Sukses

IUD Adalah Intrauterine Device, Pahami Kelebihan, Efek Samping, dan Prosedur Pemasangannya

IUD adalah Intrauterine Device, yang juga dikenal sebagai alat KB dalam rahim.

Liputan6.com, Jakarta Pengendalian kelahiran adalah aspek penting dalam perawatan kesehatan dan perencanaan keluarga. Salah satu metode kontrasepsi yang cukup umum digunakan adalah IUD.

IUD adalah Intrauterine Device, yang juga dikenal sebagai alat KB dalam rahim. IUD adalah salah satu pilihan yang efektif dan memiliki banyak manfaat yang telah memberikan kontribusi besar dalam mengatasi masalah kehamilan yang tidak diinginkan.

IUD adalah perangkat kecil yang dimasukkan ke dalam rahim oleh seorang profesional medis yang terlatih. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang IUD, mengungkap berbagai jenis, cara kerjanya, manfaat, dan pertimbangan yang perlu dipertimbangkan saat memilihnya sebagai metode kontrasepsi.

Kami akan membahas kelebihan dan kelemahan IUD, serta memberikan pemahaman yang lebih baik tentang metode kontrasepsi ini, sehingga individu dan pasangan dapat membuat keputusan yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi mereka dalam perencanaan keluarga. Untuk memahami apa itu kontrasepsi IUD, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (12/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Pengertian IUD

IUD adalah  adalah alat kontrasepsi yang berbentuk seperti huruf 'T' dan terbuat dari bahan plastik atau tembaga. IUD ini dipasang di dalam rahim wanita dengan tujuan mencegah terjadinya kehamilan. Alat kontrasepsi IUD termasuk salah satu metode kontrasepsi yang sangat efektif dalam mencegah kehamilan. Terdapat dua jenis IUD, yaitu IUD hormonal dan non-hormonal.

IUD Hormonal

IUD jenis ini mengandung hormon progesteron yang dilepaskan perlahan ke dalam rahim. Hormon ini dapat mencegah sperma bertemu dengan sel telur dan juga membuat lendir serviks menjadi lebih tebal sehingga sperma sulit untuk mencapai rahim. Selain itu, IUD hormonal dapat mengubah siklus haid dan dalam beberapa kasus, dapat membuat menstruasi menjadi lebih ringan atau bahkan menghilang.

IUD Non-Hormonal

IUD non-hormonal, seperti yang dilapisi tembaga, bekerja dengan cara melepaskan ion tembaga ke dalam rahim. Ion tembaga ini dapat mengganggu pergerakan sperma dan mencegah pembuahan. Alat kontrasepsi ini juga dapat bertahan dalam tubuh hingga sepuluh tahun.

Salah satu keunggulan utama dari IUD adalah tingkat efektivitasnya yang sangat tinggi dalam mencegah kehamilan. Setelah dipasang, IUD dapat bekerja segera dan efektif mencegah kehamilan. IUD tidak memengaruhi hormon tubuh secara signifikan, kecuali pada jenis IUD hormonal yang dapat mengubah siklus haid.

Meskipun IUD sangat efektif dalam mencegah kehamilan, penggunaan IUD harus dilakukan oleh profesional medis yang terlatih, dan pemilihan jenis IUD harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan serta preferensi individu. Selain itu, seperti semua metode kontrasepsi, IUD juga memiliki potensi efek samping, seperti perubahan siklus haid, nyeri haid, atau peningkatan risiko infeksi. Oleh karena itu, konsultasi dengan dokter adalah langkah yang bijak sebelum memutuskan untuk menggunakan IUD sebagai metode kontrasepsi.

3 dari 6 halaman

Kelebihan IUD Dibandingkan Alat Kontrasepsi Lain

IUD adalah alat kontrasepsi yang memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan alat kontrasepsi lainnya, yang menjadikannya pilihan yang populer bagi banyak wanita. Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai kelebihan KB IUD:

1. Efisiensi Tinggi

KB IUD adalah salah satu metode kontrasepsi yang paling efisien. Setelah dipasang, ini dapat bekerja secara efektif dalam mencegah kehamilan tanpa perlu perhatian sehari-hari seperti mengingat minum pil kontrasepsi atau penggunaan kondom. Keefisienan IUD sangat tinggi, dan peluang hamil sangat rendah.

2. Reversibel

Salah satu kelebihan utama IUD adalah kemampuannya untuk dilepas dengan mudah oleh profesional medis. Ini berarti jika seorang wanita memutuskan untuk hamil atau mengganti metode kontrasepsi, IUD dapat dihapus, dan kesuburan akan pulih tanpa adanya gangguan.

