Liputan6.com, Jakarta Kelahiran prematur merupakan kondisi persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu atau tiga minggu sebelum waktu yang seharusnya. Normalnya, persalinan yang akan terjadi pada ibu hamil yakni pada usia 40 minggu.
Baca Juga
Advertisement
Kelahiran prematur sangat berisiko menimbulkan masalah kesehatan pada bayi karena organ tubuhnya belum berkembang dengan sempurna. Semakin cepat terjadinya kelahiran prematur, semakin tinggi pula risiko bayi mengalami gangguan kesehatan.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, diperkirakan 13,4 juta bayi lahir terlalu dini pada setiap tahunnya. Secara global, kelahiran prematur merupakan penyebab utama kematian pada anak di bawah usia 5 tahun. Hal ini yang membuat gejala dan cara mencegah kelahiran prematur sangat penting diketahui oleh ibu hamil.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai gejala kelahiran prematur dan cara mencegahnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (15/11/2023).
Mengenal Kelahiran Prematur
Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan atau Kemkes RI, kelahiran preamtur adalah kondisi persalinan yang terjadi sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu atau tiga minggu sebelum waktu yang seharusnya. Normalnya, persalinan yang akan terjadi pada ibu hamil yakni pada usia 40 minggu.
Bayi prematur seringkali mempunyai masalah kesehatan yang serius, terutama jika mereka dilahirkan dalam usia yang sangat dini. Masalah-masalah ini seringkali berbeda-beda. Namun semakin dini bayi lahir, semakin tinggi pula risiko gangguan kesehatannya.
Kalahiran preamtur ini biasanya terjadi secara tiba-tiba, seperti air ketuban pecah dini atau infeksi rahim selama kehamilan. Namun, dalam beberapa situasi, persalinan prematur dapat direncanakan, terutama dalam kasus preeklampsia.
Minggu-minggu terakhir kehamilan sangat penting untuk pertumbuhan janin, terutama perkembangan otak dan paru-paru. Oleh karena itu, bayi yang lahir prematur memerlukan perawatan khusus yang lebih lama di rumah sakit.
Bayi yang lahir prematur biasanya memiliki ukuran yang lebih kecil dibandingkan dengan bayi yang lahir secara normal. Mereka juga mungkin mengalami kesulitan dalam mengisap dan menelan, sehingga menghadapi kesulitan dalam makan. Bayi prematur juga cenderung memiliki suhu tubuh yang rendah setelah lahir.
Advertisement
Gejala Kelahiran Prematur
Mengutip dari ACOG (The American College of Obstetricians and Gynecologist), ada beberapa gejala kelahiran preamtur yang bisa ibu hamil kenali, diantaranya sebagai berikut:
- Kram perut ringan dengan atau tanpa disertai diare.
- Perubahan jenis keputihan, berair, berdarah atau disertai lendir.
- Kontraksi (perut menegang seperti kepalan tangan) setiap 10 menit atau sering.
- Sakit punggung yang rendah, konstan, hingga kusam.
- Membran pecah.
- Tekanan panggul disertai perasaan bayi mendorong ke bawah.
- Perubahan pada leher rahim, seperti pelunakan, pembukaan, atau bahkan penipisan.
Jika Anda mengalami gejala-gejala tersebut, maka segera hubungi dokter atau segera dibawa ke rumah sakit. Sedangkan untuk bayi yang dilahirkan prematur akan mempunyai tanda-tanda sebagai berikut:
- Ukurannya kecil, dengan kepala yang besar dibandingkan dengan badannya.
- Kurangnya sel-sel yang menyimpan lemak.
- Rambut halus yang menutupi sebagian besar tubuh.
- Suhu tubuh rendah, terutama sesaat setelah lahir di ruang bersalin.
- Kesulitan bernapas.
- Kesulitan dalam mengisap dan menelan, sehingga susah untuk makan.
Penyebab Kelahiran Prematur
Penyebab pasti dari kelahiran prematur belum sepenuhnya diketahui. Namun terdapat beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran preamtur, yakni:
- Kehamilan dengan anak kembar, kembar tiga atau kelipatan lainnya.
- Rentang waktu antar kehamilan kurang dari enam bulan. Idealnya menunggu 18 hingga 24 bulan di antara kehamilan.
- Lebih dari satu kali keguguran atau aborsi.
- Kelahiran prematur sebelumnya.
- Perempuan dengan kelainan pada organ reproduksi. Misalnya, perempuan yang memiliki leher rahim pendek atau yang memendek pada trimester kedua.
- Usia ibu yang kurang dari 18 tahun. Selain itu, usia ibu yang 35 tahun juga berisiko memiliki bayi prematur karena mereka bahkan lebih mungkin memiliki kondisi lain, seperti diabetes atau hipertensi yang dapat menyebabkan komplikasi dan perlu dilakukan persalinan prematur.
- Faktor gaya hidup dan lingkungan tertentu, seperti terlambat atau tidak ada perawatan kesehatan saat hamil, paparan polutan lingkungan, hingga mengalami kekerasan dalam rumah tangga.
Advertisement
Cara Mencegah Kelahiran Prematur
Kelahiran prematur sebenarnya dapat dicegah dengan berbagai cara. Berikut ini cara mencegah kelahiran prematur yang perlu diketahui oleh semua ibu hamil, yakni:
1. Mengurangi Stres
Cara mencegah kelahiran prematur yang pertama adalah dengan mengurangi stres.  Atasi stres dengan menggunakan teknik relaksasi, olahraga, nutrisi, dan istirahat. Jika anda merasa stres dan depresi selama kehamilan bisa konsultasi dokter Anda jika merasa cemas atau tertekan. Bicaralah dengan konselor atau terapis tentang kecemasan apa pun yang dirasakan menganggu.
2. Perhatikan Jarak Kehamilan
Cara mencegah kelahiran prematur yang berikutnya adalah dengan memberikan jarak antara kehamilan anak pertama dengan anak kedua. Tunggu setidaknya 18 bulan antara melahirkan dan hamil lagi. Jarak kehamilan berpengaruh pada kesehatan dan kesiapan ibu dalam mengandung dan melahirkan. Jarak kelahiran yang sangat dekat berpotensi menimbulkan komplikasi seperti lahir prematur.
3. Olahraga Secara Rutin
Cara mencegah kelahiran prematur yang berikutnya adalah dengan olahraga secara rutin. Anda bisa melakukan olahraga ringan saat sedang hamil, seperti yoga dan senam kehamilan. Olahraga selama kehamilan dapat meningkatkan kualitas mental dan fisik.
4. Berhenti Merokok
Selama kehamilan, sebisa mungkin hindari merokok, obat-obatan terlarang, minum minuman keras maupun menghirup asap rokok. Kegiatan-kegiatan ini selama kehamilan dapat menyebabkan risiko cacat lahir tertentu yang lebih tinggi serta keguguran.
5. Konsumsi Makanan Sehat
Cara mencegah kelahiran prematur yang berikutnya adalah mengonsumsi makanan yang sehat selama kehamilan. Pastikan untuk makan banyak biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, sayuran, dan buah-buahan serta minum air mineral setiap hari. Mengonsumsi suplemen asam folat dan kalsium juga sangat dianjurkan. Nutrisi dan perawatan prenatal yang optimal sangat penting jika ibu berusia di bawah 17 tahun, lebih dari 35 tahun, atau mengandung bayi kembar.