Sukses

Hubungan Toxic Adalah Merugikan dan Tidak Sehat, Kenali Tanda dan Cara Keluarnya

Hubungan toxic dapat terjadi dalam sebuah percintaan, pertemanan, dan dalam lingkup keluarga.

Liputan6.com, Jakarta - Hubungan toxic adalah hubungan interpersonal yang merugikan dan tidak sehat. Dalam hubungan ini, seringkali terjadi perilaku yang merugikan seperti penyalahgunaan verbal atau fisik, manipulasi emosional, kontrol yang berlebihan, dan tindakan merugikan lainnya.

Hubungan toxic dapat terjadi dalam sebuah percintaan, pertemanan, dan dalam lingkup keluarga. Tanda khas hubungan toxic adalah ketidakseimbangan kekuasaan dan ketidaksehatan dalam interaksi.

Salah satu atau kedua individu dalam hubungan ini akan mengalami stres, kecemasan, dan kerusakan psikologis akibat perilaku yang merugikan. Penting untuk mengenali tanda-tanda hubungan toxic dan mencari dukungan untuk mengatasi masalah tersebut.

Keluar dari hubungan toxic adalah langkah yang berani dan diperlukan untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan individu yang terlibat. Dukungan dari teman, keluarga, atau profesional kesehatan mental dapat membantu individu dalam melepaskan diri dari hubungan toxic dan memulai proses penyembuhan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang pengertian hubungan toxic, tanda, dampak, penyebab, dan cara keluar dari hubungan merugikan ini, Rabu (8/11/2023).

2 dari 4 halaman

Hubungan yang Merusak dan Sangat Merugikan

Hubungan toxic adalah bentuk interaksi interpersonal yang merugikan dan seringkali melibatkan berbagai bentuk penyalahgunaan, seperti kekerasan verbal, psikologis, dan bahkan fisik. Individu yang terperangkap dalam hubungan semacam ini seringkali mengalami perasaan tidak bahagia, direndahkan, dan ketidakadilan. Penting untuk memahami beberapa ciri dan dampak yang mungkin timbul dalam hubungan semacam ini.

Ditegaskan oleh Siloam Hospitals, hubungan toxic adalah hubungan yang merugikan dan tidak sehat, membuat individu yang terlibat merasa tidak bahagia, direndahkan, dan seringkali menjadi sasaran amarah, yang bisa berujung pada kekerasan verbal, psikologis, atau fisik. 

Tanda-Tandanya

Salah satu tanda hubungan toxic adalah adanya manipulasi emosional yang terus-menerus. Seorang pasangan dapat secara berulang kali menggunakan taktik manipulatif untuk mencoba mengendalikan yang lainnya. Sebagai contoh, seorang individu dalam hubungan ini akan selalu menekan pasangannya untuk memenuhi semua keinginan mereka.

Dalam buku berjudul Sembuh dari Depresi karya Tim Menulis Indonesia, hubungan toxic adalah jenis hubungan yang sangat merusak dan sangat merugikan bagi kedua belah pihak atau pihak-pihak yang terlibat di dalamnya.

Dampak Nyata

Ini karena dalam situasi hubungan toxic, seringkali terjadi penyalahgunaan verbal yang dapat merusak harga diri dan kesehatan mental. Pasangan dalam hubungan seperti ini seringkali memarahi atau menghina satu sama lain, menyebabkan perasaan rendah diri, kecemasan, dan stres. Sebagai contoh, seorang individu bisa secara teratur menggunakan kata-kata kasar atau mengkritik pasangannya secara tidak wajar.

Kekerasan fisik juga bisa menjadi komponen yang sangat merugikan dalam hubungan toxic. Pasangan dalam hubungan ini bisa mengalami kekerasan fisik, seperti pukulan, tendangan, atau tindakan fisik lainnya yang merugikan kesehatan fisik mereka. Kejadian semacam ini bisa mengakibatkan cedera fisik serius dan merugikan. Dampaknya terhadap kesehatan mental dan fisik individu yang terlibat bisa sangat merugikan.

Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda-tanda hubungan toxic dan mencari bantuan, baik dari teman dan keluarga, maupun melalui konseling profesional, untuk keluar dari hubungan tersebut dan memulai proses penyembuhan.

Siloam Hospital menyebut dalam hubungan toxic dalam percintaan, seringkali korban tidak menyadari bahwa mereka berada dalam hubungan yang tidak sehat, menganggap perilaku pasangan sebagai hal yang normal, dan bertahan karena cinta. Akibatnya, dampak hubungan tersebut berlarut-larut, dan korban dapat mengalami cemas berlebih, stres, depresi, dan masalah kesehatan fisik seperti gangguan psikosomatik dan penyakit jantung.

3 dari 4 halaman

Penyebab Utama Hubungan Toxic

Apa sebenarnya penyebab hubungan toxic ini? Melansir dari Cleveland Clinic ada tiga penyebab utama hubungan toxic, yakni:

1. Masa lalu seseorang

Latar belakang masa lalu seseorang dapat berkontribusi pada terbentuknya perilaku toxic dalam hubungan. Seseorang yang memiliki pengalaman traumatis atau kurangnya empati dan simpati dalam masa lalu mereka mungkin cenderung sulit untuk memahami dan mendukung emosi pasangan atau orang lain.

Hal ini dapat mengarah pada perilaku yang merugikan dalam hubungan, seperti kurangnya empati, keegoisan, atau ketidakpedulian terhadap perasaan pasangan, teman, atau keluarga.

2. Pengalaman buruk di masa lalu

Pengalaman buruk di masa lalu, seperti perundungan atau bullying, dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan mental seseorang. Individu yang pernah menjadi korban perundungan mungkin mengembangkan mekanisme pertahanan yang tidak sehat atau rasa ketidakamanan, yang dapat memengaruhi hubungan mereka.

