Sukses

Bukan Mengejek, Kadal Ini Julurkan Lidah Biru untuk Intimidasi Pemangsa

Lidah biru mencolok kadal berfungsi sebagai tipuan untuk membingungkan predator.

Liputan6.com, Jakarta Kadal berlidah biru (Tiliqua scincoides) yang berasal dari benua Australia, terkenal dengan mekanisme pertahanan yang unik. Saat merasa terancam, kadal ini dengan cepat menjulurkan lidah birunya yang cerah, memberikan kesan aneh. Tapi, keunikan ini bukan sekadar pertunjukan visual atau mengejek lawan.

Pentingnya warna cerah pada hewan seringkali diasosiasikan dengan keberacunan atau keberbisaan. Meskipun sebenarnya tidak beracun, lidah biru mencolok kadal berfungsi sebagai tipuan untuk membingungkan predator. 

Kadal lidah biru, hewan darat aktif pada siang hari, cenderung berada di tanah lebih sering daripada di pohon. Sebagai pemakan serangga dan omnivora, mereka menjelajahi habitat untuk mencari makanan, termasuk serangga, cacing, buah, dan tumbuhan kecil.

Tak hanya istimewa bisa mengelabui pemangsa, Berikut Liputan6.com merangkum keunikan lain kadal lidah biru melansir dari berbagai sumber, Minggu (26/11/2023).

2 dari 3 halaman

Deteksi Pemangsa Lewat Bayangan Matahari

Fenomena kadal lidah biru ini mirip dengan strategi yang digunakan oleh hewan beracun lainnya, seperti katak panah. Dengan cerdik, kadal berlidah biru memanfaatkan daya tarik visual untuk menghindari potensi ancaman.

Tidak hanya itu, beberapa sumber juga menyebutkan bahwa lidah biru ini memiliki peran tambahan sebagai pertahanan terhadap ancaman dari udara. Kelenjar pineal di bagian atas kepala kadal bertindak seolah-olah mata ketiga, memungkinkan kadal mendeteksi bayangan burung di langit.

Ketika kadal mengenali adanya burung predator, lidah biru segera menjulur ke udara, memantulkan sinar UV yang dapat mengusir burung tersebut.

Namun, keunikan kadal lidah biru tidak hanya terletak pada strategi pertahanannya. Keindahan tubuhnya yang berwarna biru kehijauan menjadi daya tarik tambahan. Lebih menariknya lagi, kadal ini tidak hanya mendiami Australia; kita juga dapat menemukannya di Indonesia. Habitatnya meliputi daerah pesisir, hutan hujan tropis, semak belukar, dan padang rumput, menunjukkan adaptabilitas yang luar biasa.

3 dari 3 halaman

Ada Juga Kadal Mengeluarkan Darah dari Mata

Keunikan lain kadal ternyata ada pada jenis kadal bertanduk agung (Phrynosoma solare) adalah reptil kecil asli Meksiko dan Amerika Serikat. Berbeda dengan hewan lain yang mengandalkan bisa atau gigitan, kadal ini membidik dengan menyemprotkan darah ke arah penyerangnya.

Reptil kecil ini cerdik dalam menentukan titik di mana darah disemprotkan, menunggu momen tepat ketika penyerangnya siap menggigitnya. Strategi ini menyebabkan kerusakan maksimal, terutama jika darah masuk langsung ke mulut penyerang. Meskipun darahnya tidak beracun bagi manusia atau spesies lain seperti anjing hutan dan kucing tampaknya sangat tidak menyukainya.

Dalam darah tersebut terdapat racun yang berinteraksi dengan reseptor di mulut canid, reseptor yang tidak ada pada manusia atau spesies lain. Meskipun peneliti seperti Sherbrooke telah mencicipi darah tersebut tanpa menemukan efek apapun selain rasa asam ringan.

Sedangkan anjing hutan dan kucing hutan dilaporkan memerlukan waktu hingga 15 menit untuk pulih setelah terkena darah tersebut. Saat itulah kadal bertanduk agung sudah lama menghilang dari tempat kejadian.