Sukses

Biografi Sunan Bonang dan Cara Dakwahnya dengan Menggunakan Kesenian

Sunan Bonang merupakan salah satu dari 9 Wali Songo yang memiliki peran penting dalam persebaran agama Islam di Jawa.

Liputan6.com, Jakarta Biografi Sunan Bonang sangat menarik untuk disimak. Sunan Bonang atau yang memiliki nama asli Raden Maulana Makdum Ibrahim ini merupakan seorang penyebar agama Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan.

Sunan Bonang merupakan salah satu dari 9 Wali Songo yang memiliki peran penting dalam persebaran agama Islam di Jawa. Untuk mengenali sosok dan peran beliau dalam menyebarkan agama Islam, kalian bisa membaca biografi Sunan Bonang.

Dala sejarah Islam, Sunan Bonang memiliki cara unik untuk menyebarkan agama Islam yakni dengan menggunakan kesenian. Selain itu, Sunan Bonang juga dikenal sebagai sosok yang ramah. Dengan membaca biografi Sunan Bonang, anda bisa mengenali sosok tokoh Islam berpengaruh di Jawa pada Abad ke-15 ini.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai biografi Sunan Bonang dan cara dakwahnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/11/2023).

2 dari 4 halaman

Biografi Sunan Bonang

Biografi Sunan Bonang memiliki nama asli yakni Raden Maulana Makdum Ibrahim. Sunan Bonang sendiri lahir pada tahun 1465 di Rembang dari pasangan suami istri yakni Sunan Ampel dan Nyai Ageng Manila.

Biografi Sunan Bonang sekaligus merupakan keturunan ke-24 Nabi Muhammad SAW. Dia memiliki delapan saudara, salah satunya Raden Qasim yang dikenal dengan gelar Sunan Drajat. Menariknya, Sunan Bonang belajar agama Islam dan keilmuan lainnya dari sang ayah langsung, Sunan Ampel di Pesantren Ampeldenta. Sunan Bonang bersama santri-santri Sunan Ampel yang lain seperti Sunan Giri, Raden Patah dan Raden Kusen. 

Selain kepada ayahnya, Sunan Bonang juga menuntut ilmu kepada Syaikh Maulana Ishak, yaitu sewaktu bersama-sama Raden Paku Sunan Giri ke Malaka dalam perjalanan haji ke tanah suci.

Sunan Bonang dikenal sebagai ahli Ilmu Kalam dan Ilmu Tauhid. Maulana Makhdum Ibrahim banyak belajar di Pasai, kemudian sekembalinya dari Pasai, Maulana Makhdum Ibrahim mendirikan pesantren di daerah Tuban.

Sunan Bonang dikenal sebagai seorang penyebar Islam yang menguasai ilmu fikih, ushuluddin, tasawuf, seni, sastra, arsitektur, dan ilmu silat dengan kesaktian dan kedigdayaan menakjubkan. Bahkan, masyarakat mengenal Sunan Bonang sebagai seseorang yang sangat pandai mencari sumber air di tempat-tempat yang sulit air.

Dalam Babad Daha-Kediri disebutkan bahwa Sunan Bonang mampu mengubah aliran Sungai Brantas. Pada saat itu, Sunan Bonang membuat daerah di aliran sungai yang masyarakatnya enggan menerima dakwah Islam menjadi kekurangan air, bahkan sebagian yang lain mengalami banjir.

Sunan Bonang meninggal pada tahun 1525 dan dimakamkan di Tuban, daerah pesisir utara Jawa yang menjadi basis perjuangan dakwahnya. Makam Sunan Bonang hingga saat ini masih dikunjungi banyak peziarah dari seluruh Indonesia.

3 dari 4 halaman

Riwayat Dakwah Sunan Bonang

Setelah mengetahui biografi Sunan Bonang, anda perlu mengetahui riwayat perjalanan dakwah Sunan Bonang. Sepanjang hidupnya, Sunan Bonang berdakwah ke berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Perjalanan dakwah Sunan Bonang dimulai dari Kediri, Jawa Timur. Pada saat itu, Sunan Bonang mendirikan sebuah mushola di Desa Singkal yang berada di tepi Sungai Brantas.

