Sukses

Pengertian Fathatain dalam Al-Qur’an, Ketahui Cara Baca dan Jenis Harakat Lainnya

Fathatain ini dikenal sebagai tanwin fathah karena berbentuk seperti dua garis miring kecil dan terletak di atas satu huruf hijaiyah.

Liputan6.com, Jakarta Fathatain adalah salah satu jenis harakat yang sering kita temui dalam surat Al-Qur’an. Harakat adalah tanda baca atau diakritik yang ditempatkan pada huruf Arab untuk memperjelas gerakan dan pengucapan huruf tersebut. 

Secara umum, fathatain adalah tanda baca atau diakritik atau harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan fathah namun layaknya bertemu dengan huruf nun mati.  

Fathatain ini dikenal sebagai tanwin fathah karena berbentuk seperti dua garis miring kecil dan terletak di atas satu huruf hijaiyah. Cara membaca atau melafalkan huruf yang memiliki harakat fathatain adalah dengan berbunyi /-an/.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian fathatain dan cara membacanya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/11/2023).

2 dari 3 halaman

Mengenal Fathatain

Secara umum, fathatain adalah tanda baca atau diakritik atau harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan fathah namun layaknya bertemu dengan huruf nun mati.  

Dalam buku yang berjudul Brillian: Metode 6 Langkah Cepat Baca Quran dari Buta Huruf Hingga Lancar (2023) oleh H. Brilly El-Rasheed, menjelaskan bahwa fathatain adalah dua harakat fathah yang berbunyi an.

Fathatain ini dikenal sebagai tanwin fathah karena berbentuk seperti dua garis miring kecil dan terletak di atas satu huruf hijaiyah. Cara membaca atau melafalkan huruf yang memiliki harakat fathatain adalah dengan berbunyi /-an/ atau dilafalkan seperti fathah tetapi seperti bertemu dengan huruf nun mati.

Dalam penulisan di Al-Qur’an, biasanya setelah fathatain pada huruf hijaiyah terdapat alif, dan alif ini tidak dibaca. Selain itu, tanda bawa tanwin baik itu fathatain selalu berada pada huruf terakhir dari sebuah kata. Contohnya seperti ini:

قَوْمًا – مَفَازًا - عَلِيْمًا

3 dari 3 halaman

Jenis Harakat Lainnya dalam Al-Qur’an

Setelah memahami fathatain, anda perlu mengetahui jenis-jenis harakat lainnya yang sering digunakan dalam surat Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

1. Fathah

Fathah merupakan tanda baca Alquran berbentuk garis horizontal yang berada di atas suatu huruf hijaiyah. Secara harfiah, kata fathah berarti membuka. Fathah melambangkan fonem ‘a’. Ketika suatu huruf diberi harakat fathah, maka huruf tersebut akan berbunyi ‘a’. Sebuah huruf berharakat fathah jika diikuti oleh Alif  juga melambangkan fonem ‘a’ yang dibaca panjang.

2. Kasrah

Kasrah merupakan tanda baca Alquran berbentuk garis horizontal yang berada di bawah suatu huruf hijaiyah. Kasrah melambangkan fonem ‘i’. Secara harfiah, kasrah berarti melanggar. Ketika suatu huruf diberi harakat kasrah, maka huruf tersebut akan berbunyi ‘i’. misal ‘ba’ yang diberi kasrah makan akan dibaca bi. Sebuah huruf yang berharakat kasrah jika bertemu dengan huruf ya (ي ) maka akan melambangkan fonem ‘I’ yang dibaca panjang.

3. Dammah

Dammah adalah sebuah tanda baca Alquran yang berbentuk huruf waw (و) kecil yang diletakkan di atas suatu huruf hijaiyah. Dammah melambangkan fonem ‘u’. Artinya jika sebuah huruf hijaiyah diberi dammah maka cara membacanya yakni dengan berbunyi ‘u’. Misal huruf ‘ba’ yang diberi dammah akan berbunyi ‘bu’. Sebuah huruf yang berharakat dammah jika bertemu dengan huruf waw (و ) maka akan melambangkan fonem ‘u’ yang dibaca panjang.

4. Sukun

Sukun merupakan harakat berbentuk bulat yang ditulis di atas suatu huruf hijaiyah. Harakat sukun melambangkan mati dari suatu huruf hijaiyah. Misalkan pada kata mad مـَدْ yang terdiri dari huruf mim yang berharakat fathah (مَ) sehingga menghasilkan bunyi ‘ma’, dan diikuti dengan huruf dal yang berharakat sukun دْ yang menghasilkan konsonan ‘d’ sehingga dibaca mad’.

5. Tasydid

Tasydid adalah salah satu tanda baca Alquran yang berbentuk seperti kepala dari huruf sin (س) yang diletakkan di atas huruf hijaiyah. Harakat tasydid melambangkan penekanan pada suatu konsonan yang dituliskan dengan simbol konsonan ganda.

Sebagai contoh pada kata  شـَـدَّةٌ yang berbunyi ‘syaddah’ yang terdiri dari huruf syin yang berharakat fathah ش sehingga menghasilkan bunyi ‘sya’, diikuti dengan huruf dal yang berharakat tasydid fathah دَّ yang menghasilhan bunyi ‘dda’, diikuti pula dengan ta marbuta  ةٌ di akhir kata yang menghasilkan bunyi ‘h’, sehingga menjadi 'syaddah'.

6. Dhammahtain

Dhammahtain adalah tanda baca atau diakritik atau harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan dammah namun layaknya bertemu dengan huruf nun mati.

Dhammahtain ini juga sering dikenal sebagai tanwin dhammah karena berbentuk seperti huruf wawu kecil rangkap dan terletak di atas satu huruf hijaiyah. Cara membaca harakat dhammahtain yakni mendengung dan berbunyi /-un/ atau dilafalkan seperti dhammah tetapi seperti bertemu dengan huruf nun mati. Perlu diketahui, bahwa tanda tanwin baik dhammahtain selalu berada pada huruf terakhir dari sebuah kata. Namun untuk huruf yang bertanda harakat dhammahtain tidak perlu ditambah alif.

7. Kasratain

Kasratain adalah tanda baca atau diakritik atau harakat pada tulisan Arab untuk menyatakan bahwa huruf pada akhir kata tersebut diucapkan kasrah namun layaknya bertemu dengan huruf nun mati. Harakat ini juga dikenal sebagai tanwin kasrah karena memiliki bentuk seperti dua garis miring kecil dan terletak di bawah satu huruf hijaiyah.

Cara membaca kasratain adalah seperti kasrah tetapi seperti bertemu dengan huruf nun mati atau menghasilkan bunyi /in/. Perlu diketahui, bahwa tanda tanwin baik kasratain selalu berada pada huruf terakhir dari sebuah kata. Namun untuk huruf yang bertanda harakat kasratain tidak perlu ditambah alif.