Sukses

Kisah Dzulqarnain dalam Al-Qur'an dan Nilai Pentingnya

Diceritakan dalam Surah Al-Kahfi ayat 83-101.

Liputan6.com, Jakarta Kisah Dzulqarnain yang tercantum dalam Al-Qur'an, menawarkan penggambaran penuh warna tentang seorang pemimpin saleh yang dianugerahi kekuasaan oleh Allah. Diceritakan dalam Surah Al-Kahfi ayat 83-101, kisah ini mengenai Dzulqarnain telah menjadi sumber refleksi spiritual dan pandangan moral bagi umat Islam.

Nama Dzulqarnain bukanlah nama pribadi, melainkan sebuah julukan dengan arti "pemilik dua tanduk" atau "pemilik dua zaman." Sejumlah ulama tafsir memberikan interpretasi berbeda mengenai asal-usul dan makna julukan ini, yang merujuk pada penguasaan Dzulqarnain atas dua wilayah atau zaman.

Kisah Dzulqarnain tidak hanya menyajikan narasi sejarah, tetapi juga mengandung pelajaran moral dan spiritual. Pengalaman Zulkarnain menyoroti konsep keadilan, kebijaksanaan, dan tanggung jawab terhadap sesama, sementara pembangunan dinding penghalang menunjukkan kekuatan Allah dalam melindungi umat-Nya.

Untuk lebih lengkapnya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Selasa (28/11/2023). Kisah Dzulqarnain dalam Al Quran dan nilai pentingnya.

2 dari 3 halaman

Kisah Dzulqarnain dalam Al-Qur'an

Dzulqarnain, yang disebutkan dalam Surah Al-Kahfi (18): 83-101, adalah tokoh yang diceritakan dalam Al-Qur'an. Nama Dzulqarnain sendiri bukanlah nama pribadi, melainkan sebuah julukan yang dapat diterjemahkan sebagai "pemilik dua tanduk" atau "pemilik dua zaman." Dalam kisah tersebut, Dzulqarnain dihadirkan sebagai seorang pemimpin yang diberi kekuasaan oleh Allah di bumi.

1. Pemberian Kekuasaan

Dzulqarnain diberikan kedudukan dan kekuasaan oleh Allah di muka bumi. Allah memberikan kepadanya segala sarana dan kemudahan untuk mencapai tujuannya.

"Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang Zulkarnain. Katakanlah, 'Akan kubacakan kepadamu kisahnya.' Sungguh, Kami telah memberi kedudukan kepadanya di bumi, dan Kami telah memberikan jalan kepadanya (untuk mencapai) segala sesuatu." (Al-Kahfi 18:83-84)

2. Perjalanan ke Barat

Dzulqarnain melakukan perjalanan ke arah barat, hingga ia mencapai tempat matahari terbenam. Di sana, ia menemui suatu komunitas yang tidak memiliki perlindungan dari matahari dan dihadapkan pada pilihan untuk memberikan mereka petunjuk kebenaran atau menghukum mereka.

"Maka dia pun menempuh suatu jalan. Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam, dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama)." (Al-Kahfi 18:85-86)

3. Perjalanan ke Timur

Setelah itu, Dzulqarnain melakukan perjalanan ke arah timur hingga sampai pada tempat terbit matahari. Di sana, ia menemui suatu kaum yang hidup dalam kondisi yang sulit, tanpa adanya perlindungan dari sinar matahari.

"Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain). Hingga ketika dia sampai di tempat terbit matahari (sebelah timur) didapatinya (matahari) bersinar di atas suatu kaum yang tidak Kami buatkan suatu pelindung bagi mereka dari (cahaya matahari) itu." (Al-Kahfi 18:89-90)

4. Pembangunan Dinding Penghalang

Selanjutnya, Dzulqarnain sampai di antara dua gunung dan bertemu dengan kaum yang meminta bantuannya dalam membangun dinding penghalang untuk melindungi mereka dari Ya'juj dan Ma'juj (Gog dan Magog), dua kelompok yang terkenal dalam tradisi agama Abrahamik sebagai kaum yang berbuat kerusakan di bumi.

"Kemudian dia menempuh suatu jalan (yang lain lagi). Hingga ketika dia sampai di antara dua gunung, didapatinya di belakang (kedua gunung itu) suatu kaum yang hampir tidak memahami pembicaraan." (Al-Kahfi 18:93-94)

3 dari 3 halaman

Pentingnya Kisah Dzulqarnain

Kisah Dzulqarnain dalam Al-Qur'an memiliki kepentingan yang mendalam dan mencakup aspek moral, sejarah, serta spiritual. Berikut adalah beberapa poin yang menjelaskan pentingnya kisah Dzulqarnain:

1. Moral dan Etika Kepemimpinan

Dzulqarnain dihadirkan sebagai seorang pemimpin yang bijaksana dan adil. Kisahnya memberikan teladan tentang tanggung jawab seorang pemimpin terhadap keadilan dan keberlanjutan sosial. Dzulqarnain memperlihatkan kebijaksanaan dalam memutuskan antara memberi petunjuk kebenaran atau memberikan hukuman kepada suatu komunitas. Ini menjadi inspirasi bagi pemimpin Muslim untuk menjalankan kepemimpinan dengan moralitas dan keberpihakan terhadap keadilan.

2. Pentingnya Toleransi dan Kebijaksanaan Internasional

Perjalanan Dzulqarnain ke berbagai wilayah dan bertemu dengan berbagai komunitas menunjukkan pentingnya toleransi dan kerjasama antarbangsa. Kisah ini mengajarkan nilai-nilai perdamaian, saling pengertian, dan harmoni antara berbagai kelompok masyarakat, sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang mendorong toleransi dan keberagaman.

3. Perlindungan Allah dan Keberdayaan Manusia

Pembangunan dinding penghalang oleh Dzulqarnain sebagai perlindungan terhadap Ya'juj dan Ma'juj menekankan kekuatan dan perlindungan Allah. Hal ini memberikan pelajaran bahwa manusia, sementara memiliki kemampuan untuk bertindak dan melindungi, harus selalu bergantung pada Allah. Keberdayaan manusia tidak lepas dari kehendak dan kekuasaan Allah.

4. Peringatan terhadap Akhir Zaman

Kisah Dzulqarnain, khususnya dalam konteks pembangunan dinding penghalang, diyakini memiliki kaitan dengan peristiwa di akhir zaman. Menurut keyakinan Islam, Ya'juj dan Ma'juj akan dibebaskan menjelang hari kiamat. Kisah ini menjadi peringatan bagi umat Islam untuk senantiasa berpegang pada nilai-nilai kebenaran dan keadilan, serta bersiap menghadapi ujian dan fitnah di masa depan.

5. Simbolisme Spiritual

Nama Dzulqarnain yang dapat diterjemahkan sebagai "pemilik dua tanduk" atau "pemilik dua zaman" memiliki makna simbolis. Ini dapat diartikan sebagai pemegang otoritas atas dua zaman, mencakup dimensi dunia dan akhirat. Kisah ini mengingatkan umat Islam untuk memahami bahwa hidup ini adalah perjalanan menuju kehidupan abadi, dan kebijaksanaan serta amal perbuatan baik akan menjadi penuntun di kedua zaman tersebut.

Keseluruhan, kisah Dzulqarnain memberikan pandangan holistik terhadap berbagai aspek kehidupan dan memberikan petunjuk bagi umat Islam dalam menjalani kehidupan mereka dengan penuh kebijaksanaan, moralitas, dan ketaatan kepada Allah.