3. Aman untuk Ibu Menyusui

KB IUD, terutama jenis non-hormonal yang mengandung tembaga, adalah pilihan yang aman untuk ibu yang sedang menyusui. Ini tidak akan memengaruhi produksi susu atau kesehatan bayi.

4. Melindungi dari Kanker

Penggunaan KB IUD telah terkait dengan penurunan risiko terkena kanker serviks dan kanker endometrium (rahim). Ini merupakan keuntungan tambahan bagi wanita yang menggunakan IUD.

5. Tidak Mempengaruhi Berat Badan

KB IUD tidak memiliki efek pada berat badan wanita. Ini berbeda dengan beberapa metode kontrasepsi hormonal yang dapat menyebabkan perubahan berat badan.

6. Mengurangi Efek PMS (Sindrom Pramenstruasi)

Beberapa wanita melaporkan bahwa penggunaan KB IUD, terutama jenis hormonal, dapat mengurangi gejala PMS seperti kram perut, nyeri payudara, dan perubahan suasana hati.

Meskipun KB IUD memiliki berbagai kelebihan ini, penting untuk dicatat bahwa reaksi tubuh setiap individu berbeda. Beberapa wanita mungkin mengalami efek samping tertentu atau ketidaknyamanan, dan penting untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memutuskan jenis kontrasepsi yang paling sesuai untuk situasi dan kebutuhan pribadi.

4 dari 6 halaman

Efek Samping Penggunaan IUD

Penggunaan KB IUD (Intra Uterine Device) dapat menyebabkan beberapa efek samping, dan efek samping ini dapat bervariasi antara individu. Berikut adalah beberapa efek samping yang mungkin terjadi saat menggunakan IUD:

1. Peningkatan Perdarahan Menstruasi

Salah satu efek samping umum dari KB IUD adalah peningkatan perdarahan menstruasi. Beberapa wanita mungkin mengalami menstruasi yang lebih berat dan berkepanjangan daripada sebelumnya. Ini bisa menjadi salah satu efek yang tidak diinginkan bagi beberapa individu.

2. Kram Perut

Kram perut yang hebat selama menstruasi juga bisa menjadi efek samping. Beberapa wanita mungkin mengalami kram perut yang lebih intens atau nyeri perut selama menstruasi. Namun, penting untuk diingat bahwa gejala ini dapat bervariasi dari individu ke individu.

3. Efek Samping Umum

KB IUD hormon hormonal bisa menyebabkan efek samping seperti sakit kepala, jerawat, mual, dan nyeri pada payudara. Ini adalah efek samping yang umum terkait dengan perubahan hormon dalam tubuh akibat penggunaan IUD hormonal.

4. Infeksi

Meskipun sangat jarang, penggunaan IUD juga dapat meningkatkan risiko infeksi. Infeksi rahim atau saluran tuba adalah efek samping yang serius dan memerlukan perhatian medis segera.

5. Perubahan Siklus Menstruasi

Beberapa wanita mungkin mengalami perubahan dalam siklus menstruasi mereka, seperti perdarahan yang tidak teratur atau tidak adanya menstruasi. Efek samping ini mungkin merupakan hasil dari adaptasi tubuh terhadap kehadiran IUD.

6. Perubahan pada Kram Perut

Sementara beberapa wanita mungkin mengalami peningkatan kram perut, yang lain mungkin mengalami penurunan nyeri kram perut selama menstruasi. Ini juga dapat bervariasi berdasarkan tipe IUD yang digunakan dan respons tubuh masing-masing.

Penting untuk dicatat bahwa tidak semua wanita akan mengalami efek samping ini, dan efek samping dapat bervariasi. Jika Anda mempertimbangkan penggunaan KB IUD, konsultasikan dengan dokter Anda untuk mendiskusikan manfaat dan risiko berdasarkan situasi kesehatan dan preferensi pribadi Anda. Selalu penting untuk memahami potensi efek samping dan berbicara dengan profesional kesehatan Anda sebelum membuat keputusan tentang jenis kontrasepsi yang paling sesuai.

5 dari 6 halaman

Wanita yang Tidak Boleh Menggunakan IUD

IUD adalah metode kontrasepsi yang efektif, tetapi tidak semua wanita disarankan untuk menggunakannya. Berikut adalah beberapa kelompok wanita yang mungkin tidak disarankan menggunakan IUD sebagai metode kontrasepsi:

1. Memiliki Penyakit Radang Pelvis atau Infeksi Menular Seksual (IMS) Aktif

Wanita yang sedang menderita penyakit radang pelvis (PID) atau infeksi menular seksual aktif, seperti gonore atau klamidia, mungkin tidak disarankan untuk menggunakan IUD. Pemasangan IUD pada wanita dengan infeksi aktif dapat meningkatkan risiko penyebaran infeksi ke rahim atau tuba fallopi, yang dapat menyebabkan PID yang serius.

