Liputan6.com, Jakarta Fazlur Rahman merupakan seorang pemikir modernisme dan filsuf Islam yang berasal dari Pakistan. Ia dianggap sebagai salah satu pemikir neomodernis yang paling serius dan produktif dewasa ini. Hal ini terbukti dengan begitu banyaknya karya yang dihasilkannya.
Baca Juga
Ia dilahirkan pada tanggal 21 September 1919 dan meninggal 26 Juli 1988 di Hazara, suatu daerah di Anak Benua Indo-Pakistan yang sekarang terletak di barat laut Pakistan. Wilayah ini memang terkenal telah melahirkan banyak pemikir Islam yang cukup berpengaruh dalam perkembangan pemikiran Islam.
Advertisement
Selain Fazlur Rahman sendiri, ada pula pemikir Islam lainnya yang berasal dari daerah ini, seperti Syah Wali Allah, Sir Sayyid Ahmad Khan, hingga Sir Muhammad Iqbal. Kamu tentu perlu mengenali biografi dari Fazlur Rahman sebagai pemikir Islam yang cukup terkenal ini.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (28/11/2023) tentang Fazlur Rahman.
Biografi Fazlur Rahman
Fazlur Rahman berasal dari Hazara, Pakistan. Ia lahir pada 21 September 1919, dan wafat di Chicago, Illinois, pada 26 juli 1988. Ia dilahirkan dalam suatu keluarga Muslim yang sangat religius dan dibesarkan dengan tradisi keagamaan mazhab Hanafi yang cukup kuat. Oleh karenanya, sebagaimana diakuinya sendiri bahwa ia telah terbiasa menjalankan ritual-ritual agama, seperti shalat dan puasa secara teratur sejak masa kecilnya dan tidak pernah meninggalkannya.
Fazlur Rahman dengan dasar pemahaman keagamaan keluarganya yang cukup kuat itu tidak terlepas dari ayahnya yang bernama Maulana Shihab ad-Din, seorang ulama tradisional kenamaan lulusan Dar al-‘Ulum, Deoband. Maulana Shihab ad-Din sendiri adalah seorang ulama modern, meskipun terdidik dalam pola pemikiran Islam tradisional. Ayah dari Fazlur Rahman ini memiliki keyakinan bahwa Islam melihat modernitas sebagai tantangan-tantangan dan kesempatan-kesempatan yang harus dihadapi. Keyakinan seperti ini pulalah yang kemudian dimiliki dan mewarnai kehidupan dan pemikiran Fazlur Rahman.
Bekal dasar tersebut memiliki pengaruh signifikansi yang cukup berarti dalam pembentukan kepribadian dan intelektualitas Fazlur Rahman pada masa-masa berikutnya. Melalui didikan ayahnya, Fazlur Rahman menjadi sosok yang cukup tekun untuk menimba pengetahuan dari berbagai sumber dan media, termasuk karya-karya Barat. Pengajaran dan pendidikan tradisional ilmu-ilmu keislaman pada waktu kecil diterimanya dari ayahnya Maulana Shihab ad-Din di rumah.
Pengaruh ayah dan ibunya tersebut sangat kuat dalam membentuk kerangka pemikiran dan pengamalan keagamaan Fazlur Rahman. Sang ayah yang dididik dalam pola pemikiran Islam tradisional namun toleran terhadap nilai-nilai modernitas sebagai kenyataan sehari-hari. Dari ibunya diajarkan nilai-nilai kebenaran, kasih sayang, ketabahan dan cinta. Kedua orang tuanya ikut memberikan bekal yang cukup signifikan dan mendasar terhadap pembentukan kepribadian dan keintelektualan Fazlur Rahman pada masa selanjutnya.
Advertisement
Pemikiran-Pemikiran Fazlur Rahman
Pemikiran–pemikiran Fazlur Rahman bisa dikategorikan menjadi 7 bagian. Berikut beberapa pemikiran Fazlur Rahman:
1. Wujud Tuhan
Fazlur Rahman dalam menerangkan gagasan tentang Tuhan dan alam semesta senantiasa mengacu pada Al Qur’an sebagai sumber otoritas primer dan senantiasa aktual dan kontekstual dalam setiap masa dan keadaan dimana manusia berada.
