Sukses

Ngomong Berbelit Bisa Sebabkan Gangguan Detak Jantung, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ngomong berbelit bisa picu kesehatan jantung.

Liputan6.com, Jakarta Meski terkesan umum, berbicara dengan orang lain ternyata punya rahasia tersendiri. Ada teknik dan cara khusus agar baik dan benar di hadapan lawan bicara. Tak lain untuk meminimalisir kesalahan seperti berbicara berbelit hingga tak bisa dipahami. Siapa sangka, hanya ngomong berbelit saja bisa menyebabkan gangguan kesehatan.

Sebuah penelitian baru oleh Universitas Birmingham dalam Jurnal Jurnal Neurolinguistik mengungkap bahwa kesalahan tata bahasa bisa menyebabkan gangguan detak jantung yang dapat memicu reaksi fisik negatif dengan melibatkan sistem saraf simpatik.

Penelitian ini dilakukan oleh para peneliti linguistik di Universitas Birmingham yang menemukan korelasi langsung antara tata bahasa yang buruk dan ukuran perbedaan detak jantung (HRV). HRV mengukur variasi periode waktu antara detak jantung, yang dikelola oleh sistem saraf otonom primitif (ANS). 

Dampaknya akan semakin luas, terlebih saraf otonom primitif berpengaruh mengatur berbagai fungsi penting dalam tubuh, termasuk detak jantung, tekanan darah, dan pernapasan. Berikut Liputan6.com merangkum temuan baru ilmuwan mengungkap ngomong berbelit bisa sebabkan gangguan detak jantung melansir dari New Atlas dan Science Direct, Kamis (2/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Salah Tata Bahasa Sebabkan Perubahan Detak Jantung

Ukuran perbedaan detak jantung biasanya terjadi ketika seseorang dalam keadaan rileks, dan menjadi lebih teratur ketika terkena stres. Dalam penelitian ini, stres disebabkan oleh ngomong berbelit akibat kesalahan tata bahasa seperti struktur kalimat yang buruk, penggunaan kata jamak dan tunggal yang salah, negatif ganda, dan penggunaan koma yang salah.

Professor Dagmar Divjak, seorang peneliti linguistik kognitif dan kognisi bahasa di Universitas Birmingham menyebut hasil penelitian ini mengungkapkan dimensi baru dari hubungan antara fisiologi dan kognisi. 

“Hubungan ini selama ini kurang mendapat perhatian dalam penelitian, meskipun telah banyak teknik yang digunakan, mulai dari pelacakan mata hingga pencitraan otak,” kata Dagmar Divjak.

Tak tanggung-tanggung, demi membuktikan teori ini, sebanyak 41 orang dewasa Inggris sehat dihadapkan pada 40 sampel tulisan yang disampaikan sebagai pidato oleh empat pembicara berbeda. 

3 dari 3 halaman

Bisa Berujung Penyakit Kardiovaskular

Selama pengujian ini, aktivitas kardiovaskular mereka terus menerus dilacak, serta sinyal volume darah mereka. Para peserta juga mengisi survei pemeringkatan sampel setelahnya.

Ada hubungan kuat antara ngomong berbelit atau kesalahan tata bahasa dan penurunan variabilitas detak jantung (HRV). Sistem saraf otonom terdiri dari dua bagian: sistem saraf simpatis yang merespons ancaman, dan sistem saraf parasimpatis yang mengendalikan fungsi istirahat dan pencernaan.

Selain itu, penelitian ini menguji sistem saraf otonom dalam tes pendeteksi kebohongan dan menemukan bahwa kesalahan tata bahasa dapat memicu respons kardiovaskular yang jelas tanpa perlu penjelasan verbal.

Siapa sangka, ngomong berbelit yang sering diabaikan dapat menyebabkan stres dan gangguan kesehatan serius. Oleh karena itu, penting untuk memahami bahwa tata bahasa yang baik bukan hanya penting dalam komunikasi, tetapi juga berdampak pada kesehatan fisik kita.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.