Sukses

Arti Fawailul Lil Mushollin dalam Surah Al-Maun, Simak Pula Tafsirnya

Arti dari fawailul lil mushollin yang merupakan potongan dari surat Al-Maun adalah Maka celakalah orang yang sholat.

Liputan6.com, Jakarta Fawailul lil mushollin merupakan potongan dari sebuah surat dalam Al-Qur’an. Fawailul lil mushollin adalah potongan dari surat Al-Maun. Surat Al-Maun adalah surah ke-107 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah karena diturunkan di Mekkah. 

Surat Al Maun ini terdiri dari 7 ayat. Secara keseluruhan, isi dan kandungannya sendiri yakni  orang orang yang lalai dalam beribadah dan orang orang yang menindas anak yatim serta enggan menolong barang barang yang berguna.

Sementara itu, fawailul lil mushollin merupakan potongan ayat ke 4 dalam surat Al-Maun. Untuk arti fawailul lil mushollin yang merupakan potongan dari surat Al-Maun adalah Maka celakalah orang yang sholat.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai arti fawailul lil mushollin dan tafsirnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/11/2023).

2 dari 4 halaman

Arti Fawailul Lil Mushollin

Fawailul lil mushollin merupakan potongan dari sebuah surat dalam Al-Qur’an. Fawailul lil mushollin adalah lafal dari ayat 4 surat Al-Maun. Berikut bacaan Arabnya:

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ

Artinya: "Maka celakalah orang yang shalat,"

Secara umum, arti dari fawailul lil mushollin adalah akan adanya azab bagi umat Muslim yang melaksanakan salat namun tidak semestinya. Makna dari semestinya di sini adalah tidak melaksanakan salat tepat waktu, bermalas-malasan, lalai akan tujuan pelaksanaannya, dan tidak sesuai dengan syariat serta rukun salat.

Selain itu, makna dari semestinya di sini yakni mereka jugalah orang-orang yang berbuat ria, baik dalam salatnya maupun semua perbuatan baiknya. Dia beramal tanpa rasa ikhlas, melainkan demi mendapat pujian dan penilaian baik dari orang lain.

3 dari 4 halaman

Mengenal Surat Al-Maun

Surat Al-Maun adalah surah ke-107 dalam Al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah karena diturunkan di Mekkah. Surat ini terdiri dari 7 ayat yang membahas tentang barang-barang yang berguna.

Surat Al-Maun sendiri diturunkan setelah surat at-takatsur. Pokok isi surat Al Maun adalah terkait ancaman terhadap mereka yang tergolong menodai agama yakni mereka yang menindas anak yatim, tidak menolong orang yang meminta-meminta, riya' (ingin dipuji sesama manusia), lalai dalam salatnya, serta enggan menolong dengan barang-barang yang berguna. Jadi pokok surah ini menceritakan orang orang yang lalai dalam beribadah dan orang orang yang menindas anak yatim serta enggan menolong barang barang yang berguna.

Berikut ini bacaan surat Al-Maun ayat 1-7 beserta artinya:

اَرَءَيْتَ الَّذِيْ يُكَذِّبُ بِالدِّيْنِ

Arab Latin: Ara-aital lazii yu kazzibu bid diin

Artinya: "Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?"

فَذٰلِكَ الَّذِيْ يَدُعُّ الْيَتِيْمَ

Arab Latin: Fa zaalikal lazi yadu'ul-yatiim

Artinya: "Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,"

وَلَا يَحُضُّ عَلٰي طَعَامِ الْمِسْكِيْنِ

Arab Latin: Wa la ya huddu 'alaa ta'amil miskiin

Artinya: "dan tidak mendorong memberi makan orang miskin."

فَوَيْلٌ لِّلْمُصَلِّيْنَ

Arab Latin: Fawailul lil musalliin

Artinya: "Maka celakalah orang yang shalat,"

الَّذِيْنَ هُمْ عَنْ صَلَاتِهِمْ سَاهُوْنَ

Arab Latin: Al laziina hum 'an salaatihim sahuun

Artinya: "(yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,"

الَّذِيْنَ هُمْ يُرَاۤءُوْنَ

Arab Latin: Al laziina hum yuraa-uun

Artinya: "yang berbuat ria,"

وَيَمْنَعُوْنَ الْمَاعُوْنَ

Arab Latin: Wa yamna'uunal ma'uun

Artinya: "dan enggan (memberikan) bantuan."

4 dari 4 halaman

Tafsir dari Surat Al-Maun Ayat 4

Setelah memahami arti dan makna dari fawailul lil mushollin adalah lafal dari ayat 4 surat Al-Maun, anda perlu mengetahui tafsiran dari surat Al-Maun ayat 4. Mengutip dari laman Kementerian Agama atau Kemenag RI, tafsir surat Al-Maun ayat 4 yang artinya ‘Maka celakalah orang yang shalat’, Allah SWT mengungkapkan satu ancaman yaitu celakalah orang-orang yang mengerjakan salat dengan tubuh dan lidahnya, tidak sampai ke hatinya.

Dia lalai dan tidak menyadari apa yang diucapkan lidahnya dan yang dikerjakan oleh anggota tubuhnya. Ia rukuk dan sujud dalam keadaan lalai, ia mengucapkan takbir tetapi tidak menyadari apa yang diucapkannya. Semua itu adalah hanya gerak biasa dan kata-kata hafalan semata-mata yang tidak mempengaruhi apa-apa, tidak ubahnya seperti robot.

Perilaku tersebut ditujukan kepada orang-orang yang mendustakan agama, yaitu orang munafik. Ancaman itu tidak ditujukan kepada orang-orang muslim yang awam, tidak mengerti Bahasa Arab, dan tidak tahu tentang arti dari apa yang dibacanya. Jadi orang-orang awam yang tidak memahami makna dari apa yang dibacanya dalam salat tidak termasuk orang-orang yang lalai seperti yang disebut dalam ayat ini.

Allah SWT selanjutnya menambah penjelasan tentang sifat orang pendusta agama, yaitu mereka melakukan perbuatan-perbuatan lahir hanya semata karena ria, tidak terkesan pada jiwanya untuk meresapi rahasia dan hikmahnya.

Allah SWT menambahkan lagi dalam ayat ini sifat pendusta itu, yaitu mereka tidak mau memberikan barang-barang yang diperlukan oleh orang-orang yang membutuhkannya, sedang barang itu tak pantas ditahan, seperti periuk, kapuk, cangkul, dan lain-lain.

Keadaan orang yang membesarkan agama berbeda dengan keadaan orang yang mendustakan agama, karena yang pertama tampak dalam tata hidupnya yang jujur, adil, kasih sayang, pemurah, dan lain-lain. Sedangkan sifat pendusta agama ialah ria, curang, aniaya, takabur, kikir, memandang rendah orang lain, tidak mementingkan yang lain kecuali dirinya sendiri, bangga dengan harta dan kedudukan, serta tidak mau mengeluarkan sebahagian dari hartanya, baik untuk keperluan perseorangan maupun untuk masyarakat.