Sukses

Biografi Habib Hasan Baharun, Pendidikan, dan Karya-karyanya

Habib Hasan Baharun merupakan seorang ustaz yang telah mendalami ilmu agama semenjak kecil.

Liputan6.com, Jakarta Habib Hasan Baharun mungkin cukup terkenal di seantero Madura. Ia merupakan seorang pendakwah kelahiran Sumenep yang memiliki berbagai kontribusi terhadap pendidikan agama Islam di Jawa Timur.   

Hal ini tidak terlepas dari dakwahnya dan pengajarannya tentang agama di berbagai pesantren dan juga karya-karya buku yang telah dibuatnya. Kamu tentunya perlu mengenali biografi dan perjalanannya dalam berdakwah di Indonesia.

Habib Hasan Baharun merupakan seorang ustaz yang telah mendalami ilmu agama semenjak kecil. Ia belajar ilmu agama dari kedua orang tuanya, kakeknya, paman-pamanny, hingga dari sekolah. Pada akhirnya, ia juga menjadi seorang pendakwah sekaligus pengajar.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (29/22/2023) tentang Habib Hasan Baharun.

2 dari 4 halaman

Profil Habib Hasan Baharun

Habib Hasan Baharun atau Habib Hasan bin Ahmad Baharun lahir di Sumenep pada tanggal 11 juni 1934. Ia merupakan putra pertama dari empat bersaudara dari pasangan Al-Habib Ahmad bin Husein dengan Fathmah binti Ahmad Bachabazy. Adapun silsilah dzahabiyah yang mulia dari Habib Hasan Baharun adalah Al-Habib Hasan bin Ahmad bin Husein bin Thohir bin Umar bin Hasan Baharun.

Habib Hasan Baharun dikarunia 6 orang putra dan 2 orang putri, mereka adalah Hb. Hamzah, Syarifah Lina, Hb. Muhammad Shodiq (Alumni Darul Mustofa Tarim), Hb. Ali Zainal Abidin (Alumni Sayyid Muhammad Al Maliki Makkah), Hb. Segaf (Alumni Habib Zen Bin Sumaith Madinah), Hb. Ali (Alumni Habib Zen Bin Sumaith Madinah), Hb. Husin dan Syarifah Ruqoyyah.

Habib Hasan Baharun Wafat pada hari Senin tanggal 8 Shafar 1420 H atau tanggal 23 Mei 1999 M.

3 dari 4 halaman

Biografi Habib Hasan Baharun

Bagi Habib Hasan Baharun pendidikan agama selain diperoleh dari kedua orang tuanya, juga didapatkan dari pendidikan keagamaan dari Madrasah Makarimul Akhlaq Sumenep. Tidak hanya itu, ia juga mendapatkan bekal pendidikan agama dari kakeknya yang dikenal sebagai seorang ulama di kabupaten Sumenep, yaitu Ustadz Achmad bin Muhammad Bachabazy. Kakeknya senantiasa membina dan membimbingnya dan apabila ada undangan untuk berdakwah, Habib Hasan Baharun sering diajak untuk menemani dakwah dari sang kakeknya tersebut.

Setelah kakeknya meninggal dunia, ia menimba ilmu agama dari paman-pamannya sendiri yaitu Ustadz Usman bin Ahmad Bachabazy dan Ustadz Umar bin Ahmad Bachabazy. Tidak hanya itu, ia juga belajar dan menimbal ilmu agama, khususnya ilmu fiqih kepada Al-Faqih Al-Habib Umar Ba’aqil Surabaya sekaligus menjadi murid kesayangan ulama’ asal kota pahlawan tersebut.

Sejak kecil, Habib Hasan Baharun memiliki semangat belajar yang tinggi serta dikenal ulet dan rajin. Di samping pendidikan agama, ia juga menempuh pendidikan formal mulai dari SR (Sekolah Rakyat, jenjang pendidikan setingkat SD) dilanjutkan hingga PGA (Pendidikan Guru Agama). Ketika memasuki tahun keempat, ia pindah ke SMEA di Surabaya sehingga tidak sempat merampungkan pendidikan PGA-nya. Setelah menamatkan sekolah, Habib Hasan Baharun sering mengikuti ayahnya ke pulau Masalembu (sebuah pulau di utara pulau Madura) untuk berdakwah sambil membawa barang dagangan. Pada tahun 1966, ia memutuskan untuk berdakwah ke Pontianak, Kalimantan Barat.

Pada tahun 1970 atas permintaan ibundanya, ia pulang ke Madura dan disuruh untuk berdakwah di Madura atau di Pulau Jawa saja. Namun karena kegigihan beliau selama 2 tahun masih tetap aktif datang ke Pontianak untuk berdakwah walaupun telah menetap di Jawa Timur.

Kemudian ia mengajar di Pondok Pesantren Gondanglegi Malang mengembangkan Bahasa Arab, sehingga pondok Gondanglegi pada saat itu terkenal maju dalam bidang Bahasa Arabnya. Selanjutnya beliau pindah dan mengabdikan diri di Pondok Pesaantren Al Khairiyah Bondowoso bersama Ust. Abdullah Abdun dan Habib Husein Al Habsyi. Sehingga beliau diminta oleh Habib Husein Al Habsyi untuk mengajar di Pondok Pesantren Yayasan Pendidikan Islam (YAPI) yang baru dirintisnya.

Selain mengajar di tempat yang telah disebut di atas, beliau juga pernah mengajar di berbagai pondok pesantren di antaranya: Pondok Pesantren Sidogiri Pasuruan, Pondok Pesantren Salafiyah Asy Syafi'iyah Asembagus Situbondo, Pondok Pesantren Langitan Tuban, dan lain-lain. Pada waktu liburan pondok pesantren, beliau gunakan waktunya untuk menyebarkan dan mengembangkan Bahasa Arab ke berbagai pondok pesantren, baik di Jawa Timur atau di Jawa Tengah.

4 dari 4 halaman

Karya-Karya Habib Hasan Baharun

Selain menjadi seorang pendakwah, pemimpin, pengasuh pondok pesantren dan menjadi pendidik, Habib Hasan Baharun adalah seorang yang produkfit menulis, dibuktikan dengan karya tulisnya yang fenomenal dan sampai sekarang dipakai sebagai buku wajib di berbagai pondok pesantren dan perguruan tinggi islam.

Dalam waktu yang sangat padat dengan segala kesibukan mengajar dan berdakwah serta mengurus santri-santrinya siang dan malam, ia tetap menyempatkan diri untuk menulis beberapa buku/kitab. Di antara karya-karya yang pernah ditulis oleh Habib Hasan Baharun yaitu:

  1. “Kamus Bahasa Dunia Islam (Majmu’aat Ashriyah)” tahun 1980 , telah diterbitkan.
  2. “Percakapan Bahasa Arab (Al-Muhawaroh al-Haditsah I dan II)” Tahun 1981, telah diterbitkan.
  3. “Buku Praktis Ilmu Tajwid” tahun 1998/1418 H, telah diterbitkan.
  4. kitab I’rob
  5. “Pengantar Belajar Ilmu Nahwu (41 Kaidah Nahwu)” tahun 1432, telah diterbitkan.
  6. Kalimatul Af’al (Kosakata kata kerja dan contoh penggunaannya)
  7. Sekumpulan Amalan Salaf (Dalilul Muslim; Kompas Seorang Muslim)

Selain itu, masih banyak karya-karya dari Habib Hasan Baharun lainnya.