Liputan6.com, Jakarta Pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Kondisi ini dapat menyebabkan penderita mengalami batuk, demam, dan sesak napas. Pneumonia yang dibiarkan akan menyebabkan gangguan yang lebih serius pada anak.Â
Baca Juga
Dikutip dari laman Health Liputan6.com, pneumonia adalah peradangan paru yang terutama disebabkan oleh infeksi kuman. Menurut penelitian dan laporan penyebab utama pneumonia bakteria adalah Streptococcus pneumoniae atau dikenal dengan Pneumokokus.
Advertisement
Gejala pneumonia pada anak sulit untuk dibedakan dengan penyakit napas yang lainnya. Untuk itu, orang tua perlu mengenali gejala pneumonia pada anak agar dapat ditangani dengan cepat oleh dokter atau tenaga medis.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai gejala pneumonia pada anak dan cara penanganannya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/11/2023).
Mengenal Pneumonia pada Anak
Dikutip dari laman HealthLiputan6.com, pneumonia adalah peradangan paru yang terutama disebabkan oleh infeksi kuman. Menurut penelitian dan laporan penyebab utama pneumonia bakteria adalah Streptococcus pneumoniae atau dikenal dengan Pneumokokus.
Sedangkan menurut Mayo Clinic, pneumonia adalah infeksi yang menyebabkan peradangan pada kantung udara di salah satu atau kedua paru-paru. Tingkat keparahan pneumonia dapat berkisar dari ringan hingga mengancam jiwa. Penyakit ini paling serius terjadi pada bayi dan anak kecil, orang berusia di atas 65 tahun, serta orang dengan masalah kesehatan atau sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, pneumonia adalah suatu bentuk infeksi saluran pernapasan akut yang menyerang paru-paru. Paru-paru terdiri dari kantung kecil yang disebut alveoli, yang terisi udara saat orang sehat bernapas. Ketika seseorang menderita pneumonia, alveoli dipenuhi nanah dan cairan, yang membuat pernapasan terasa nyeri dan membatasi asupan oksigen.
Pneumonia adalah penyebab kematian menular terbesar pada anak-anak di seluruh dunia. Pneumonia menewaskan 740.180 anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2019, menyumbang 14% dari seluruh kematian anak di bawah 5 tahun tetapi 22% dari seluruh kematian pada anak berusia 1 hingga 5 tahun.
Advertisement
Gejala Pneumonia pada Anak-Anak
Mengutip dari laman Health Liputan6.com, Pada saat anak sakit pneumonia gejala yang muncul batuk, demam dan sesak napas. Memang gejala ini sulit dibedakan dengan penyakit saluran napas lain. Untuk membedakannya, orangtua harus menghitung laju napas ketika batuk, demam, muntah, tampak gelisah atau lelah, tidak berenergi, dan sesak napas. Hal ini perlu dilakukan lantaran gejala paling menonjol saat bayi dan balita alami pneumonia adalah napas cepat meski dalam keadaan tenang atau tidak menangis.
Napas bayi dan anak yang sakit pneumonia adalah lebih dari 60 kali dalam satu menit untuk usia nol sampai dengan dua bulan. Untuk usia dua bulan sampai dengan satu tahun kecepatan napas di atas 50 kali dalam satu menit, sedangkan di usia satu hingga lima tahun di atas 40 kali per menit. Bahkan gejala ini juga disertai dengan tarikan dinding dada ke arah dalam saat menarik napas.
Sedangkan pada orang dewasa, gejala pneumonia adalah sebagai berikut ini:
- Nyeri dada saat bernapas atau batuk.
- Kebingungan atau perubahan kesadaran mental (pada orang dewasa berusia 65 tahun ke atas)
- Batuk, yang mungkin menghasilkan dahak.
- Kelelahan.
- Demam, berkeringat, dan menggigil.
- Suhu tubuh lebih rendah dari normal (pada orang dewasa berusia di atas 65 tahun dan orang dengan sistem kekebalan lemah).
- Mual, muntah atau diare.
- Sesak napas.
Penyebab Pneumonia Pada Anak
Penyebab pneumonia pada anak cukup beragam, mulai dari infeksi virus, bakteri, maupun jamur. Yang paling umum adalah sebagai berikut:
- Streptococcus pneumoniae adalah penyebab paling umum dari pneumonia bakterial pada anak-anak.
- Haemophilus influenzae tipe b (Hib) adalah penyebab paling umum kedua dari pneumonia bakterial.
- Virus pernapasan syncytial adalah virus penyebab pneumonia yang paling umum.
- Pada bayi yang terinfeksi HIV, Pneumocystis jiroveci adalah salah satu penyebab paling umum dari pneumonia, dan bertanggung jawab atas setidaknya seperempat dari seluruh kematian akibat pneumonia pada bayi yang terinfeksi HIV.
Advertisement
Cara Penanganan Pneumonia pada Anak
Pengobatan pada anak yang menderita penyakit pneumonia tergantung dengan penyebabnya. Umumnya, dokter atau tenaga medis lainnya akan memberikan  obat antibiotik untuk menangani pneumonia akibat infeksi bakteri, obat antivirus untuk pneumonia akibat infeksi virus, dan obat antijamur untuk pneumonia yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Antibiotik pilihan untuk pengobatan lini pertama adalah tablet dispersi amoxicillin. Selain itu, untuk menurunkan gejala demam, dokter juga bisa memberikan obat pereda demam, seperti ibuprofen atau paracetamol. Sedangkan untuk rawat inap dianjurkan hanya untuk kasus pneumonia yang parah. Meski sedang sakit pneumonia, bayi hingga balita yang masih membutuhkan ASI jangan lupa untuk tetap memberikannya ASI agar kondisi ia bisa cepat pulih. Sedangkan untuk anak-anak tetap perlu mendapatkan asupan makanan dan minuman yang cukup. Hal ini juga bisa mencegahnya mengalami dehidrasi pada bayi maupun anak-anak.
Cara Mencegah Pneumonia pada Anak
Penyakit pneumonia sendiri tidak dapat dianggap sepele, karena hal ini akan berdampak pada pertumbuhan anak dalam jangka panjang. Bagi orang tua penting untuk mengetahui cara mencegah terjadinya pneumonia pada anak, yakni:
- Memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup protein hewani dan nabati.
- Menghindari anak dari orang yang sedang batuk pilek, polusi asap rokok, kompor, kendaraan, pembakaran sampah, dan debu jalanan.
- Menjaga sirkulasi udara di rumah.
- Memakai masker di tempat yang banyak polusi asap dan debu.
- Melengkapi imunisasi sejak bayi, termasuk PCV.
Advertisement