Sukses

Hipertermia adalah Peningkatan Suhu Tubuh, Ini Gejala, Penyebab dan Pengobatannya

Pengertian, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan hipertermia.

Liputan6.com, Jakarta Hipertermia adalah istilah yang merujuk pada kondisi serius yang terkait dengan peningkatan suhu tubuh di atas batas normal. Hipertermia adalah masalah kesehatan yang sering kali diabaikan, namun pemahaman akan pentingnya mencegah dan mengatasi kondisi ini sangatlah vital. 

Hipertermia adalah suatu kondisi di mana tubuh manusia mengalami peningkatan suhu di luar batas normalnya. Hal ini dapat terjadi karena berbagai faktor, termasuk aktivitas fisik berat dalam cuaca panas dan lembab. Selain itu penting juga diketahui bahwa terdapat banyak jenis hipertermia.

Penting untuk memahami apa yang menjadi penyebab hipertermia. Aktivitas fisik berlebihan dalam kondisi panas adalah penyebab utama, tetapi faktor seperti dehidrasi, usia, konsumsi alkohol berlebihan, kondisi medis tertentu, dan obat-obatan juga dapat memainkan peran dalam timbulnya hipertermia. 

Pemahaman akan penyebabnya dapat membantu kita untuk lebih waspada dan mencegahnya. Untuk itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari Medical News Today, pada Selasa (7/11/2023). Pengertian, penyebab, gejala, pengobatan dan pencegahan hipertermia.

2 dari 6 halaman

Apa Itu Hipertermia?

Hipertermia adalah kondisi di mana suhu tubuh seseorang naik di atas batas normalnya, yang biasanya sekitar 98,6 derajat Fahrenheit (38 derajat Celcius). Ini terjadi ketika tubuh menyerap atau menghasilkan lebih banyak panas daripada yang bisa dilepaskan. Hipertermia dapat terjadi dalam berbagai bentuk, termasuk:

  1. Kram Panas: Kram otot yang sering terjadi ketika seseorang kehilangan banyak elektrolit melalui keringat. Kram panas biasanya muncul di otot lengan, tangan, tungkai bawah, dan kaki.
  2. Kelelahan Akibat Panas: Bentuk yang lebih serius dari hipertermia di mana suhu tubuh dapat mencapai 104 derajat Fahrenheit (40 derajat Celcius). Kelelahan akibat panas dapat menyebabkan sengatan panas.
  3. Ruam Panas: Iritasi kulit yang terjadi ketika seseorang berkeringat banyak dalam cuaca panas dan lembab. Ruam panas biasanya muncul di lipatan siku, bawah payudara, selangkangan, atau di dada bagian atas dan leher.
  4. Stres Panas: Terjadi pada pekerja yang terpapar pada kondisi panas di tempat kerja, seperti petugas pemadam kebakaran, penambang, dan pekerja konstruksi. Ini bisa mengakibatkan kelelahan akibat panas atau sengatan panas.
  5. Heatstroke: Bentuk hipertermia yang paling parah, menyebabkan suhu tubuh melampaui 104 derajat Fahrenheit. Heatstroke dapat mengancam jiwa dan menyebabkan masalah pada otak dan organ lainnya.

Selain itu, ada juga kondisi genetik yang disebut Hipertermia Maligna yang membuat seseorang rentan terhadap hipertermia setelah menerima obat tertentu selama prosedur medis.

3 dari 6 halaman

Penyebab Hipertermia

Hipertermia terjadi ketika tubuh manusia menerima lebih banyak panas daripada yang bisa dilepaskan atau didinginkan untuk menjaga suhu tubuh pada tingkat yang normal. Suhu tubuh normal manusia biasanya berkisar sekitar 98,6 derajat Fahrenheit (37 derajat Celsius). Ketika tubuh menerima atau menghasilkan terlalu banyak panas dan melebihi kemampuannya untuk menghilangkan panas, suhu tubuh dapat meningkat secara signifikan.