2. Kenabian dan Wahyu
Fazlur Rahman mengemukakan tentang perbandingan antara pandangan kaum filsuf dan ahli kalam atau teolog ortodoks mengenai konsep kenabian dan wahyu. Pembahasannya dimulai tentang konsep akal manusia menurut Ibn Sina (w. 1037 M).
3. Kedudukan Akal dan dan Fungsi Wahyu
Manusia merupakan makhluk Tuhan yang paling sempurna dan mulia. Ketinggian, keutamaan dan kelebihan manusia dari makhluk lainnya terletak pada akal yang dianugerahkan Tuhan kepadanya.
4. Takdir atau Hukum Alam
Salah satu fungsi utama dari adanya gagasan tentang Tuhan adalah untuk menjelaskan keteraturan alam semesta. Menurut Fazlur Rahman, ajaran fundamental Al Qur’an tentang alam semesta ialah; 1). Bahwa ia merupakan sebuah kosmos, sebuah tatanan, 2). Bahwa ia merupakan suatu tatanan yang berkembang, yang dinamis. 3). Bahwa ia bukanlah suatu permainan yang sia-sia, tetapi harus ditanggapi secara serius; manusia harus mempelajari hukum-hukumnya yang merupakan bagian dari perilaku Tuhan, dan menjadikannya sebagai panggung dari aktivitas manusia yang punya tujuan.
5. Hari Akhir
Ide pokok yang mendasari ajaran-ajaran Al Qur’an tentang akhirat adalah bahwa akan tiba saat ketika manusia menemukan kesadaran unik yang tidak pernah dialaminya pada masa sebelumnya mengenai amal perbuatannya. Alam semesta ada batasnya, pada saatnya nanti ia akan hancur bersama seluruh kandungannya, itulah yang dinamakan kiamat.
6. Politik dan Kepemimpinan
Dalam berbagai tulisannya Fazlur-Rahman menekankan masyarakat Islam adalah masyarakat menengah yang tidak terjebak pada ekstrimitas, dan ûlil al-amri-nya (para pemegang kekuasaan) adalah mereka yang tidak menerima konsep elitisisme ekstrim.
7. Konsep Etika
Berkaitan dengan ini, Fazlur Rahman mengemukakan bahwa etika bukan saja sebagai the basic elan of the Quran (esensi dalam ajaran Al Qur’an), tetapi juga merupakan aspek universal yang ada dalam setiap diri manusia. Hukum etika atau moral yang hakiki tak dapat diubah. Ia merupakan “perintah” Tuhan (God’s Command) manusia tak dapat membuat hukum moral. Ketundukan terhadap moral itulah “Islam” dan perwujudannya disebut dengan “ibadah”
Karya-Karya Fazlur Rahman
Munculnya karya Prophecy in Islam pada tahun 1958, karya lain yang kritis yaitu a History of Muslim Philosophy, Health and Medicine in the Islamic Tradition: Change and Identity. Perhatian para modernis terhadap filsafat moral sangat kecil, atau bahkan tidak ada.
Perhatian di bidang ini baru terealisasi pada masa Iqbal, yang dipandang Rahman sebagai “satu-satunya filsuf periode modern Islam”, melalui karya utamanya The Reconstruction of Religious Thought in Islam. Menurut Rahman, melalui karyanya ini, ada upaya serius dari penulisnya untuk memformulasikan metafisika Islam yang baru.
Buku penting lain yang dihasilkan Rahman adalah Islam (1966). Di dalam buku ini, Rahman menyuguhkan perkembangan umum Islam selama 14 abad. Seperti dalam Islamic Methodology, karya ini juga merupakan kajian historis sekaligus interpretatif untuk beberapa bagiannya.
Sejak kepindahannya ke Chicago, karya-karya yang ditulisnya sejak 1970, menurut Adnan Asmal,18 mencakup hampir semua kajian Islam normatif ataupun historis, sama dengan ketika ia masih berada di Pakistan. Tiga karyanya adalah The Philosophy of Mulla Sadra (1975), Major Themes of the Qur’an (1980), Islam and Modernity (1982), Health and Medicine in the Islamic Tradition: Change and Identity ,Prophecy in Islam: Philosophy and Oryhodoxy, dan Revival and Reform in Islam: a Study of Islamic Fundamentalis.
Advertisement