180 Contoh Kalimat Imperatif Sesuai Jenisnya, Simak Penjelasan - Hot Liputan6.com

Penerapan Epilog dalam Cerita — Membaca buku di meja belajar. Credit: pexels.com/Melanie

Liputan6.com, Jakarta - Kalimat imperatif adalah jenis kalimat yang digunakan untuk memberikan perintah, perintah tidak langsung, atau dorongan kepada seseorang untuk melakukan suatu tindakan. Ciri utama dari kalimat imperatif adalah penggunaan kata kerja dalam bentuk perintah yang tidak diikuti oleh subjek.

Ditulis dengan tanda seru (!) di akhir kalimat dan kalimatnya diikuti partikel -lah dan -kan.

Dalam buku berjudul Konsep Dasar Bahasa Indonesia Sekolah Dasar (2023) karya Fitri Puji Rahmawati, dkk, kalimat imperatif merupakan jenis kalimat yang digunakan untuk memberikan perintah, perintah tidak langsung, atau permintaan kepada seseorang untuk melakukan sesuatu.

Advertisement

Kalimat ini diungkapkan secara langsung dan tegas untuk mengarahkan seseorang melakukan atau tidak melakukan suatu hal. Jenis-jenis kalimat imperatif ada enam, yakni perintah atau suruhan, perintah halus, larangan, pembiaran, permohonan, dan ajakan.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam contoh kalimat imperatif yang dimaksudkan, Senin (27/11/2023).

Mulai kemarin (8/9) ada fasilitas baru di setiap stasiun MRT Jakarta, yakni Ruang Baca. Bukan sekedar ruang, tapi para pengguna MRT dapat meminjam buku untuk dibaca selama perjalanan di dalam MRT.

2 dari 4 halaman

1. Perintah/Suruhan

Ilustrasi wanita, membaca, buku — Wanita ini membaca buku di sofa. (Photo by Isaac Y. Takeu on Unsplash)

Menyuruh untuk melakukan sesuatu.

Bangunlah pagi-pagi agar tidak terlambatkan!
Belajarlah dengan tekun setiap hari!
Selesaikanlah tugasmu sebelum tenggat waktu tiba!
Sisihkanlah waktu untuk berolahraga!
Bersihkanlah kamar mandi setelah digunakan!
Matikanlah lampu sebelum meninggalkan ruangan!
Tutuplah pintu rapat-rapat saat masuk atau keluar!
Hargailah orang tua dengan mendengarkan nasihat mereka!
Laksanakanlah peraturan sekolah dengan baik!
Hindarilah membuang sampah sembarangan di lingkungan!
Tutuplah laptop setelah selesai digunakan!
Beri salam saat masuk ke dalam rumah!
Gantungkanlah jaketmu di tempat yang tepat!
Bawalah tas punggungmu ke sekolah setiap hari!
Buanglah sampah pada tempatnya!
Belanjalah dengan bijak dan sesuai kebutuhanmu!
Patuhilah rambu-rambu lalu lintas di jalan!
Pergilah ke dokter jika merasa tidak sehat!
Letakkanlah kunci mobil di tempat yang aman!
Bayarlah tagihan listrik sebelum jatuh tempo!
Isilah botol air minum sebelum pergi keluar rumah!
Jagalah kebersihan gigi dengan menyikatnya setelah makan!
Cucilah tangan sebelum dan setelah makan!
Singkirkanlah barang-barang yang tidak lagi digunakan!
Ajaklah teman-temanmu untuk membantu kegiatan amal!
Tunjukkanlah rasa terima kasih kepada mereka yang membantu!
Sisihkanlah sebagian gajimu untuk ditabung!
Tutuplah mulut dan hidung saat bersin atau batuk!
Hindarilah berbicara kasar atau menggunakan kata-kata kasar!
Hormatilah hak privasi orang lain di lingkunganmu!

2. Perintah Halus

Realisasi tanpa langsung memerintah, melainkan dengan mempersilakan untuk melakukan sesuatu.

