Liputan6.com, Jakarta Rukun iman ke-6 adalah iman kepada qadha dan qadar. Qadha dan qadar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Qadha adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. Qadar adalah ukuran atau kadar dari ketetapan Allah tersebut.
Tidak sempurna iman seorang muslim jika tidak beriman pada rukun iman ke-6 ini. Oleh karena itu penting bagi kita sebagai muslim untuk memahami lebih dalam mengenai rukun iman ke-6, yakni iman kepada qadha dan qadar.
Iman kepada rukun iman ke-6 ini tidak hanya menjadi syarat kesempurnaan iman bagi seorang muslim, tapi memiliki sejumlah keutamaan. Adapun keutamaan rukun iman ke-6 antara lain mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa, terhindar dari rasa putus asa dan cemas, dan sebagainya.
Advertisement
Oleh karena itu, setiap umat Islam harus memiliki iman yang kuat kepada qadha dan qadar. Dengan beriman kepada qadha dan qadar, kita akan dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang dan tenteram, serta terhindar dari rasa putus asa dan cemas.
Untuk memahami lebih dalam mengenai rukun iman ke-6, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (12/11/2023).
Pengertian Rukun Iman Ke-6
Rukun Iman Ke-6 adalah iman kepada qadha dan qadar. Qadha dan qadar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Qadha adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. Qadar adalah ukuran atau kadar dari ketetapan Allah tersebut.
Iman kepada qadha dan qadar berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini, baik yang baik maupun yang buruk, adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali. Rukun iman ke-6 juga berarti meyakini bahwa Allah Mahakuasa atas segala sesuatu dan bahwa tidak ada yang dapat terjadi di alam semesta ini tanpa kehendak-Nya.
Menurut sebuah hadits, diriwayatkan oleh At-Tirmithee dan Abu Daquud, Nabi Muhammad SAW mengatakan:
“Sesungguhnya yang pertama diciptakan Allah adalah pena. Dia berkata padanya: 'Tulis.'. Ia menjawab: 'Tuanku, apa yang harus saya tulis?' Jadi Dia berkata: 'Tuliskan semua yang akan terjadi.' Maka pada saat itu dicatatlah segala sesuatu yang terjadi sampai hari pembalasan.”
Dengan kata lain, segala sesuatu yang terjadi pada kita, kejadian-kejadian dalam hidup kita, semuanya telah ditetapkan oleh Allah SWT. Hidup kita di Bumi ini hanya sementara. Pada suatu hari yang menentukan, kita akan kembali kepada pencipta kita, yaitu Allah SWT. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Quran pada surat Al-Baqarah ayat 156 yang berbunyi:
اَلَّذِيْنَ اِذَآ اَصَابَتْهُمْ مُّصِيْبَةٌ ۗ قَالُوْٓا اِنَّا لِلّٰهِ وَاِنَّآ اِلَيْهِ رٰجِعُوْنَۗ
Artinya : “Sesungguhnya kami adalah milik Allah, dan sesungguhnya kepada-Nya kami akan kembali” (QS 2:156)
Advertisement
Makna Qada dan Qadar
Qadha dan qadar memiliki dua makna. Qada, secara harfiah berarti hukum atau undang-undang. Secara istilah, qadha adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. Qadha juga dapat diartikan sebagai ketentuan Allah yang pasti terjadi, tidak dapat diubah, dan tidak dapat ditolak.
Sedangkan, qadar secara harfiah berarti aturan, yakni ukuran atau kadar dari ketetapan Allah tersebut. Qadar juga dapat diartikan sebagai ketentuan Allah yang dapat berubah, dapat diubah, dan dapat ditolak. Jadi, qadar adalah ketetapan Allah atas semua makhluk dalam ukuran dan bentuk tertentu menurut kehendak Allah. Dengan demikian, qadar dapat diubah jika makhluk hidup mau berusaha dan berdoa.
Contoh Qada dan Qadar dalam Kehidupan Sehari-hari
Qada dan qadar adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Qada adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. Qadar adalah ukuran atau kadar dari ketetapan Allah tersebut.
Contoh qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari bisa dilihat dari hal kecil seperti kebiasaan, hingga hal besar seperti rejeki maupun umur. Berikut adalah contoh-contoh qada dan qadar dalam kehidupan sehari-hari:
Contoh Qada
1. Rezeki
Rezeki adalah segala sesuatu yang diberikan oleh Allah kepada makhluk-Nya, baik berupa materi maupun non-materi. Rejeki merupakan ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali.
2. Kematian dan umur
Kematian dan umur juga merupakan ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali. Tidak ada seorang pun yang dapat menentukan kapan ia akan meninggal dan berapa lama ia akan hidup.
3. Jodoh
Jodoh juga merupakan ketetapan Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat menentukan siapa pasangannya.
4. Kelahiran
Kelahiran juga merupakan ketetapan Allah. Tidak ada seorang pun yang dapat menentukan kapan ia akan lahir, dari orang seperti apa dia akan lahir, dan di mana dia lahir.
Contoh Qadar
1. Orang miskin yang berusaha
Orang miskin adalah orang yang memiliki harta yang sedikit. Kemiskinan merupakan qadar. Namun, orang miskin tetap dapat mengubah qadarnya dengan berusaha dan berdoa.
2. Orang bodoh yang giat belajar
Orang bodoh adalah orang yang memiliki kecerdasan yang rendah. Kebodohan merupakan qadar. Namun, orang bodoh tetap dapat mengubah qadarnya dengan rajin belajar dan berdoa.
