Sukses

4 Latar Belakang Kesamaan Sejarah dalam Pembentukan ASEAN Adalah Sebagai Berikut

Latar belakang kesamaan sejarah dalam pembentukan ASEAN melibatkan faktor geografis, budaya, dan masih banyak lagi.

Liputan6.com, Jakarta - ASEAN, atau Association of Southeast Asian Nations, adalah organisasi regional yang terdiri dari sepuluh negara di Asia Tenggara. Didirikan pada 1967 di Bangkok, Thailand, ASEAN bertujuan untuk memperkuat kerja sama di berbagai bidang seperti ekonomi, politik, dan sosial-budaya guna mencapai kemajuan bersama dan stabilitas di kawasan.

Melansir dari situs website resmi ASEAN, latar belakang kesamaan sejarah dalam pembentukan ASEAN melibatkan faktor geografis, budaya, kepentingan, dan nasib yang serupa di antara negara-negara anggotanya.

Asia Tenggara merupakan kawasan yang terletak di antara Benua Australia dan Asia, dengan pengaruh budaya yang beragam dari India, Arab, dan Cina. Hampir seluruh negara di kawasan ini pernah dijajah oleh negara lain, menciptakan kesamaan dalam pengalaman sejarah.

Memahami sejarah pembentukan ASEAN penting karena membuka wawasan terhadap proses kerjasama yang terjalin di antara negara-negara tersebut. Sejarah ini mengungkapkan tantangan yang dihadapi, kesepakatan yang dibangun, serta cita-cita bersama untuk mencapai perdamaian, stabilitas, dan kesejahteraan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang latar belakang kesamaan sejarah dalam pembentukan ASEAN yang dimaksudkan, Minggu (26/11/2023).

2 dari 3 halaman

1. Persamaan Geografis

Latar belakang kesamaan sejarah dalam pembentukan ASEAN adalah lokasi geografis. Negara-negara ASEAN berbagi wilayah di Asia Tenggara yang kaya akan keanekaragaman geografis. Lokasi yang strategis di antara Benua Australia dan daratan Benua Asia, serta terletak di antara Samudra Hindia dan Pasifik, kawasan ini menjadi pusat bagi kehidupan laut dan darat yang beragam.

Wilayah yang memanjang ini memiliki ekosistem yang berbeda-beda, dari hutan hujan tropis yang luas hingga kepulauan yang terbentang di perairan Pasifik. Kawasan ini juga rentan terhadap ancaman bencana alam, seperti gempa bumi, tsunami, dan badai tropis, yang menyebabkan negara-negara ASEAN saling berbagi tantangan dan kebutuhan dalam upaya penanggulangan bencana.

2. Persamaan Budaya

Kekayaan budaya Asia Tenggara terbentuk dari perpaduan etnis yang berbeda namun saling terkait. Penduduk di wilayah ini memiliki akar sejarah yang sama sebagai keturunan dari ras Malayan Mongoloid, tetapi keberagaman budaya mereka tercermin dalam adat istiadat, bahasa, seni, agama, dan kuliner.

Pengaruh budaya dari India, Arab (Gujarat), dan Cina telah menjadi bagian integral dari identitas masyarakat di Asia Tenggara. Ini terlihat dalam perayaan tradisional, kepercayaan, dan kesenian yang memiliki kesamaan motif dan nilai, menandai keberagaman budaya yang unik dan kaya di kawasan ini.

3. Persamaan Kepentingan

Latar belakang kesamaan sejarah dalam pembentukan ASEAN adalah adanya persamaan kepentingan. Seluruh negara di Asia Tenggara memiliki agenda dan cita-cita bersama untuk mencapai kesejahteraan, kedamaian, keamanan, dan ketertiban baik di tingkat nasional maupun regional.

Mereka memiliki keinginan untuk menjaga stabilitas politik, ekonomi, dan sosial di kawasan ini. Melalui kerja sama regional, negara-negara ASEAN berupaya memperkuat jaringan kerja sama untuk mempromosikan perdamaian dan kemakmuran bersama.