Salah satu penyebab utama hipertermia adalah aktivitas fisik yang berlebihan dalam kondisi cuaca panas dan lembab. Saat berolahraga atau melakukan pekerjaan berat di bawah sinar matahari yang terik, tubuh kita mulai menghasilkan panas sebagai hasil dari metabolisme yang dipercepat. Keringat adalah salah satu mekanisme alami tubuh kita untuk mendinginkan diri, tetapi dalam kondisi cuaca panas dan lembab, berkeringat mungkin tidak cukup efisien untuk menjaga suhu tubuh tetap normal.

Selain aktivitas fisik berlebihan, ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami hipertermia. Ini termasuk:

  1. Dehidrasi: Kurangnya cairan dalam tubuh dapat menghambat kemampuan tubuh untuk berkeringat dan meredakan panas.
  2. Usia: Anak-anak di bawah usia 4 tahun dan orang dewasa di atas usia 65 tahun lebih rentan terhadap hipertermia karena sistem regulasi suhu tubuh mereka mungkin tidak seefisien pada usia ini.
  3. Aktivitas fisik berat: Orang yang melakukan pekerjaan fisik berat atau berpartisipasi dalam olahraga intensif dalam cuaca panas lebih mungkin terkena hipertermia.
  4. Konsumsi Alkohol Berlebih: Alkohol dapat menyebabkan dehidrasi dan memengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
  5. Ketidakseimbangan Elektrolit: Ketidakseimbangan elektrolit dalam tubuh, seperti kadar garam yang rendah, dapat mempengaruhi kemampuan tubuh untuk mengatur suhu.
  6. Kondisi Medis Underlying: Beberapa kondisi medis, seperti masalah jantung, paru-paru, ginjal, hati, tiroid, atau pembuluh darah, dapat memengaruhi regulasi suhu tubuh. Selain itu, kelebihan berat badan atau kekurangan berat badan juga dapat meningkatkan risiko hipertermia.
4 dari 6 halaman

Gejala Hipertermia

Gejala hipertermia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi tersebut. Gejala umumnya mencakup:

  1. Kram Panas: Kram otot yang sering terjadi di kaki, betis, paha, tangan, atau lengan. Kram ini mungkin terasa nyeri atau tegang, dan otot Anda bisa merasa sakit setelah kram berlalu.
  2. Kelelahan Akibat Panas: Gejala mencakup penglihatan kabur, pusing, nafas atau detak jantung yang cepat, kelelahan, sakit kepala, tekanan darah rendah, nyeri otot atau kram, mual, muntah, kelemahan, dan kadang-kadang sinkop atau pingsan.
  3. Sengatan Panas: Gejala seringkali mirip dengan kelelahan akibat panas, tetapi juga dapat melibatkan anhidrosis (kulit kering yang tidak berkeringat), masalah keseimbangan, delirium (kebingungan atau disorientasi), kulit panas dan memerah atau kulit sangat pucat, tekanan darah rendah atau tinggi, dan dalam kasus yang parah, kejang.
  4. Heatstroke: Ini adalah bentuk hipertermia yang paling parah dan mengancam jiwa. Gejala heatstroke mencakup kebingungan, kejang, dan dapat menyebabkan syok, koma, kegagalan organ, atau kematian.

Penting untuk diingat bahwa hipertermia adalah kondisi serius, dan jika seseorang mengalami gejala serangan panas atau heatstroke, bantuan medis segera harus dicari untuk menghindari komplikasi yang lebih parah.

5 dari 6 halaman

Pengobatan Hipertermia

Pengobatan hipertermia bervariasi tergantung pada tingkat keparahan kondisi dan gejala yang dialami. Berikut adalah panduan pengobatan untuk berbagai tingkatan hipertermia:

1. Hipertermia Ringan hingga Sedang

Untuk hipertermia pada tingkat ini, penderita dapat mencoba tindakan pertolongan pertama. Salah satunya adalah mendinginkan diri dengan minum air dingin atau minuman elektrolit untuk mengganti cairan yang hilang melalui keringat. Melepaskan atau melonggarkan pakaian yang berlebih juga dapat membantu dalam proses pendinginan. Penting untuk segera beristirahat di tempat yang sejuk dan teduh dengan aliran udara yang baik. Mandi air dingin atau menggunakan kipas angin untuk mendinginkan kulit juga dapat membantu. Menempatkan kain dingin dan basah di dahi atau merendam pergelangan tangan di bawah air dingin selama 60 detik adalah metode lain yang berguna. Selama periode ini, sangat penting untuk tidak melanjutkan aktivitas fisik sampai gejalanya hilang.