3. Orang sakit
Orang sakit adalah orang yang mengalami gangguan kesehatan. Sakit merupakan qadar. Namun, orang sakit tetap dapat mengubah qadarnya dengan rajin berobat dan berdoa.
4. Pengangguran yang mendapatkan pekerjaan
Pengangguran adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan. Tidak mendapatkan pekerjaan merupakan qadar. Namun, seseorang yang tidak pernah mendapatkan pekerjaan tetap dapat mengubah qadarnya dengan selalu berusaha dan berdoa.
Dari contoh-contoh di atas, kita dapat melihat bahwa qada dan qadar saling berkaitan. Qada merupakan ketetapan Allah yang tidak dapat diubah, sedangkan qadar merupakan ketetapan Allah yang dapat diubah. Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan memiliki sikap yang positif dalam menghadapi kehidupan. Mereka akan yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya adalah ketetapan Allah. Dengan demikian, mereka akan terhindar dari rasa putus asa dan cemas. Orang yang beriman kepada qadar juga akan memiliki sikap yang proaktif dalam menjalani kehidupan. Mereka akan berusaha dan berdoa untuk mengubah qadar yang buruk menjadi qadar yang baik.
Cara Mengimani Rukun Iman Ke-6
Rukun iman ke-6 adalah iman kepada qada dan qadar. Iman kepada qada dan qadar berarti meyakini dengan sepenuh hati bahwa semua yang terjadi di alam semesta ini, baik yang baik maupun yang buruk, adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali. Cara mengimani rukun iman ke-6 dapat dilakukan dengan beberapa cara, di antaranya:
1. Mengenali dan memahami makna qada dan qadar
Hal pertama yang harus dilakukan untuk mengimani qada dan qadar adalah mengenali dan memahami maknanya. Kita harus mengetahui bahwa qada adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. Qadar adalah ukuran atau kadar dari ketetapan Allah tersebut.
2. Menyakini dengan sepenuh hati bahwa qada dan qadar adalah ketetapan Allah
Setelah kita memahami makna qada dan qadar, kita harus meyakini dengan sepenuh hati bahwa hal tersebut adalah ketetapan Allah. Kita harus yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah kehendak Allah.
3. Melatih diri untuk bersikap sabar, tawakal, dan bersyukur
Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan memiliki sikap yang positif dalam menghadapi kehidupan. Mereka akan bersikap sabar dan tawakal ketika mengalami musibah. Mereka akan berusaha dan berdoa untuk mencapai tujuan mereka. Dan mereka akan bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada mereka.
Advertisement
Keutamaan Rukun Iman Ke-6
Rukun iman ke-6 adalah iman kepada qada dan qadar. Qada adalah ketetapan Allah yang telah ada sejak zaman azali, baik yang berkaitan dengan kebaikan maupun keburukan. Qadar adalah ukuran atau kadar dari ketetapan Allah tersebut. Iman kepada qada dan qadar memiliki banyak keutamaan, di antaranya:
1. Mendapatkan ketenangan dan ketentraman jiwa
Orang yang beriman kepada qada dan qadar akan memiliki ketenangan dan ketentraman jiwa. Mereka yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi di alam semesta ini adalah ketetapan Allah yang terbaik untuk mereka. Dengan demikian, mereka akan terhindar dari rasa cemas dan gelisah.
2. Terhindar dari rasa putus asa
Orang yang beriman kepada qada dan qadar tidak akan mudah putus asa ketika menghadapi musibah. Mereka yakin bahwa musibah tersebut adalah ketetapan Allah yang memiliki hikmah di dalamnya. Mereka juga yakin bahwa Allah akan memberikan pertolongan kepada mereka yang bersabar dan tawakal.
3. Melatih kesabaran dan tawakal
Iman kepada qada dan qadar melatih kita untuk bersabar dan tawakal. Ketika kita menghadapi musibah, kita akan bersabar dan tawakal kepada Allah. Kita yakin bahwa Allah akan memberikan ujian yang sesuai dengan kemampuan kita.
4. Mendorong untuk melakukan ikhtiar dan usaha
Iman kepada qada dan qadar tidak membuat kita menjadi pasif dan fatalis. Kita tetap harus melakukan ikhtiar dan usaha untuk mencapai tujuan kita. Kita yakin bahwa usaha kita akan dimudahkan oleh Allah.
5. Meningkatkan rasa syukur kepada Allah
Iman kepada qada dan qadar meningkatkan rasa syukur kita kepada Allah. Kita bersyukur atas segala nikmat yang Allah berikan kepada kita, baik yang besar maupun yang kecil. Kita juga bersyukur atas segala musibah yang Allah berikan kepada kita, karena kita yakin bahwa musibah tersebut memiliki hikmah di dalamnya.
Selain keutamaan-keutamaan di atas, iman kepada qada dan qadar juga dapat membuat kita menjadi pribadi yang lebih optimis, ikhlas, dan pemaaf. Kita akan lebih mudah memaafkan orang lain yang telah menyakiti kita, karena kita yakin bahwa hal tersebut adalah ketetapan Allah.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita untuk mengimani rukun iman ke-6 dengan sepenuh hati. Dengan mengimani rukun iman ke-6, kita akan dapat menjalani kehidupan dengan lebih tenang, tenteram, dan bahagia.