Mohon ambillah secangkir air untukku.
Bolehkah kamu membantuku menyiapkan makan malam?
Ayo mari kita pergi ke toko kelontong.
Jangan lupa membawa jaket saat keluar.
Tolong ceritakan padaku apa yang terjadi.
Bisa tolong belikan beberapa buku di perpustakaan?
Mohon simpanlah rahasia ini untuk dirimu sendiri.
Harap jangan berisik di dalam perpustakaan.
Bolehkah kamu menyiapkan pertanyaan-pertanyaan untuk rapat besok?
Mohon bersihkan meja setelah selesai makan.
Silakan kirimkan email penting itu segera.
Ayo mari kita selesaikan pekerjaan ini bersama-sama.
Tolong jaga anak-anak sebentar, ya.
Boleh minta bantuanmu untuk menyelesaikan presentasi ini?
Mohon tunggu sebentar di ruang tunggu.
Ayo marilah kita bicarakan masalah ini dengan tenang.
Bisa tolong antarkan surat ini ke kantor pos?
Harap siapkan rencana untuk acara tersebut.
Mohon cek kembali data-data yang sudah disiapkan.
Boleh minta pendapatmu tentang ide ini?
Silakan tinggalkan pesanmu setelah bunyi bip.
Ayo mari kita buat perbandingan antara dua pilihan ini.
Tolong jagalah obrolan kita tetap rahasia.
Bolehkah kamu menjelaskan langkah-langkahnya dengan lebih detail?
Mohon selesaikan tugas ini sebelum waktu tenggat.
Harap bicarakan perasaanmu terbuka dan jujur.
Silakan hadiri rapat tersebut besok.
Ayo marilah kita pikirkan solusi terbaik untuk masalah ini.
Bisa tolong pinjamkan bukumu sebentar?
Harap berhati-hati saat mengemudi pulang nanti.

Advertisement

3 dari 4 halaman

3. Permohonan

Meminta untuk kepentingan diri sendiri agar mitra tutur melakukan sesuatu.

Bantulah aku menyelesaikan tugas ini!
Tolonglah temani saya ke toko buku.
Belikanlah air minum jika kamu pergi ke toko.
Bantu orang tua membersihkan halaman!
Mohonlah maaf jika kamu melakukan kesalahan.
Ajarkanlah aku cara memasak yang baik.
Belilah buah-buahan saat kamu pergi ke pasar.
Bantulah adik membaca buku pelajarannya.
Beritahukanlah jika kamu menemukan kunci mobilku.
Jangan menunda-nunda, selesaikanlah pekerjaan itu.
Bantulah saudara-saudara di desa terpencil.
Bawakanlah saya secangkir kopi, tolong.
Temuilah tetangga untuk membantu menyelesaikan masalah air.
Bantulah mengangkat barang-barang berat itu.
Mohonlah maaf jika kamu membuat kekacauan.
Bantulah aku mencari buku catatanku yang hilang.
Bersihkanlah meja makan sebelum makan malam.
Bawalah kucing ini ke dokter hewan, tolong.
Bantulah aku memilih baju yang cocok.
Mohonlah maaf jika kamu terlambat datang.
Beritahukanlah jika kamu melihat adikku di sekolah.
Bantu teman yang kesulitan menyelesaikan tugas.
Belikanlah obat flu saat kamu ke apotik.
Bantulah menyiapkan makan malam untuk keluarga.
Ajaklah aku berbelanja ke toko buku, tolong.
Bawakanlah air minum untuk tamu yang datang.
Ajarkanlah adik cara membuat gambar yang bagus.
Bantulah aku memperbaiki lampu yang rusak.
Bantu tetangga dalam membersihkan halamannya.
Belikanlah bunga untuk ibu saat pergi ke pasar.

4. Ajakan dan Harapan

Mengajak atau berharap mitra tutur melakukan sesuatu.

Mari kita bangun masa depan yang cerah bersama!
Ayo kita tingkatkan semangat kerja kita!
Mari kita jaga kebersihan lingkungan kita bersama-sama!
Ayo kita berikan dukungan pada teman-teman yang membutuhkan!
Mari kita raih cita-cita kita dengan tekad yang kuat!
Ayo kita kembangkan ide-ide kreatif untuk proyek ini!
Mari kita bangun suasana positif di sekitar kita!
Ayo kita perjuangkan hak-hak yang adil untuk semua!
Mari kita tingkatkan kualitas hidup kita dengan pendidikan!
Ayo kita lestarikan keanekaragaman hayati di sekitar kita!
Mari kita jalin hubungan yang harmonis dalam keluarga!
Ayo kita sukseskan acara amal ini bersama-sama!
Mari kita berikan motivasi pada diri sendiri dan orang lain!
Ayo kita budayakan kebiasaan hidup sehat!
Mari kita tingkatkan kerjasama dalam tim kita!
Ayo kita nikmati setiap momen indah dalam hidup ini!
Mari kita berikan bantuan pada mereka yang membutuhkan!
Ayo kita lakukan perubahan positif dalam komunitas kita!
Mari kita jaga keamanan dan ketertiban bersama-sama!
Ayo kita raih prestasi tinggi dalam pekerjaan kita!
Mari kita wujudkan impian kita dengan kerja keras!
Ayo kita tinggalkan kebiasaan buruk dan berkembang menjadi lebih baik!
Mari kita luangkan waktu untuk bersantai dan merenung!
Ayo kita tunjukkan rasa sayang dan perhatian pada sesama!
Mari kita bangun rasa persatuan dalam masyarakat kita!
Ayo kita bangun suasana positif di dunia maya!
Mari kita tingkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar kita!
Ayo kita hargai dan lestarikan budaya kita sendiri!
Mari kita wujudkan dunia yang lebih damai dan berkeadilan!
Ayo kita jadikan setiap langkah kita sebagai inspirasi bagi orang lain!

