Liputan6.com, Jakarta - Memahami perbedaan Hamas Palestina dan ISIS penting karena pandangan terhadap keduanya berbeda oleh beberapa negara. Hamas dianggap sebagai kelompok teroris oleh sejumlah negara Barat dan organisasi internasional. Sementara di mata sebagian besar warga Palestina, mereka pejuang kemerdekaan dan pembebasan dari penjajahan Israel.
Hamas, yang didirikan pada 1987, bertujuan untuk memerangi pendudukan Israel dan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. Meskipun mereka menggunakan taktik perlawanan bersenjata, mereka juga berperan dalam penyediaan layanan sosial kepada warga Palestina. Cita-cita dan tujuan Hamas berperang, tertulis secara lengkap di Piagam Hamas pada tahun 1988.
Advertisement
Baca Juga
Sementara itu, ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) dikenal sebagai kelompok ekstremis yang telah mengadakan serangkaian tindakan kekerasan yang melibatkan terorisme dan penindasan di seluruh dunia. Mereka mendapatkan pengecaman luas dari berbagai negara dan organisasi internasional karena ideologi radikal mereka. Apalagi perbedaan Hamas dan ISIS?
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam empat perbedaan Hamas Palestina dan ISIS yang dimaksudkan, Rabu (8/11/2023).
1. Tujuan
Hamas
Hamas, yang berdiri untuk "Harakat al-Muqawamah al-Islamiyyah" atau Gerakan Pertahanan Islam, didirikan untuk memperjuangkan hak dan kemerdekaan rakyat Palestina, khususnya dalam konteks konflik dengan Israel. Mereka mendorong pembebasan tanah Palestina dari pendudukan Israel dan penentuan nasib sendiri bagi rakyat Palestina. Hamas menggunakan berbagai cara, termasuk perlawanan bersenjata, politik, dan kerja sosial, untuk mencapai tujuannya.
Pasal 9 Piagam Palestina menegaskan keyakinan Hamas akan kemerdekaan tersebut, dan mereka telah menggerakkan sumber daya dan pasukan mereka dalam upaya melawan pendudukan Israel. Selain mencari kemerdekaan, Hamas juga memiliki visi untuk membentuk negara Islam, dan mereka memiliki afiliasi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir untuk mendukung upaya ini.
Dalam pandangan Hamas, kemerdekaan rakyat Palestina di bawah naungan Islam, yang merupakan agama mayoritas di wilayah tersebut, dianggap sebagai jalan menuju kesejahteraan dan kebahagiaan yang dijamin oleh Allah SWT. Hamas adalah organisasi yang sangat kontroversial, dengan beberapa pihak yang menganggapnya sebagai gerakan perlawanan dan yang lain yang mengklasifikasikannya sebagai organisasi teroris. Persepsi tentang Hamas bervariasi tergantung pada sudut pandang dan pendekatan politik masing-masing negara dan entitas.
ISIS
ISIS, sebaliknya, adalah organisasi yang bertujuan mendirikan sebuah khilafah Islam yang luas, yang melibatkan negara-negara di berbagai wilayah dunia. Mereka mengejar visi global dan ingin menghapus batasan nasional untuk menciptakan pemerintahan yang tunduk pada hukum Islam. Tujuan mereka jauh lebih ekstrem, dan mereka menggunakan taktik kekerasan ekstrem untuk mencapainya.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Teroris (BNPT), perkembangan perekrutan anggota ISIS dilakukan melalui orang terdekat dan keluarga. Hal ini dilakukan karena faktor kepercayaan yang akan lebih kuat dalam mempengaruhi individu untuk bergabung dengan kelompok tersebut.
Advertisement
2. Wilayah Operasinya
Hamas
Hamas terutama beroperasi di wilayah Palestina, dengan fokus utama pada Gaza dan Tepi Barat. Konflik utama mereka adalah dengan Israel, dan mereka bertujuan untuk mencapai kemerdekaan Palestina dari pendudukan Israel. Hamas menggunakan berbagai cara, termasuk perlawanan bersenjata, politik, dan kerja sosial, dalam upaya mencapai tujuan kemerdekaan tersebut.
Mereka juga memiliki dukungan dari beberapa negara dan kelompok yang mengakui perjuangan mereka sebagai gerakan pembebasan nasional, meskipun banyak negara, terutama Barat, mengklasifikasikan Hamas sebagai organisasi teroris karena taktik perlawanan bersenjata yang mereka gunakan.
Fakta menunjukkan Hamas, dan dalam beberapa kasus sayap militernya, Brigade Izzedine al-Qassam, telah diidentifikasi sebagai organisasi teroris oleh Israel, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan negara-negara lain.