4. Persamaan Nasib

Hampir seluruh negara di Asia Tenggara memiliki pengalaman terkait masa penjajahan oleh negara lain. Ini menjadi salah satu latar belakang kesamaan sejarah dalam pembentukan ASEAN. Indonesia, Malaysia, Singapura, Filipina, dan beberapa negara lainnya di kawasan ini pernah dijajah oleh kekuatan kolonial seperti Belanda, Inggris, Spanyol, dan Amerika.

Hanya Thailand yang berhasil mempertahankan kedaulatannya dari upaya kolonisasi.

Pengalaman masa penjajahan ini memunculkan semangat perjuangan dan tekad untuk mencapai kemerdekaan, yang kemudian membentuk landasan solidaritas di antara negara-negara ASEAN dalam memperjuangkan kedaulatan dan kemerdekaan mereka.

 

3 dari 3 halaman

Sejarah Dibentuknya ASEAN

ASEAN, lahir dari Deklarasi Bangkok pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, melibatkan lima perwakilan negara Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Deklarasi ini menetapkan tujuan-tujuan pokok ASEAN, mencakup pertumbuhan ekonomi, stabilitas regional, kerja sama di bidang ekonomi, sosial, teknik, ilmu pengetahuan, dan pendidikan.

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu RI) menjelaskan bahwa organisasi ini awalnya bertujuan mempercepat pertumbuhan ekonomi, memajukan perdamaian, serta membangun kerja sama dalam banyak bidang.

ASEAN menandatangani berbagai kesepakatan penting, seperti Deklarasi Kawasan Damai, Bebas, dan Netral (ZOPFAN) pada 1971 serta Traktat Persahabatan dan Kerja Sama pada 1976. Bidang ekonomi juga menjadi fokus, dengan terbentuknya Agreement on ASEAN Preferential Trading Arrangements (PTA) pada 1977 dan Agreement on the Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Scheme for the ASEAN Free Trade Area pada 1992.

Langkah-langkah ini mendorong negara-negara lain di kawasan ini untuk bergabung menjadi anggota ASEAN.

Dalam prosesnya, lima negara bergabung, yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan Kamboja. Penggabungan ini membawa ASEAN lebih dekat menuju visi pembentukan Masyarakat ASEAN. Perkembangan signifikan ASEAN tercermin dalam deklarasi-deklarasi penting, seperti Bali Concord I pada 1976, yang menetapkan program aksi di bidang politik, ekonomi, sosial-budaya, keamanan, dan peningkatan mekanisme ASEAN.

Melalui Bali Concord II pada 2003, terwujudlah Masyarakat ASEAN yang terdiri dari tiga pilar, yakni Masyarakat Politik-Keamanan ASEAN, Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan Masyarakat Sosial-Budaya ASEAN.

Pembentukan Masyarakat ASEAN dipercepat dari 2020 menjadi 2015, dan melalui Cetak Biru, terciptalah pedoman arah pembentukan masing-masing pilar. Lalu, dalam KTT ke-19 ASEAN di Bali pada 2011, ASEAN menyepakati Nay Pyi Taw Declaration untuk mencapai kepentingan kawasan dan global yang lebih damai, adil, demokratis, dan sejahtera.

Pada 2014, ASEAN menyusun Piagam ASEAN untuk menjadi kerangka hukum dan kelembagaan. Dan setelah terwujudnya Bali Concord III dan berbagai deklarasi lainnya, ASEAN berkomitmen pada Deklarasi Bandar Seri Begawan tentang Visi Masyarakat ASEAN Pasca 2015. Seluruh negara anggota sepakat untuk merumuskan kembali visi Masyarakat ASEAN setelah 2015, menandai langkah maju yang signifikan bagi ASEAN dalam memainkan peran yang lebih besar dan nyata di tingkat global.