni. Dengan prestasi tersebut Raden Paku dikenal juga dengan panggilan Raden ‘Ainul Yaqin. Sunan Giri meninggal sekitar awal abad ke-16, makam beliau ada di Bukit Giri, Gresik.
6. Sunan Drajad (w. 1522 M)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Drajad adalah Raden Qasim. Beliau berdakwah di daerah Drajad kecamatan Paciran Lamongan. Ia merupakan putra Sunan Ampel dari istri kedua yang bernama Dewi Candrawati, dan bersaudara dengan Raden Maulana Makdum Ibrahim (Sunan Bonang).
Sunan Drajad juga mempunyai dua orang saudara seayah lain ibu, yaitu Dewi Murtasiyah (istri R. Fatah) dan Dewi Murtasimah (istri Sunan Giri). Sementara itu, istri Sunan Drajad adalah Dewi Shofiyah, putri dari Sunan Gunung Jati.
Advertisement
7. Sunan Muria (w. abad 15)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Muria adalah Raden Umat Said. Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Ia dikenal sebagai Sunan Muria karena pusat dakwah dan bermukim di Bukit Muria. Dalam sejarah tidak diketahui secara persis tahun meninggalnya dan menurut perkiraan, Sunan Muria meninggal pada abad ke-16 dan dimakamkan di Bukit Muria, Kudus.
8. Sunan Kudus (w.1550 M)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Kudus adalah Ja’far Sadiq atau Raden Undung. Ja’far Sadiq (Sunan Kudus) merupakan putra Raden Usman Haji yang menyebarkan agama Islam di daerah Jipang Panolan, Blora, Jawa Tengah. Sunan Kudus juga dikenal dengan julukan wali al-ilmi, karena sangat menguasai ilmu-ilmu agama, terutama tafsir, fikih, usul fikih, tauhid, hadits, serta logika.
Sunan Kudus juga dipercaya sebagai panglima perang Kesultanan Demak. Ia mendapat kepercayaan untuk mengendalikan pemerintahan di daerah Kudus, sehingga ia menjadi pemimpin pemerintahan (Bupati) sekaligus pemimpin agama. Sunan Kudus meninggal di Kudus pada tahun 1550, makamnya berada di dalam kompleks Masjid Menara Kudus.
9. Sunan Gunung Jati (w. 1570 M)
Nama asli Wali Songo, yaitu Sunan Gunung Jati adalah Syarif Hidayatullah. Beliau banyak memberikan kontribusi dalam menyebarkan agama Islam di daerah Jawa Barat. Syarif Hidayatullah dikenal sebagai pendiri Kesultanan Cirebon dan Banten.
Sunan Gunung Jati berasal dari Pasai. Setelah kembali dari Tanah Suci pada tahun 1524, Ia lalu langsung menuju Demak dan beristri adik Sultan Trenggana. Atas dukungan dari Sultan Trenggana, beliau berangkat ke Banten untuk mendirikan sebuah pemukiman muslim. Kemudian dari Banten, Nurullah melebarkan pengaruhnya ke daerah Sunda Kelapa.
Sunan Gunung Jati wafat di Cirebon pada tahun 1570 dan usianya diperkiran sekitar 80 tahun. Makamnya terdapat di kompleks pemakaman Wukir Sapta Pangga di Gunung Jati, Desa Astana Cirebon, Jawa Barat.
Advertisement