Liputan6.com, Jakarta Diuretika adalah salah satu obat yang sering digunakan dalam dunia medis. Diuretika juga biasanya dikenal dengan istilah pil air. Diuretika adalah obat yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine.
Baca Juga
Advertisement
Tujuan utama dari penggunaan diuretika adalah untuk mengurangi retensi cairan dalam tubuh, sehingga dapat membantu mengatasi kondisi seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), edema (retensi cairan), gagal jantung, dan penyakit ginjal tertentu.
Meski sering digunakan oleh penderita hipertensi, obat diuretika juga memiliki efek samping yang perlu diketahui. Pada umumnya, efek samping termasuk peningkatan buang air kecil dan kehilangan natrium.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian diuretika beserta manfaat dan efek sampingnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Kamis (2/11/2023).
Diuretika Adalah
Diuretika adalah sejenis obat yang digunakan untuk membuang kelebihan garam dan air dari dalam tubuh melalui urine. Obat ini juga biasanya dikenal dengan istilah pil air. Tujuan utama dari penggunaan diuretika adalah untuk mengurangi retensi cairan dalam tubuh, sehingga dapat membantu mengatasi kondisi seperti hipertensi (tekanan darah tinggi), edema (retensi cairan), gagal jantung, dan penyakit ginjal tertentu.
Diuretika bekerja dengan berbagai mekanisme dalam tubuh, tergantung pada jenisnya. Beberapa diuretika meningkatkan pengeluaran natrium dan air dalam urine, sedangkan yang lain dapat mempengaruhi penyerapan natrium di ginjal. Penggunaan diuretika dapat membantu menurunkan volume darah, tekanan darah, dan beban kerja jantung, sehingga seringkali diresepkan untuk mengendalikan tekanan darah tinggi dan kondisi medis lain yang terkait dengan retensi cairan.
Ada beberapa jenis diuretika, termasuk diuretika tiazid, diuretika loop, dan diuretika spare potassium, dan setiap jenis memiliki karakteristik dan indikasi penggunaan yang berbeda. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter atau profesional kesehatan saat menggunakan diuretika, karena penggunaan yang tidak tepat atau berlebihan dapat memiliki efek samping atau dampak negatif pada kesehatan. Sebelum menggunakan diuretika, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendapatkan rekomendasi yang sesuai dengan kondisi kesehatan Anda.
Advertisement
Jenis Diuretika
Seperti yang telah dijelaskan dalam paragraf sebelumnya, diuretika memiliki beberapa jenis seperti diuretika tiazid, diuretika loop, dan diuretika spare potassium. Berikut ini penjelasannya:
1. Diuretika Tiazid
Diuretika Thiazide bekerja dengan mengurangi penyerapan natrium atau klorida dalam ginjal pada proses pembentukan urine. Efek thiazide tidak terlalu kuat sehingga Anda cenderung tidak merasakan peningkatan jumlah urin yang dikeluarkan tubuh.
2. Diuretika Loop
Diuretik loop bekerja dengan menurunkan penyerapan kalium, klorida, dan natrium pada lengkung Henle (loop) di dalam ginjal. Hal ini akan meningkatkan pengeluaran air dan garam melalui urine dalam jumlah yang besar.
3. Diuretika Spare Potassium atau Diuretika Hemat Kalium
diuretika spare potassium juga biasa dikenal dengan diuretika hemat kalium. Obat ini bekerja dengan meningkatkan volume cairan dan natrium di dalam urine dengan tetap mempertahankan kadar kalium di dalam tubuh.
Efek Samping Diuretika
Penggunaan diuretika dapat menyebabkan sejumlah efek samping yang perlu diwaspadai. Efek samping ini dapat bervariasi tergantung pada jenis diuretik yang digunakan, dosis, dan faktor-faktor individu. Beberapa efek samping umum diuretika meliputi:
1. Dehidrasi
Diuretika meningkatkan produksi urine yang dapat menyebabkan kehilangan cairan tubuh berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, yang ditandai dengan gejala seperti mulut kering, haus berlebihan, kulit kering, pusing, dan penurunan produksi urine. Penting untuk minum cukup air saat menggunakan diuretika untuk menghindari dehidrasi.
2. Gangguan elektrolit
Diuretika dapat mengganggu keseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti penurunan kadar kalium, natrium, dan klorida. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan otot, kejang, atau aritmia jantung.
3. Gangguan ginjal
Diuretika dapat memengaruhi fungsi ginjal, terutama jika digunakan dalam jangka panjang. Hal ini bisa menyebabkan penurunan fungsi ginjal, yang mungkin terlihat melalui peningkatan kadar kreatinin dalam darah atau masalah ginjal lainnya.
4. Hipotensi (tekanan darah rendah)
Penggunaan diuretika dapat mengakibatkan penurunan tekanan darah. Hal ini dapat menyebabkan pusing, pingsan, atau perasaan lemah.
5. Kekurangan magnesium
Beberapa diuretika dapat mengurangi kadar magnesium dalam tubuh, yang dapat menyebabkan gejala seperti kelemahan otot, kram, dan aritmia jantung.
6. Penyakit asam urat
Diuretika tertentu dapat meningkatkan risiko penyakit asam urat dengan meningkatkan kadar asam urat dalam darah. Hal ini dapat menyebabkan gejala seperti nyeri sendi, bengkak, dan peradangan.
7. Peningkatan risiko infeksi saluran kemih
Beberapa diuretika dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) karena mengurangi pembilasan bakteri dari saluran kemih.
8. Gangguan tidur
Diuretika yang diminum di sore atau malam hari dapat menyebabkan kebutuhan buang air kecil yang sering di malam hari, yang dapat mengganggu tidur.
9. Gangguan gula darah
Beberapa diuretika, terutama diuretika tiazid, dapat memengaruhi kadar gula darah dan memperburuk kondisi diabetes.
Advertisement
Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Penggunaan Diuretika
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pengguna obat diuretika agar tidak menyebabkan efek samping, yakni:
- Jangan menggunakan diuretik jika memiliki riwayat alergi terhadap obat. Hal ini perlu anda beritahu kepada dokter.
- Jangan menggunakan diuretik jika Anda sedang sulit buang air kecil.
- Konsultasikan dengan dokter apabila anda memiliki riwayat diabetes, lupus, gangguan irama jantung, hipotensi, pankreatitis, penyakit asam urat, penyakit liver, atau penyakit ginjal.
- Beri tahu dokter, jika anda mengidap penyakit Addison.
- Diskusikan dengan dokter mengenai penggunaan obat diuretik pada anak-anak dan lansia.
- Beri tahu dokter jika sedang menggunakan obat bismuth subsalicylate, aspirin, aminoglikosida, atau obat kemoterapi.
- Segera hubungi dokter apabila terjadi reaksi alergi obat seusai mengonsumsi obat diuretika.