Sukses

Kiblat Umat Islam Adalah Menghadap Arah Ka'bah, Begini Sejarahnya

Kiblat umat Islam adalah menghadap ke arah Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi.

Liputan6.com, Jakarta - Kiblat umat Islam adalah menghadap ke arah Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Dalam sejarah awal Islam, kiblat pertama umat Muslim adalah mengarah ke Masjidil Aqsa di Yerusalem. Pergantian kiblat atas petunjuk Allah kepada umat-Nya melalui Nabi Muhammad SAW.

Dalam masa awal kenabian, ketika Rasulullah SAW dan para sahabat masih berada di Mekkah, arah kiblat umat Islam adalah menuju Masjidil Aqsa. Perubahan arah kiblat ini terjadi setelah hijrahnya Nabi Muhammad SAW ke Madinah, ketika perintah tersebut diwahyukan.

Meskipun kini umat Islam di seluruh dunia menghadap ke Ka'bah dalam setiap pelaksanaan sholat, kenangan akan kiblat pertama, Masjidil Aqsa, tetap menjadi bagian penting dalam sejarah umat Islam. Pergantian kiblat menjadi satu momen bersejarah yang menandai evolusi dalam praktik ibadah umat Islam di seluruh dunia.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang kiblat umat Islam dan sejarah panjangnya, Selasa (28/11/2023).

2 dari 3 halaman

Menghadap ke Arah Ka'bah di Masjidil Haram

Kiblat umat Islam adalah arah yang dituju saat melakukan ibadah sholat, yakni menghadap ke Ka'bah di Masjidil Haram, Makkah, Arab Saudi. Ka'bah, sebuah struktur kubus yang dibangun oleh Nabi Ibrahim (Abraham) bersama putranya Ismail (Ishmael) sesuai dengan petunjuk Allah.

Kamus Al-Qur'an: Quranic Explorer karya Ali As-Sahbuny, menegaskan bahwa kiblat adalah arah bagi setiap umat muslim di seluruh dunia saat menunaikan ibadah sholat.

Bangunan Ka'bah, sebagai kiblat umat Islam adalah salah satu bangunan sakral yang memiliki akar sejarah yang dalam dan panjang. Kiblat umat Islam adalah mengarah ke Ka'bah disebut dalam kitab suci Al-Quran pada Surat Al-Baqarah ayat 127. Allah SWT memberi perintah untuk menjadikan bangunan tersebut sebagai tempat ibadah yang suci bagi umat Islam.

“dan (ingatlah), ketika Ibrahim meninggikan (membina) dasar- dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): "Ya Tuhan Kami terimalah daripada Kami (amalan kami), Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha Mengetahui." (QS. Al-Baqarah ayat 127)

Di sinilah para Muslim melakukan sholat, tawaf, dan itikaf. Perintah ini dijelaskan dalam Surat Al-Baqarah ayat 125, memberikan arahan yang tegas tentang pentingnya Ka'bah sebagai pusat ibadah bagi umat Muslim.

وَاِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِّلنَّاسِ وَاَمْنًاۗ وَاتَّخِذُوْا مِنْ مَّقَامِ اِبْرٰهٖمَ مُصَلًّىۗ وَعَهِدْنَآ اِلٰٓى اِبْرٰهٖمَ وَاِسْمٰعِيْلَ اَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّاۤىِٕفِيْنَ وَالْعٰكِفِيْنَ وَالرُّكَّعِ السُّجُوْدِ

"Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah (Ka’bah) tempat berkumpul dan tempat yang aman bagi manusia. Dan jadikanlah maqam Ibrahim itu tempat salat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang tawaf, orang yang iktikaf, orang yang rukuk dan orang yang sujud!'" (QS. Al-Baqarah ayat 125)

Menurut ajaran Islam, menghadap ke Ka'bah saat melaksanakan sholat adalah tanda kesatuan, ketaatan, dan kesucian dalam ibadah kepada Allah SWT. Sebagai titik fokus dalam ibadah, Ka'bah sebagai kiblat umat Islam menghubungkan umat muslim dari berbagai belahan dunia dalam kebersamaan dan ketaatan kepada Allah SWT.