2. Sedang Hamil

IUD bukanlah metode kontrasepsi yang sesuai untuk wanita yang sedang hamil. Ini hanya digunakan sebagai metode pencegahan kehamilan setelah kelahiran atau selama menstruasi.

3. Masalah dengan Rahim

Wanita dengan masalah rahim tertentu, seperti adanya polip dalam rahim atau perdarahan rahim yang abnormal, mungkin tidak disarankan menggunakan IUD. Pemasangan IUD dalam kondisi rahim yang tidak sehat dapat meningkatkan risiko komplikasi.

Selain kelompok di atas, sebaiknya setiap wanita yang sedang mempertimbangkan penggunaan IUD berkonsultasi dengan dokter atau profesional kesehatan untuk menentukan apakah IUD sesuai untuk situasi kesehatannya. Dokter akan melakukan evaluasi medis, termasuk pemeriksaan fisik dan sejarah kesehatan, untuk memastikan bahwa penggunaan IUD adalah pilihan yang aman dan tepat.

Pemilihan metode kontrasepsi harus didasarkan pada situasi kesehatan dan preferensi individu. Dokter adalah sumber terbaik untuk memberikan saran yang sesuai dan membantu wanita memilih metode kontrasepsi yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mereka.

6 dari 6 halaman

Prosedur Pemasangan IUD

Prosedur pemasangan IUD adalah suatu tindakan medis yang perlu dilakukan oleh tenaga medis yang terlatih. Berikut adalah langkah-langkah prosedur pemasangan IUD:

1. Konsultasi dengan Tenaga Medis

Sebelum memasang IUD, Anda akan berkonsultasi dengan tenaga medis, seperti dokter atau bidan, untuk mengevaluasi apakah IUD sesuai untuk Anda. Selama konsultasi ini, Anda akan diminta untuk memberikan informasi tentang riwayat kesehatan dan menstruasi Anda. Dokter atau bidan juga akan menjelaskan prosedur dan memberikan kesempatan untuk bertanya tentang IUD.

2. Pemeriksaan Fisik

Setelah konsultasi, dokter atau bidan akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul, untuk memastikan bahwa Anda tidak memiliki infeksi atau kondisi medis tertentu yang mungkin menghambat pemasangan IUD.

3. Pemeriksaan Penyakit Menular Seksual (PMS)

Sebelum pemasangan IUD, Anda akan diperiksa untuk penyakit menular seksual. Ini bertujuan untuk memastikan bahwa Anda tidak menderita penyakit seperti gonore atau klamidia, yang dapat menyebabkan komplikasi jika IUD dipasang saat infeksi aktif. Jika terdapat infeksi, pengobatan akan diberikan sebelum pemasangan IUD dilakukan.

4. Pemasangan IUD

Setelah Anda dinyatakan sebagai kandidat yang cocok, prosedur pemasangan IUD akan dilakukan. Pemasangan biasanya dilakukan saat periode menstruasi, meskipun IUD dapat dipasang kapan saja selama Anda tidak sedang hamil. Dokter atau bidan akan memasang IUD melalui serviks dan menempatkannya di dalam rahim. IUD akan membuka "kaki" seperti T yang memungkinkan alat tersebut melekat dengan aman di dalam rahim. Pemasangan IUD dapat menyebabkan sedikit ketidaknyamanan atau kram, tetapi biasanya tidak memerlukan anestesi.

5. Pemeriksaan Ultrasound (Opsional)

Dalam beberapa kasus, dokter atau bidan dapat melakukan pemeriksaan ultrasound setelah pemasangan IUD untuk memastikan bahwa IUD berada pada posisi yang benar di dalam rahim.

Pemantauan dan Tindak Lanjut: Setelah IUD dipasang, Anda perlu menjalani pemantauan rutin dengan dokter atau bidan. Mereka akan memeriksa IUD dan memastikan bahwa semuanya berjalan dengan baik. IUD biasanya dapat digunakan selama beberapa tahun, tergantung pada jenisnya.

Pemasangan IUD adalah prosedur medis yang aman dan efektif ketika dilakukan oleh tenaga medis yang berpengalaman. Namun, sebelum memutuskan untuk menggunakan IUD, konsultasikan dengan dokter atau bidan Anda untuk mendiskusikan manfaat, risiko, dan pilihan kontrasepsi lain yang mungkin lebih sesuai dengan kebutuhan Anda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.