Mereka bisa menjadi lebih cenderung untuk membalas dendam atau mengatasi rasa trauma mereka dengan perilaku merugikan terhadap orang lain, termasuk pasangan atau teman.

3. Gangguan mental

Individu dengan gangguan mental yang cukup mengganggu seperti kecemasan atau depresi akut mungkin mengalami kesulitan dalam mengelola emosi dan perilaku mereka. Kecemasan yang parah dapat menghasilkan perilaku posesif atau paranoid, sementara depresi akut dapat membuat seseorang menjadi sulit untuk menjaga hubungan yang sehat dan bahagia.

Gangguan mental ini bisa menjadi faktor penyebab perilaku toxic dalam hubungan, karena individu tersebut mungkin tidak mampu mengelola emosi dan merespon konflik secara sehat.

Selain yang sudah disebutkan, penyebab hubungan toxic yang Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, yakni:

4. Ketidakmampuan dalam mengelola konflik

Individu yang tidak memiliki keterampilan yang cukup dalam mengelola konflik dapat merespon dengan cara yang merugikan dalam hubungan. Mereka mungkin cenderung untuk menghindari konflik atau, sebaliknya, menghadapi konflik dengan agresi atau manipulasi. Ketidakmampuan dalam mengatasi konflik secara sehat dapat memicu perilaku toxic dalam hubungan.

5. Ketidakseimbangan kekuasaan

Ketidakseimbangan kekuasaan dalam hubungan, ketika salah satu pasangan memiliki kendali atau dominasi yang berlebihan, dapat menciptakan situasi ketika satu pihak menjadi pengendali dan pihak lainnya menjadi korban. Hal ini bisa memicu perilaku toxic, seperti penyalahgunaan kekuasaan, pemerasan, atau perlakuan tidak adil.

6. Rendahnya harga diri

Individu dengan harga diri yang rendah mungkin cenderung untuk mencari pengakuan atau memperoleh rasa kuasa melalui perilaku toxic. Mereka merasa tidak aman atau merasa perlu untuk mendominasi orang lain dalam upaya untuk mengatasi ketidakpastian diri mereka sendiri.

7. Ketidakpuasan dalam hubungan

Ketidakpuasan dalam hubungan, termasuk ketidakcocokan nilai, kebutuhan yang tidak terpenuhi, atau perasaan terjebak, dapat memicu perilaku toxic. Individu yang merasa tidak puas dalam hubungan mereka mungkin mencoba mengendalikan pasangan atau mengungkapkan ketidakpuasan mereka dengan cara yang merugikan.

 

 

4 dari 4 halaman

Cara Keluar dari Hubungan Toxic

1. Kenali Tanda-Tanda Hubungan Toxic

Pertama, penting untuk mengidentifikasi tanda-tanda hubungan toxic. Hal ini mencakup perilaku yang merugikan, penyalahgunaan verbal atau fisik, kontrol yang berlebihan, manipulasi emosional, dan lainnya. Memahami bahwa Anda berada dalam hubungan yang tidak sehat adalah langkah pertama yang penting.

2. Berbicara dengan Seseorang yang Dipercayai

Cari dukungan dari teman, keluarga, atau seorang profesional. Bicarakan situasi dengan seseorang yang dipercayai dan berbagilah pengalaman. Kadang-kadang, berbicara tentang masalah tersebut dapat membantu mendapatkan perspektif yang lebih jelas dan dukungan yang Anda butuhkan.

3. Buat Rencana Keamanan

Jika merasa, keluar dari hubungan tersebut mungkin berisiko atau sulit, pertimbangkan untuk membuat rencana keamanan. Ini dapat mencakup mengidentifikasi tempat yang aman, menyimpan dokumen penting, menghubungi layanan darurat jika diperlukan, dan menginformasikan teman atau keluarga tentang situasi Anda.

4. Batasi Kontak

Mulailah dengan membatasi kontak dengan pasangan, teman, atau anggota keluarga yang toxic. Ini dapat memberikan Anda ruang untuk merenung dan mengambil langkah-langkah selanjutnya. Jika merasa aman melakukannya, berbicaralah dengan pasangan atau anggota keluarga tentang keinginan Anda untuk mengakhiri hubungan.

5. Cari Dukungan Profesional

Berpikir tentang mencari bantuan dari seorang konselor atau terapis yang berpengalaman dalam hubungan dan kesehatan mental. Mereka dapat membantu mengatasi trauma, mengembangkan keterampilan pengelolaan stres, dan memberikan dukungan emosional yang diperlukan.

6. Buat Keputusan dan Lakukan Langkah Pertama

Setelah memiliki dukungan dan rencana, buat keputusan untuk keluar dari hubungan toxic. Ini bisa menjadi langkah yang sulit, tetapi penting untuk kesejahteraan Anda. Lakukan langkah pertama, seperti mengungkapkan niat kepada pasangan atau keluarga, dan pastikan mengikuti rencana keamanan yang sudah dibuat.

7. Pertimbangkan Perlindungan Hukum

Jika merasa dalam bahaya atau jika situasinya memerlukan perlindungan hukum, jangan ragu untuk menghubungi pihak berwenang atau pengacara. Anda memiliki hak untuk melindungi diri sendiri dari penyalahgunaan dan ancaman.

8. Jaga Kesehatan Mental dan Fisik

Setelah keluar dari hubungan toxic, fokuslah pada pemulihan dan perbaikan diri. Jaga kesehatan mental dan fisik dengan menjalani gaya hidup yang sehat, mencari dukungan psikologis jika diperlukan, dan menjalin hubungan positif dengan orang-orang yang peduli tentang kesejahteraan Anda.

Â