Sukses

Balaghah Adalah Seni Lisan Bahasa Arab, Pahami 3 Objek Kajian Utamanya

Pengertian balaghah, dan 3 objek kajian utamanya.

Liputan6.com, Jakarta Balaghah adalah seni lisan yang telah menghiasi keindahan bahasa Arab seiring dengan kemajuan kesusastraan dan perkembangan pemikiran. Dalam konteks Bahasa Arab, balaghah dikenal sebagai ilmu yang memperindah kalimat, menggali makna yang mendalam, dan memanfaatkan kekayaan kata untuk mencapai ekspresi yang mengesankan. 

Dalam linguistik nya, balaghah adalah seni yang merujuk pada sifat kalam dan mutakallim, di mana perkataannya tidak hanya tercapai sesuai maksud, tetapi juga menyampaikan pesan dengan keindahan dan ketajaman yang luar biasa. Dalam literatur Arab, balaghah dapat ditemui dalam berbagai bentuk, terutama dalam Al-Qur'an.

Balaghah adalah jembatan yang menghubungkan ungkapan dan pemahaman, tidak hanya mencakup kemampuan menyampaikan makna secara jelas, tetapi juga menghadirkan keindahan dalam setiap kalimat. Oleh karena itu penting untuk memahami apa itu Balaghah saat mempelajari bahasa Arab.

Untuk itu, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber pada Jumat (1/12/2023). Pengertian balaghah, dan 3 objek kajian utamanya.

2 dari 5 halaman

Pengertian Balaghah

Balaghah adalah salah satu ilmu dalam Bahasa Arab yang memiliki arti "memperindah bahasa" atau "kemampuan menyampaikan pesan dengan indah dan efektif." Istilah ini berasal dari kata "بلغ" (balagh), yang berarti "sampai" atau "mencapai," mirip dengan kata "وصل" dan "انتهى." Dalam konteks Al-Qur'an, konsep balaghah dapat ditemukan dalam surat Al-Kahfi ayat 90, yang menyiratkan pencapaian atau penyampaian pesan Tuhan.

Secara istilah, balaghah mencakup sifat-sifat kalam dan mutakallim. Kalam yang baligh adalah perkataan yang tercapai atau terwujud sesuai maksudnya, sedangkan mutakallim yang baligh adalah pembicara yang berhasil menyampaikan pesan secara efektif. Beberapa aspek balaghah meliputi:

Tanaasuq al-Ashwaat (Kesesuaian Bunyi):

  • Derajat terendahnya adalah ketiadaan tanaafur huruf.
  • Derajat tertingginya adalah kesesuaian antara bunyi dan makna.

Tarkib Lughawi yang Sesuai:

  • Shahih (bebas dari kesalahan dan cacat).
  • Merepresentasikan makna secara efektif.

Mengandung Unsur-unsur Imajinatif yang Berkesan:

  • Dari segi madhmun (makna) maupun syakl (lafazh).

Balaghah juga diartikan sebagai kesesuaian antara konteks ucapan dengan situasi dan kondisi lawan bicara. Ini tidak hanya mencakup kesesuaian konteks, tetapi juga penggunaan kalimat atau bahasa yang fasih, jelas, dan mudah dipahami.

Ilmu Balaghah memiliki tiga objek kajian utama, yaitu:

3 dari 5 halaman

1. Ilmu Bayaan

Ilmu Bayaan, dalam konteks Ilmu Balaghah, merupakan salah satu cabang ilmu yang mempelajari cara menyampaikan pemikiran, ide, gagasan, atau ungkapan dengan susunan kalimat yang bervariasi. Obyek kajian utama Ilmu Bayaan adalah tarkib (susunan kalimat) yang melibatkan konsep-konsep seperti tasybih (penyerupaan), majaz (pemaknaan kiasan), dan kinayah (penunjukan tidak langsung).

Konsep Tasybih:

Tasybih adalah uslub yang menunjukkan perserikatan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam sifatnya. Ada beberapa jenis tasybih:

  • Tasybih Baliigh: Unsur-unsurnya hanya dua, yaitu musyabbah (yang diserupakan) dan musyabbah bih (yang diserupakan dengannya).
  • Tasybih Tamtsili (Tasybih al-Tamtsil, Matsal): Wajh al-syibh (sifat yang diserupakan) merupakan gabungan dari beberapa sifat, seringkali bersifat aqli (rasional).
  • Tasybih Dhamni: Dipahami dari siyaq (konteks) kalimat, dilakukan dengan dua jumlah atau lebih sebagai ganti dari satu jumlah.

Tujuan-tujuan Tasybih secara umum adalah untuk menjadikan suatu sifat lebih mudah diindera. Ini dapat mencakup penjelasan kualitas sifat, peneguhan sifat, memperindah musyabbah, memperburuk musyabbah, dan berbagai tujuan lainnya.

Konsep Majaz:

Majaz adalah penggunaan suatu kata dengan makna yang lain daripada maknanya yang lazim. Ada dua jenis utama majaz:

  • Majaz Mursal: Majaz yang tidak dibangun di atas tasybih.
  • Isti’arah: Majaz yang dibangun di atas tasybih, di mana kata-kata digunakan dengan makna kiasan karena adanya hubungan keserupaan (syibh) antara makna majaz dan makna haqiqi.