ISIS
Sementara itu, ISIS adalah organisasi transnasional yang telah beroperasi di berbagai negara, termasuk Irak, Suriah, Libya, dan Afghanistan. Mereka mencoba mengambil alih wilayah-wilayah ini dengan kekerasan dan mencoba mengklaim kendali atas wilayah-wilayah ini dalam upaya mencapai tujuan mereka yang global, yaitu mendirikan sebuah khilafah Islam yang melibatkan negara-negara di berbagai wilayah dunia.
ISIS dikenal dengan taktik kekerasan ekstrem dan terorisme dalam upaya mencapai visi global mereka.
Pada pertengahan tahun 2015, Institute for Policy Analysis of Conflict (IPAC) mencatat adanya penurunan penggunaan Facebook, Google Plus, dan Twitter oleh jihadis asal Indonesia. Hal ini dikarenakan alasan keamanan, sehingga mereka beralih ke aplikasi seperti WhatsApp, Telegram, dan Zello untuk berkomunikasi.
3. Pengelolaan Wilayah
Hamas
Hamas, selain sebagai gerakan perlawanan, juga memiliki peran pemerintahan di Gaza. Mereka berupaya menyediakan layanan sosial, ekonomi, dan politik kepada penduduk Gaza. Ini termasuk penyediaan bantuan sosial, pendidikan, layanan kesehatan, dan infrastruktur dasar.
Namun, situasi ekonomi di wilayah ini telah sangat sulit karena blokade dan konflik berkepanjangan dengan Israel. Meskipun memiliki keterbatasan sumber daya, Hamas berusaha untuk memenuhi kebutuhan dasar rakyat Gaza dan mempertahankan otonomi di wilayah yang mereka kendalikan.
Dalam buku berjudul Hamas: Ikon Perlawanan Islam Terhadap Zionisme Israel (2009) karya Bawono Kumoro, mereka Hamas meyakini bahwa wilayah kekuasaan Palestina dulunya membentang dari Laut Tengah di selatan sampai Sungai Jordan di utara.
ISIS
Di sisi lain, ISIS memiliki tujuan yang lebih luas dan ekstrem. Mereka mencoba mendirikan pemerintahan dalam bentuk khilafah di wilayah yang dikuasai, yang mencakup sebagian dari Irak dan Suriah pada puncak kekuasaan mereka.
ISIS menerapkan hukum Islam yang sangat ketat, yang sering kali melibatkan tindakan keras dan pemaksaan kebijakan yang otoriter. Mereka berupaya mengendalikan seluruh aspek kehidupan, termasuk aspek politik, sosial, dan ekonomi, dengan interpretasi yang sangat konservatif terhadap Islam.
Liputan6.com lansir dari berbagai sumber, ISIS tercatat sudah berhasil menguasai sejumlah wilayah, termasuk Kota Raqqa di Suriah dan Mosul di Irak, yang menjadi sorotan dunia. Kelompok ini mendapatkan pendanaan dari individu kaya di negara-negara Arab, terutama Kuwait dan Arab Saudi, yang mendukung perjuangan mereka melawan pemerintahan di Suriah.
ISIS juga menguasai sejumlah ladang minyak di Suriah dan menjual kembali pasokan minyak tersebut, termasuk kepada pemerintah Suriah.
Advertisement
4. Ideologi
Hamas
Hamas adalah gerakan nasionalis-keagamaan yang didasarkan pada ajaran Islam. Mereka menggabungkan aspek perlawanan bersenjata dengan partisipasi politik dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan. Hamas mengikuti ideologi yang mencerminkan nasionalisme dan Islam moderat.
Fakta terbaru yang Liputan6.com temukan menyebut Iran telah lama menjadi pendukung Hamas di Gaza Palestina.
Mereka memberikan dukungan finansial, persenjataan, dan pelatihan kepada kelompok ini dalam upaya untuk memperkuat perlawanan terhadap Israel. Dukungan Iran kepada Hamas bukan hanya bersifat retorika, tetapi juga melibatkan bantuan nyata yang memengaruhi dinamika di wilayah tersebut.
ISIS
ISIS adalah kelompok ekstremis yang menganut ideologi radikal dan ekstrem dalam pemahaman Islam. Mereka menggunakan taktik kekerasan ekstrem, terorisme, dan penindasan brutal untuk mencapai tujuan global mereka, termasuk pendirian khilafah. Ideologi mereka secara luas dikecam oleh dunia internasional.
Menurut Brian Michael Jenkins dalam bukunya berjudul Brothers Killing Brothers (2014), ISIS merupakan gerakan atau kelompok ekstremis Muslim yang dibentuk pada tanggal 9 April 2013 di bawah pimpinan Abu Bakar al-Baghdadi. Gerakan ini mengadopsi kekerasan dan taktik teror sebagai sarana untuk mencapai tujuannya.