4 dari 4 halaman

5. Larangan/Perintah Negatif

Ilustrasi membaca sinopsis, buku — Sangat fokus membaca buku. (Photo by Nathan Aguirre on Unsplash)

Meminta agar mitra tutur tidak melakukan sesuatu.

Jangan sentuh barang-barang itu!
Tidak boleh memasuki ruangan ini tanpa izin.
Jangan bicara sembarangan di depan umum.
Tidak boleh merokok di area ini.
Jangan makan di dalam kelas.
Tidak boleh melewati garis batas itu.
Jangan pakai sepatu di dalam rumah.
Tidak boleh membuka pintu selama rapat berlangsung.
Jangan menyentuh saklar listrik dengan tangan basah.
Tidak boleh mengendarai sepeda di koridor sekolah.
Jangan main-main dengan peralatan kantor.
Tidak boleh menggunakan ponsel selama ujian berlangsung.
Jangan parkir di tempat yang tidak diizinkan.
Tidak boleh membuka jendela saat hujan.
Jangan mengambil buah-buahan di kebun tetangga.
Tidak boleh melewati jalan tanpa melihat kanan dan kiri.
Jangan tinggalkan sampah sembarangan di taman.
Tidak boleh membuka lemari tanpa izin.
Jangan berbicara keras di perpustakaan.
Tidak boleh meninggalkan pekerjaan sebelum selesai.
Jangan menyentuh hasil karya seni tanpa izin guru.
Tidak boleh mengambil uang dari dompet orang lain.
Jangan memotong antrian di tempat umum.
Tidak boleh menyalakan api di dalam kelas.
Jangan parkir di jalur pejalan kaki.
Tidak boleh membuka tutup botol dengan gigi.
Jangan berlarian di dalam ruangan.
Tidak boleh membuang sampah di tempat terlarang.
Jangan menyentuh mesin saat dalam operasi.
Tidak boleh menggunakan peralatan tanpa pelatihan yang cukup.

6. Pembiaran

Meminta agar sesuatu dibiarkan terjadi atau berlangsung.

Biarkan dia menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
Jangan ganggu mereka saat sedang berdiskusi.
Biarlah anak-anak bermain di taman dengan bebas.
Jangan campuri urusan mereka.
Biarkan aku menyelesaikan ini sendiri.
Jangan halangi mereka untuk melakukan apa yang mereka suka.
Biarkan mereka mengekspresikan pendapatnya.
Jangan campur tangan dalam urusan mereka.
Biarkan mereka memutuskan sendiri.
Jangan larang mereka menjalani impian mereka.
Biarkan mereka mengejar kebahagiaan mereka masing-masing.
Jangan hambat kreativitas mereka.
Biarkan proses itu berjalan dengan alaminya.
Jangan intervensi keputusan mereka.
Biarkan dia menemukan jawabannya sendiri.
Jangan ganggu privasi mereka.
Biarkan mereka menentukan jalannya sendiri.
Jangan cegah mereka untuk memilih.
Biarkan kehidupan mengalir dengan caranya.
Jangan hentikan proses alamiahnya.
Biarkan kesempatan datang dengan sendirinya.
Jangan paksa mereka untuk melakukan apa yang tidak mereka inginkan.
Biarkan dia belajar dari kesalahannya.
Jangan ganggu proses pembelajaran mereka.
Biarkan mereka menjalani hidup mereka.
Jangan campur tangan dalam urusan mereka.
Biarkan waktu menyembuhkan luka itu.
Jangan coba mengontrol situasi ini.
Biarkan kebenaran muncul dengan sendirinya.
Jangan campuri perasaan mereka.

Advertisement

Advertisement

Laudia Tysara
Author
Septika Shidqiyyah
Editor