Seiring perjalanannya, Ka'bah telah mengalami perbaikan sebanyak empat kali. Renovasi terakhir dilakukan pada masa Dinasti Umayyah, yang dipimpin oleh Malik bin Marwan sebagaimana dilaporkan Al-Hajjaj. Renovasi tersebut bertujuan untuk mempertahankan dan meningkatkan struktur fisik Ka'bah, memastikan keutuhan bangunan suci ini untuk generasi yang akan datang.

3 dari 3 halaman

Pertama Kali Menghadap Masjidil Aqsa

Masjid Al-Aqsa memegang peran penting sebagai kiblat awal umat Islam sebelum arah ibadah dipindahkan ke Ka’bah. Keistimewaan Masjid ini tidak hanya terletak pada fungsinya sebagai tempat ibadah pertama umat Islam, namun juga karena statusnya sebagai salah satu rumah ibadah tertua di dunia. Terletak di kota Al-Quds (Baitul Maqdis), yang lebih dikenal dengan sebutan Yerusalem, masjid ini menampilkan nilai sejarah yang mendalam bagi umat Muslim.

Menurut penjelasan dalam buku Pengantar Studi Sejarah Peradaban Islam oleh Dr. Muhammad Husain Mahasnah, saat Rasulullah SAW dan para sahabat tinggal di Mekkah, sholat dilaksanakan dengan menghadap ke arah Masjid Al-Aqsa.

Namun, pergeseran arah kiblat ini memunculkan beberapa pendapat yang diungkapkan dalam tafsir Fakhruddin al-Razi dalam Mafatih al-Ghaib. Ada empat pendapat yang mengemuka terkait penyebab perubahan arah kiblat ini.

Ada yang mengatakan bahwa perubahan ini dipicu oleh gosip orang-orang Yahudi yang merasa heran karena meskipun Islam berbeda dengan ajaran Yahudi, kiblatnya sama. Ada juga yang berpendapat bahwa kiblat sebelumnya mengarah ke Masjidil Haram karena menjadi kiblatnya Nabi Ibrahim, dan sejumlah alasan lainnya yang meliputi aspek strategis dalam menarik orang untuk memeluk Islam serta keinginan Nabi Muhammad SAW untuk menghadap Ka’bah sebagai tanah airnya.

Pergeseran kiblat umat Islam dari Masjid Al-Aqsa ke Masjidil Haram terjadi setelah Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Sebagaimana diungkap dalam buku Kelengkapan Tarikh nabi Muhammad karya Moenawar Khalil, sejak hijrah ke Madinah, Rasulullah SAW menghadapkan wajahnya ke Baitul Maqdis saat melaksanakan sholat selama kurang lebih 16 bulan.

قَدْ نَرٰى تَقَلُّبَ وَجْهِكَ فِى السَّمَاۤءِۚ فَلَنُوَلِّيَنَّكَ قِبْلَةً تَرْضٰىهَا ۖ فَوَلِّ وَجْهَكَ شَطْرَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ ۗ وَحَيْثُ مَا كُنْتُمْ فَوَلُّوْا وُجُوْهَكُمْ شَطْرَهٗ ۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْكِتٰبَ لَيَعْلَمُوْنَ اَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَّبِّهِمْ ۗ وَمَا اللّٰهُ بِغَافِلٍ عَمَّا يَعْمَلُوْنَ

"Sungguh, Kami melihat wajahmu (Nabi Muhammad) sering menengadah ke langit. Maka, pasti akan Kami palingkan engkau ke kiblat yang engkau sukai. Lalu, hadapkanlah wajahmu ke arah Masjidil Haram. Di mana pun kamu sekalian berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu. Sesungguhnya orang-orang yang diberi kitab benar-benar mengetahui bahwa (pemindahan kiblat ke Masjidil Haram) itu adalah kebenaran dari Tuhan mereka. Allah tidak lengah terhadap apa yang mereka kerjakan." (QS. Al-Baqarah ayat 144)

Perubahan ini menandai momen penting dalam sejarah Islam di mana arah ibadah yang semula mengarah ke Masjid Al-Aqsa kemudian dipindahkan ke Ka’bah, yang kemudian menjadi kiblat utama umat Muslim di seluruh dunia hingga saat ini.