Sayangnya dakwah Sunan Bonang di kawasan tersebut sempat mengalami penolakan. Meski begitu, Sunan Bonang tidak menyerah, bahkan ia justru berhasil berdakwah dan mengislamkan Adipati Kediri, Arya Wiranatapada, beserta putrinya.

Setelah dari Kediri, Sunan Bonang kembali berdakwah di Jawa Tengah, yakni Demak. Kedatangannya ke Demak merupakan undangan dari Raja Demak pada masa itu, Raden Patah. Waktu itu, Sunan Bonang diundang untuk diminta menjadi imam Masjid Demak.

Setelah lama tinggal di Demak dan menjadi imam masjid Demak, Sunan Bonang kembali melanjutkan dakwahnya di daerah Lasem, Jawa Tengah. Selama di Lasem, Raden Makdum Ibrahim tinggal di Desa Bonang. Hal inilah yang membuatnya mendapatkan panggilan Sunan Bonang. Di sana, Sunan Bonang mendirikan pesantren yang dikenal sebagai Watu Layar.

4 dari 4 halaman

Cara Dakwah Sunan Bonang

Dalam sejarah Islam, Sunan Bonang diketahui menyebarkan agama Islam dengan cara yang unik yakni menggunakan kesenian.  Beliau  menggunakan alat musik gamelan untuk menarik simpati rakyat.

Konon, Sunan Bonang sering memainkan gamelan berjenis bonang, yaitu perangkat musik ketuk berbentuk bundar dengan lingkaran menonjol di tengahnya. Jika tonjolan tersebut diketuk atau dipukul dengan kayu, maka akan muncul bunyi merdu.

Ketika Sunan Bonang memainkan alat musik ini membuat penduduk setempat penasaran dan tertarik. Sehingga banyak warga berbondong-bondong ingin mendengarkan alunan tembang dari gamelan yang dimainkan oleh Sunan Bonang. 

Ia mengubah sejumlah tembang tengahan macapat, seperti Kidung Bonang, dan sebagainya dengan nama-nama malaikat sebagaimana yang dikenal dalam Islam. Hingga akhirnya, banyak orang yang bersedia memeluk agama Islam tanpa paksaan.

Sunan Bonang juga terkenal dalam hal ilmu kebatinannya. Ia mengembangkan ilmu (dzikir) yang berasal dari Rasulullah SAW, kemudian dikombinasikan dengan kesimbangan pernapasan yang disebut dengan rahasia Alif Lam Mim ( ا ل م ) yang artinya hanya Allah SWT yang tahu.

Sunan Bonang juga menciptakan gerakan-gerakan fisik atau jurus yang ia ambil dari seni bentuk huruf Hijaiyyah yang berjumlah 28 huruf dimulai dari huruf Alif dan diakhiri huruf Ya'. Ia menciptakan Gerakan fisik dari nama dan simbol huruf hijaiyyah dengan tujuan yang sangat mendalam dan penuh dengan makna. 

Penekanan keilmuan yang diciptakan Sunan Bonang adalah mengajak murid-muridnya untuk melakukan sujud atau sholat dan dzikir. Hingga sekarang ilmu yang diciptakan oleh Sunan Bonang masih dilestarikan di Indonesia oleh generasinya dan diorganisasikan dengan nama Padepokan Ilmu Sujud Tenaga Dalam Silat Tauhid Indonesia. 

Selain itu, Sunan Bonang juga mahir memainkan wayang serta menguasai seni dan sastra Jawa. Dalam pertunjukan wayang, Sunan Bonang menambahkan ricikan, yaitu kuda, gajah, harimau, garuda, kereta perang, dan rampogan untuk memperkaya pertunjukannya. 

Selain itu, dalam kesenian wayang Sunan Bonang dikenal sebagai dalang  yang piawai membius penontonnya. Hal ini karena Sunan Bonang memiliki cara unik untuk mengubah lakon dan memasukkan tafsir-tafsir khas Islam dalam setiap pertunjukan pewayangannya.