Sukses

Pengertian Kata Sambung dan Jenisnya, Pahami Juga Penggunaannya

Kata sambung juga memberikan kejelasan serta kelancaran dalam penyampaian informasi.

Liputan6.com, Jakarta Kata sambung, kata hubung atau konjungsi adalah elemen penting dalam penyusunan kalimat dan paragraf. Kata sambung umumnya tidak memiliki makna spesifik jika berdiri sendiri, namun ia menghubungkan berbagai elemen dalam sebuah kalimat. Mulai dari menyatukan subjek dan predikat, predikat dan objek, hingga keterangan. 

Dengan kata lain, kata hubung menjadi tulang punggung dalam membangun hubungan antarunsur dalam sebuah kalimat. Kata sambung juga memberikan kejelasan serta kelancaran dalam penyampaian informasi. Kata ini memberikan keterkaitan logis antara berbagai unsur kalimat. 

Kata sambung  menjadi penghubung yang efektif untuk menyusun kalimat yang baik. Tidak hanya memperkaya struktur kalimat tetapi juga memberikan kejelasan pada pembaca atau pendengar terkait dengan hubungan antarunsur dalam konteks kalimat tersebut. Berikut ulasan tentang kata sambung yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (22/11/2023).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kata Sambung Sebagai Penghubung Antar Elemen Kalimat

Kata sambung atau sering disebut juga kata hubung merupakan elemen penting dalam bahasa Indonesia yang memainkan peran krusial dalam menyusun kalimat dan teks. Menurut definisi dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata sambung adalah kata yang memiliki fungsi sebagai penghubung atau konjungsi antara kata, kalimat, klausa, dan frasa. Dengan kata lain, kata sambung menjadi jembatan yang mengaitkan elemen-elemen dalam bahasa untuk menciptakan kesatuan yang lebih utuh dan bermakna.

Ambary (1983) memberikan perspektif tambahan, menyatakan bahwa kata sambung tidak hanya menghubungkan, tetapi juga menentukan macam hubungan antara kalimat, bagian kalimat, atau kata. Ini menunjukkan bahwa kata sambung tidak hanya sekadar merangkai kata-kata, tetapi juga membentuk struktur yang memberikan arah dan makna tertentu dalam suatu konteks.

Kridalaksana (1997) menyoroti peran kata sambung dalam konstruksi hipotaktis, yaitu suatu konstruksi di mana satu satuan berfungsi sebagai pokok pikiran utama, dan kata sambung berfungsi memperluas satuan tersebut. Dengan demikian, kata sambung tidak hanya sebagai penghubung secara fisik, tetapi juga sebagai alat untuk mengembangkan dan memperkaya ekspresi bahasa.

Chaer (2000) menyumbangkan pandangan bahwa kata sambung dapat menghubungkan berbagai unit bahasa, mulai dari kata dengan kata, klausa dengan klausa, hingga kalimat dengan kalimat. Penggunaannya bersifat lintas tingkatan, memberikan struktur yang koheren dan terstruktur pada tingkat kata hingga tingkat kalimat.

Secara keseluruhan, penjelasan dari para ahli tersebut menggambarkan bahwa kata sambung bukan hanya sekadar penggabung unsur-unsur bahasa, melainkan juga pembentuk struktur dan artikulasi makna dalam suatu teks. Dengan perannya yang serba guna, kata sambung menjadi elemen yang tak terpisahkan dalam konstruksi bahasa Indonesia, memastikan kesinambungan dan kejelasan dalam berkomunikasi.

3 dari 4 halaman

Jenis Kata Sambung

1. Kata Sambung Koordinatif

Kata sambung koordinatif digunakan untuk menggabungkan dua klausa yang memiliki kedudukan setara, membentuk kalimat majemuk setara. Contoh konjungsi koordinatif meliputi "dan," "dari," "serta," "melainkan," "padahal," "sedangkan," "atau," dan "tetapi."

Contoh: "Kami berencana untuk datang ke panti asuhan dan mencari anak angkat."

2. Kata Sambung Subordinatif

Kata sambung subordinatif menghubungkan klausa yang memiliki hubungan bertingkat, membentuk kalimat majemuk bertingkat. Jenisnya dapat berdasarkan hubungan waktu, syarat, pengandaian, konsesif, pembandingan, sebab, hasil, alat, cara, komplementasi, atribut, dan perbandingan.

Contoh: "Pandemi akan teratasi asalkan vaksinasi telah selesai dilakukan."

3. Kata Sambung Korelatif

Kata sambung korelatif menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa yang memiliki fungsi sintaksis yang sama. Contoh konjungsi korelatif termasuk "tidak hanya... tetapi juga...," "tidak hanya..., bahkan...," "bukannya... melainkan...," dan "makin..., makin, ...".

Contoh: "Si jago merah tidak hanya melahap rumah penduduk, tetapi juga sebuah sekolah di dekatnya."

4. Kata Sambung Antarkalimat

Kata sambung antarkalimat digunakan untuk menggabungkan dua kalimat berbeda. Contoh konjungsi antarkalimat meliputi "biarpun begitu," "sekalipun demikian," "lagi pula," "akan tetapi," "namun," "kecuali itu," "oleh karena itu," dan "sebelum itu."

Contoh: "Bapak meninggal semalam. Sebelum itu, ibu terlebih dahulu meninggal."

