Sukses

Manifestasi Klinis Adalah Gejala Atas Suatu Kondisi, Pahami dari Contohnya

Manifestasi klinis adalah tanda atau gejala yang dapat diamati atau dirasakan oleh dokter atau pasien selama suatu kondisi penyakit.

Liputan6.com, Jakarta Manifestasi klinis adalah istilah yang sering ditemui dalam dunia kedokteran. Secara umum, manifestasi klinis adalah tanda atau gejala yang dapat diamati atau dirasakan oleh dokter atau pasien selama suatu kondisi penyakit.

Manifestasi klinis mencakup segala sesuatu yang dapat diukur, diidentifikasi, atau dilaporkan sebagai bagian dari suatu kondisi medis. Manifestasi klinis berupa dampak-dampak yang muncul di dalam diri seseorang akibat berkembangnya sebuah penyakit.

Mengetahui manifestasi klinis ini sangat penting dalam dunia kedokteran untuk dapat mengidentifikasi gejala klinis pada pasien atau penderita dan dapat memberikan pengobatan dengan secepat mungkin.

Berikut Liputan6.com ulas mengenai pengertian manifestasi klinis dan contohnya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/11/2023).

2 dari 4 halaman

Manifestasi Klinis Adalah

Secara umum, pengertian manifestasi klinis adalah tanda atau gejala yang dapat diamati atau dirasakan oleh dokter atau pasien selama suatu kondisi penyakit. Istilah ini sudah tak asing lagi di dunia kedokteran.

Manifestasi klinis mencakup segala sesuatu yang dapat diukur, diidentifikasi, atau dilaporkan sebagai bagian dari suatu kondisi medis. Manifestasi klinis berupa dampak-dampak yang muncul di dalam diri seseorang akibat berkembangnya sebuah penyakit.

Manifestasi klinis sangat penting dalam diagnosis dan penanganan penyakit. Manifestasi klinis ini memberikan petunjuk kepada tenaga medis untuk memahami kondisi kesehatan pasien dan merancang rencana perawatan yang sesuai. Diagnosis medis didasarkan pada kombinasi manifestasi klinis, riwayat kesehatan pasien, serta data dari pemeriksaan fisik dan uji diagnosis.

3 dari 4 halaman

Manfaat Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis memiliki sejumlah manfaat penting dalam konteks perawatan kesehatan. Berikut adalah beberapa manfaat dari manifestasi klinis, yakni:

  1. Dapat membantu dokter atau tenaga medis yang lain dalam mendiagnosis penyakit atau kondisi kesehatan pasien. Gejala dan tanda yang muncul memberikan petunjuk awal terkait kemungkinan kondisi yang sedang dialami oleh pasien.
  2. Memungkinkan tenaga medis merencanakan perawatan yang sesuai. Hal ini mencakup pemilihan terapi yang tepat, resep obat yang sesuai, dan pengelolaan perawatan jangka panjang.
  3. Sebagai indikator respons terhadap pengobatan. Pemantauan gejala atau tanda selama perawatan membantu dalam mengevaluasi efektivitas terapi yang diberikan dan memungkinkan penyesuaian rencana perawatan jika diperlukan.
  4. Memungkinkan tenaga medis berkomunikasi secara efektif dengan pasien. Menjelaskan gejala atau tanda kepada pasien, sehingga dapat membantu mereka memahami kondisi kesehatan mereka, memotivasi untuk mengikuti perawatan, dan merencanakan perubahan gaya hidup jika diperlukan.
  5. Dapat digunakan untuk penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan. Analisis tren gejala atau tanda dapat memberikan wawasan tambahan tentang epidemiologi penyakit dan respons terhadap perawatan.
  6. Dapat digunakan untuk menganalisis dan memantau kesehatan populasi. Hal ini membantu dalam pengidentifikasian tren penyakit, memahami faktor risiko, dan merencanakan strategi pencegahan yang lebih efektif.
  7. Dapat menjadi dasar untuk penyuluhan dan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Menjelaskan gejala atau tanda suatu kondisi dapat meningkatkan pemahaman masyarakat tentang kesehatan dan memotivasi mereka untuk mencari perawatan atau melakukan tindakan pencegahan.
4 dari 4 halaman

Contoh Manifestasi Klinis

Agar anda lebih memahami maksud dari manifestasi klinis, berikut ini terdapat contohnya dari penyakit Covid-19 adalah:

  1. Demam, suhu badan bertambah hingga 38 derajat C bahkan lebih sehingga dapat membuat seseorang mengalami sesak napas
  2. Batuk kering, tidak ada dahak atau lendir, batuk yang dirasakan berkepanjangan 14 hingga 21 hari.
  3. Kelelahan, merupakan salah satu gejala yang bertahan lama, namun kelelahan tidak terjadi sendiri, melainkan ada beberapa gejala yang menyertai.
  4. Rasa tidak nyaman dan nyeri, diakibatkan adanya arthritis (radang sendi) karena tubuh terinfeksi oleh Covid-19
  5. Diare yang terjadi 1 hingga 2 hari sebelum mengalami demam dan sesak napas
  6. Sakit kepala yang dialami berlangsung hingga lebih dari 72 jam
  7. Hilangnya indera penciuman (Anosmia) dapat terjadi karena ada masalah pada sistem saraf yang berfungsi mendeteksi aroma atau bau, penyebab pasti mengapa Covid-19 dapat menimbulkan anosmia belum diketahui. Namun, ada dugaan peradangan yang terjadi di rongga hidung ketika Covid-19 terhirup masuk kedalam tubuh melalui hidung.

Sedangkan contoh lain manifestasi klinis dari penyakit HIV/AIDS adalah sebagai berikut ini:

  1. Fase awal akan menunjukkan gejala seperti demam, nyeri otot, ruam kulit, sakit kepala, dan lelah yang berlebihan. Bahkan penderita juga akan mengalami pembengkakan kelenjar getah bening terutama di bagian leher, pangkal paha, atau ketiak.
  2. Fase asimptomatik, pada tahap ini penderita HIV/AIDS tidak menunjukkan gejala klinis yang spesifik. Meskipun tanpa gejala, virus tetap aktif dan merusak sistem kekebalan.
  3. Fase Simptomatik awal, pada tahap ini penderita akan lebih mengalami kelelahan yang berlebih, penurunan berat badan tanpa ada alasan yang jelas, demam dan keringat malam, hingga diare yang berat.
  4. Fase AIDS, pada tahap ini kekebalan tubuh akan melemah sehingga penyakit akan mudah menyerang mulai dari pneumocystis pneumonia (PCP), tuberkulosis, atau infeksi jamur.

Apabila sudah terlihat gejala seperti yang telah dijelaskan di atas, maka dapat diputuskan solusi pemeriksaan lebih lanjut guna mendapatkan penanganan yang optimal. Biasanya dapat berupa terapi, penghentian konsumsi obat, desensitiasasi, dan melakukan pencegahan alergi.

Penting untuk diingat bahwa manifestasi klinis HIV/AIDS dapat bervariasi antar individu, dan beberapa orang mungkin tidak menunjukkan gejala selama beberapa tahun. Diagnosa HIV/AIDS biasanya didasarkan pada uji darah khusus yang mendeteksi antibodi atau antigen terkait HIV/AIDS. Pengobatan yang tepat dapat memperlambat perkembangan penyakit dan meningkatkan kualitas hidup penderita HIV/AIDS.