Liputan6.com, Jakarta Al Amin adalah salah satu nama lain dari Rasulullah SAW. Secara bahasa, arti Al Amin adalah seseorang yang dapat dipercaya. Gelar ini diberikan kepada seseorang yang dianggap dapat dipercayai, jujur, dan amanah dalam tindakan dan perkataannya.
Dalam buku yang berjudul Hikmah Kisah Nabi dan Rasul (2021) karya Ridwan Abdullah Sani, menjelaskan bahwa Al Amin adalah salah satu gelar yang memiliki makna dapat dipercaya yang diberikan oleh warga Mekkah karena Rasulullah dianggap sebagai sosok terbaik di antara mereka.
Pemberian gelar atau julukan Al Amin adalah orang yang dapat dipercaya kepada Nabi Muhammad SAW merupakan bentuk kepercayaan warga Mekkah terhadap Rasulullah. Al Amin adalah gambaran perilaku Rasulullah selama hidup dan perlu diteladani oleh para umatnya.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas mengenai makna Al Amin dan sejarahnya dalam Islam yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (8/11/2023).
Makna Al Amin
Dalam buku yang berjudul Hikmah Kisah Nabi dan Rasul (2021) karya Ridwan Abdullah Sani, menjelaskan bahwa Al Amin adalah salah satu gelar yang memiliki makna dapat dipercaya yang diberikan oleh warga Mekkah.
Secara bahasa, makna dari Al Amin adalah orang yang dapat dipercaya atau orang terpercaya. Gelar ini mencerminkan sifat-sifat integritas, kejujuran, dan kepercayaan yang dimiliki oleh individu. Al Amin adalah julukan yang sangat dihormati dan sering digunakan untuk merujuk kepada seseorang yang dianggap sebagai orang yang dapat diandalkan dalam tindakan dan perkataannya.
Dalam sejarah Islam, julukan Al Amin sendiri diberikan kepada Nabi Muhammad SAWÂ setelah peristiwa banjir bandang yang merusak Kabah. Para penduduk Mekkah memberikan gelar Al-Amin kepada Nabi Muhammad sebelum beliau diangkat menjadi rasul. Sifat Al-Amin tampak dalam berbagai aspek, seperti kemampuannya menyampaikan wahyu dengan jujur (sidik), tanggung jawab dalam menyampaikan risalah (amanah), ketekunan dalam menyebarkan kebenaran (tablig), dan kebijaksanaannya dalam menghadapi tantangan (fatanah).
Advertisement
Sejarah Nabi Muhammad SAW Mendapatkan Gelar Al Amin
Masih dari sumber yang sama, kisah pemberian julukan Al Amin adalah orang yang dapat dipercaya kepada Nabi Muhammad SAW yakni berawal saat Nabi Muhammad SAW berusia 35 tahun, terjadi bencana banjir di Mekkah sehingga merusakkan sebagian dinding Ka'bah. Setelah bencana usai, kaum Quraisy beramai-ramai memperbaiki dinding Ka'bah yang runtuh itu. Pada saat pekerjaan telah selesai, dan tinggal Hajar Al-Aswad (batu hitam) yang mesti dikembalikan di tempatnya semula, terjadilah perselisihan di antara mereka. Masing-masing suku ingin memperoleh kehormatan dengan meletakkan Hajar Al-Aswad itu di tempatnya, hampir terjadi pertumpahan darah di antara mereka. Salah seorang dari mereka berkata "Wahai kaumku, janganlah kalian saling bermusuhan karena ini. Sebaiknya, kita tunggu saja esok pagi, siapa yang pertama kali datang ke pintu masjid ini, ialah yang berhak mengambil keputusan."
Pada pagi hari berikutnya, kaum Quraisy mendapati bahwa orang yang pertama kali masuk ke pintu masjid adalah Nahi Muhammad SAW. Akhirnya, bersoraklah mereka menyambutnya, mereka yakin akan kejujuran pemuda Muhammad. Jadilah, Nabi Muhammad SAW sebagai hakim yang memutuskan perkara Hajar Al-Aswad itu. Nabi Muhammad SAW kemudian menggelar kain sorbannya di atas tanah dan meletakkan Hajar Al-Aswad di atasnya. Setelah itu, beliau meminta kepada masing-masing kepala suku untuk memegang tiap-tiap ujung kain itu dan mengangkatnya. Sampai di dekat tempat peletakan Hajar Al-Aswar, beliau mengangkat batu suci tersebut dengan tangannya sendiri, dan meletakkannya di tempatnya semula.
Dengan cara itu, seluruh kaum Quraisy merasa puas dan berseru: "Kamu rela atas keputusan yang dibuat oleh orang yang dipercaya ini". Sejak saat itu, Nabi Muhammad SAW mendapatkan gelar Al-Amin artinya dapat dipercaya. Memang beliau dikenal sebagai orang yang jujur dan dapat dipercaya.
Nama atau Gelar Nabi Muhammad SAW Lainnya
Nabi yang paling banyak memiliki nama adalah Nabi Muhammad, hal ini sesuai dengan tugasnya yang paling banyak di antara nabi-nabi yang lain. Adapun nama-nama Nabi Muhammad SAW adalah sebagai berikut ini:
- Ahmad artinya terpuji. Hal ini tercatat dalam Al-Qur’an surat Ash-Shaff ayat 6.
- Mahi artinya penghapus, karena Rasulullah diberi tugas untuk menghapus kesyirikan dan kekufuran.
- Hasyir artinya pengumpul, karena manusia dikumpulkan di atas kaki beliau.
- ‘Aqib artinya terakhir, karena tidak ada Nabi lagi setelah Nabi Muhammad SAW.
- Rauf wa Rahim artinya kasih sayang, karena Nabi lain tidak ada yang setara kasih sayangnya seperti Nabi Muhammad SAW.
- Al-Mutawakkil artinya pelurus, pemberi kabar gembira dan pemberi peringatan.
- Al-Muqaffi artinya pengikut, karena inti ajarannya mengikuti ajaran para Nabi sebelumnya.
- Nabiyuttaubah artinya Nabi yang selalu bertaubat.
- Nabiyurrahmah artinya Nabi yang memiliki kasih sayang.
- Nabiyyulmalhamah artinya Nabi yang diutus untuk berjihad menghadapi musuh Allah SWT.
- Al Basyir artinya pemberi kabar gembira.
- Al Munir artinya penerang.
Sedangkan sifat-sifat Nabi Muhammad yang wajib diteladani adalah sebagai berikut ini:
- Shidiq artinya selalu benar. Seorang rasul selalu berkata yang benar, baik benar dalam menyampaikan wahyu yang bersumber dari Allah SWT, maupun benar dalam perkataan-perkataan yang berhubungan dengan persoalan keduniaan.
- Amanah artinya dapat dipercaya. Seorang rasul senantiasa menjalankan tugas kenabiannya sesuai dengan tugas yang diberikan Allah SWT kepadanya.Â
- Tabligh artinya menyampaikan perintah dan larangan, yaitu seorang rasul selalu menyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad saw dan tidak disampaikan kepada umatnya.Â
- Fathonah artinya cerdas. Seorang rasul adalah manusia pilihan yang memiliki kecerdasan yang tinggi. Hal ini tentunya sangat dibutuhkan dalam menjalankan tugas dari Allah SWT.
Advertisement