5. Kata Sambung Antarparagraf

Kata sambung antarparagraf menggabungkan dua paragraf dengan fungsinya masing-masing, seperti menyatakan tambahan, pertentangan, perbandingan, akibat atau hasil, tujuan, intensifikasi, waktu, dan tempat.

Contoh: "Di samping itu, kita juga perlu memperhatikan dampak lingkungan. Demikian juga, aspek sosial harus menjadi perhatian utama dalam pembangunan berkelanjutan."

4 dari 4 halaman

Penggunaan Kata Sambung

Dengan menggunakan berbagai jenis kata sambung, seorang penulis dapat membangun teks yang lebih kohesif dan terstruktur secara baik. Berikut penggunaan dari kata sambung.

1. Menyatakan Gabungan

Kata sambung dapat digunakan untuk menggabungkan elemen-elemen yang setara, baik itu klausa, kalimat, atau paragraf. Contoh kalimat "Rizka sedang menulis dan Ainun memperbaiki handphone," konjungsi "dan" menghubungkan dua aktivitas yang sedang berlangsung secara bersamaan.

2. Menyatakan Waktu 

Konjungsi waktu memberikan informasi tentang urutan waktu antara dua kejadian atau situasi. Contoh kalimat "Wartawan sudah ada di lokasi meliput sejak dini hari," konjungsi "sejak" menyatakan awal dari suatu peristiwa.

3. Menyatakan Pertentangan 

Kata hubung menghubungkan dua elemen yang memiliki tingkat kepentingan yang sama namun memiliki arah atau makna yang bertentangan. Contoh kalimat "Banyak yang ingin kuliah di kampus negeri tetapi tidak punya biaya," konjungsi "tetapi" menyoroti kontras antara keinginan dan keterbatasan.

4. Menyatakan Tujuan

Konjungsi tujuan menggambarkan maksud atau niat di balik suatu tindakan. Contoh kalimat "Mika memperbaiki laptop untuk Rizka," konjungsi "untuk" menunjukkan tujuan dari tindakan perbaikan laptop.

5. Menyatakan Sebab 

Kata sambung dapat memberikan penjelasan mengenai penyebab terjadinya suatu peristiwa. Contoh kalimat "Banjir terjadi di Makassar karena saluran air tersumbat oleh sampah," konjungsi "karena" menyatakan alasan dari terjadinya banjir.

6. Menyatakan Akibat 

Konjungsi akibat menghubungkan suatu peristiwa dengan konsekuensi atau hasil yang timbul darinya. Contoh kalimat "Ridwan malam belajar akibatnya dia tidak naik kelas," konjungsi "akibatnya" menunjukkan hasil dari kegiatan belajar malam.

7. Menyatakan Syarat 

Kata sambung juga dapat menggambarkan bahwa suatu peristiwa atau keadaan terjadi apabila syarat tertentu terpenuhi. Contoh kalimat "Semua siswa pasti naik kelas kalau rajin belajar dan mengerjakan tugas," konjungsi "kalau" menetapkan syarat bagi kenaikan kelas.

8. Menyatakan Tak Bersyarat

Kata hubung menyatakan bahwa suatu hal dapat terjadi tanpa adanya syarat yang harus terpenuhi. Contoh kalimat "Urwa dan Ainun tetap ke sekolah walaupun hujan lebat," konjungsi "walaupun" menunjukkan bahwa kehadiran mereka tidak bergantung pada cuaca.

9. Menyatakan Pilihan 

Kata sambung menghubungkan dua opsi atau pilihan. Contoh kalimat "Kamu mau makan bakso atau nasi kuning," konjungsi "atau" memberikan opsi bagi pilihan makanan.

10. Menyatakan Perbandingan

Kata hubung juga digunakan untuk membandingkan dua hal. Contoh dalam kalimat "Anak kembar yang mirip itu bagaikan pinang dibelah dua," konjungsi "bagaikan" menyatakan perbandingan antara anak kembar dan pinang yang dibelah.

11. Menyatakan Urutan

Kata sambungdapat digunakan untuk menyatakan urutan suatu kejadian atau langkah. Contoh kalimat "Lelehkan dulu menteganya, setelah itu baru kemudian masukkan telurnya," konjungsi "setelah itu" menggambarkan urutan tindakan.

12. Menyatakan Pembatasan

Kata hubung memberikan batasan terhadap suatu keadaan atau kejadian. Contoh dalam kalimat "Mereka tidak boleh pulang kecuali mereka sudah menyelesaikan tugas kimia," konjungsi "kecuali" memberikan batasan terkait pulangnya mereka.

13. Menyatakan Penjelas

Kata hubung memberikan penjelasan terperinci terhadap kalimat sebelumnya. Contoh dalam kalimat "Pak guru yakin bahwa Ainun bukan pencuri sebenarnya," konjungsi "bahwa" digunakan untuk memberikan penjelasan.

14. Menyatakan Penguatan

Kata sambung digunakan untuk memperkuat atau merangkum bagian kalimat sebelumnya. Contoh dalam kalimat "Ibu Urwa adalah orang yang sangat kaya bahkan melebihi kekayaan seorang presiden," konjungsi "bahkan" digunakan untuk menyatakan tingkat kekayaan yang lebih tinggi.

15. Menyatakan Pembatasan

Kata hubung memberikan batasan atau pengecualian terhadap suatu pernyataan. Contoh kalimat "Urwa dan Ainun tetap demo di jalan biarpun Rektor melarangnya," konjungsi "biarpun" mengindikasikan bahwa larangan Rektor tidak mempengaruhi keputusan mereka untuk melakukan demo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.