2. Serangan Panas (Heatstroke)

Heatstroke adalah bentuk hipertermia yang paling parah dan memerlukan penanganan medis segera. Jika seseorang dicurigai mengalami heatstroke, Anda harus segera menghubungi layanan medis darurat (misalnya, panggil 911) atau membawa penderita ke ruang gawat darurat terdekat. Selagi menunggu bantuan, tindakan pertama yang dapat dilakukan adalah memindahkan penderita ke tempat yang sejuk dan teduh. Selanjutnya, Anda dapat mencoba mendinginkan tubuhnya dengan mandi air dingin atau menggunakan kompres es. Penting untuk menjaga penderita tetap tenang dan tidak memberi makan atau minum apa pun sampai dalam keadaan sadar penuh. Setelah bantuan medis tiba di rumah sakit, dokter mungkin akan memberikan cairan intravena yang mengandung elektrolit dan cairan dingin untuk membantu menjaga suhu tubuh pada tingkat aman.

Pada kasus serangan panas yang sangat parah atau rumit, tindakan pengobatan darurat tambahan mungkin diperlukan. Penderita serangan panas sering kali harus dirawat di rumah sakit dan dipantau selama beberapa hari hingga gejalanya sepenuhnya pulih. Dokter akan memantau suhu tubuh dan fungsi organ, dan pemberian cairan intravena akan dilakukan untuk mengembalikan keseimbangan cairan dan elektrolit.

6 dari 6 halaman

Pencegahan Hipertermia

Pencegahan adalah kunci utama dalam menghindari terjadinya hipertermia. Beberapa langkah pencegahan yang dapat diambil meliputi:

  1. Hindari Aktivitas Fisik Berat dalam Cuaca Panas: Jika memungkinkan, hindari melakukan aktivitas fisik berat saat cuaca sangat panas dan lembab. Cobalah untuk menjadwalkan aktivitas fisik di pagi atau sore hari ketika suhu lebih rendah.
  2. Konsumsi Cairan yang Cukup: Penting untuk menjaga tubuh terhidrasi dengan minum banyak air. Minuman olahraga atau minuman yang mengandung elektrolit juga dapat membantu menjaga keseimbangan garam dan cairan dalam tubuh.
  3. Hindari Meninggalkan Anak-anak dan Hewan Peliharaan di Dalam Mobil: Jangan pernah meninggalkan anak-anak atau hewan peliharaan di dalam mobil yang panas. Suhu dalam mobil dapat naik dengan cepat dan menjadi berbahaya.
  4. Tinggallah di Tempat yang Sejuk: Saat terjadi gelombang panas, berada di tempat yang memiliki pendingin udara atau ventilasi yang baik dapat membantu menjaga suhu tubuh tetap normal.
  5. Kenakan Pakaian yang Tepat: Kenakan pakaian yang ringan, longgar, dan berwarna terang jika Anda harus beraktivitas di bawah matahari terik. Pakaian seperti ini dapat membantu tubuh mendinginkan diri dengan lebih efisien.

Jika Anda harus melakukan aktivitas di bawah cuaca panas karena pekerjaan atau olahraga, sangat penting untuk memberi tubuh waktu untuk beradaptasi dengan suhu tinggi secara bertahap. Mulailah dengan aktivitas ringan sekitar dua minggu sebelum Anda perlu melakukan pekerjaan berat atau olahraga. Ini akan membantu tubuh Anda beradaptasi dengan suhu tinggi secara bertahap. Dengan pencegahan yang tepat, hipertermia dapat dicegah, dan risiko terjadinya kondisi ini dapat diminimalkan.