Isti’arah sendiri dapat dibagi menjadi Isti’arah Tashrihiyah (menggunakan musyabbah bih dengan menghilangkan musyabbahnya) dan Isti’arah Makniyah (musyabbah bih tidak muncul dengan jelas). Isti’arah Makniyah dapat mencakup Tasykhish, di mana sifat yang ada pada musyabbah bih lebih kuat daripada yang ada pada musyabbah.

Konsep Kinayah:

Kinayah adalah penunjukan terhadap suatu makna secara tidak langsung, di mana lafazh yang dipakai tidak sampai keluar dari makna haqiqinya ke makna majazinya. Jenis-jenis kinayah melibatkan penunjukan terhadap sifat, dzat, dan nisbah.

Ilmu Bayaan, dengan konsep-konsep seperti tasybih, majaz, dan kinayah, membantu memahami cara bahasa Arab digunakan untuk menyampaikan makna dengan lebih kreatif dan beragam, menjadikan pemahaman terhadap teks lebih dalam dan kompleks.

4 dari 5 halaman

2. Ilmu Ma'aniy

Ilmu Ma'aniy adalah cabang Ilmu Balaghah yang memfokuskan pada penyampaian makna melalui ungkapan dalam kalimat. Dalam konteks ini, makna tidak hanya merujuk pada arti kata secara harfiah, tetapi juga mencakup nuansa, konotasi, dan tujuan komunikatif di balik kata-kata.

Aspek-aspek Utama Ilmu Ma'aniy:

Asas Jumlah: Membahas prinsip-prinsip jumlah dalam Bahasa Arab, terbagi menjadi jumlah khabariyah (berita) dan jumlah insya-iyah (perintah dan larangan).

Tujuan-tujuan Khabar:

  • Memberitahu sesuatu yang belum diketahui oleh pendengar.
  • Melibatkan aspek ta’tsir nafsi (pengaruh emosional), termasuk izhah (nasihat), sikhriyah (olok-olok), istihtsaats (membangkitkan semangat), dan madh (pujian).

Bentuk-bentuk Khabar:

  • Uslub (dharb) ibtida-iy, tanpa adat ta’kid, digunakan ketika pendengar dalam keadaan khaliy al-dzihni.
  • Uslub (dharb) thalabiy, menggunakan satu ta’kid, digunakan ketika pendengar ragu-ragu memerlukan penegasan.
  • Uslub (dharb) inkariy, menggunakan dua ta’kid atau lebih, digunakan ketika pendengar mungkir terhadap khabar.

Jenis-jenis Insya’:

  • Amr (perintah), Nahy (larangan), Istifham (pertanyaan), dan Tamanniy (harapan).

Shighat-shighat Amar:

  • F'il amar, fi'il mudhari' yang didahului oleh laam amr, dan mashdar sebagai pengganti fi'il amar.
  • Makna amar adalah permintaan tindakan dari otoritas yang lebih tinggi kepada otoritas yang lebih rendah.

Jenis-jenis Istifham:

  • Dua huruf: hamzah dan hal.
  • Sembilan isim: maa, man, ayyu, kam, kaifa, aina, annaa, mataa, ayyaana.

Makna-makna tambahan yang bisa timbul dari istifham, seperti ta'ajjub (keterkejutan), taubikh (pemberian informasi), istihzaa’ (olok-olok), wa’iid (ancaman), tamanniy (harapan), taqriir (pemberian kabar), istibthaa’ (perintah), istihtsaats (membangkitkan semangat), dan tahwiil (penjelasan).

Tamanniy:

  • Melibatkan laita, hal, la’alla, lau laa, dan lau maa.
  • Mengekspresikan harapan atau keinginan.

Ilmu Ma'aniy membantu dalam memahami kompleksitas makna dalam bahasa Arab, termasuk bagaimana makna tidak hanya disampaikan secara harfiah tetapi juga melibatkan aspek emosional, psikologis, dan tujuan komunikatif.

5 dari 5 halaman

3. Ilmu Badii'

Ilmu Badii' adalah cabang Ilmu Balaghah yang menitikberatkan pada tata cara atau kaifiyah memperindah kalimat dan membuatnya sangat nikmat untuk dibaca, diucapkan, atau didengar. Dalam Ilmu Badii', terdapat konsep-konsep yang membahas cara-cara untuk meningkatkan keindahan, kreativitas, dan daya tarik kalimat. Beberapa aspek kunci Ilmu Badii' yang dapat dijelaskan berdasarkan informasi yang telah diberikan adalah sebagai berikut:

Thibaaq dan Muqaabalah:

  • Thibaaq: Merupakan gabungan dua hal yang saling bertentangan dalam sebuah kalimat.
  • Muqaabalah: Jenis thibaq di mana terdapat dua makna atau lebih yang diikuti (disusul) dengan lawannya secara urut.

Qafiyah:

Dalam syair, qafiyah adalah kesesuaian pada akhir dari hentian-hentian (waqaf) pada natsr.

Sebagian ulama tidak sepakat bahwa sebagian besar ayat Al-Qur'an dapat dianggap sebagai syair atau sajak karena syair memiliki kesesuaian qafiyah, sedangkan Al-Qur'an lebih memelihara makna dan menjadikan makna sebagai yang terpenting di atas segala.

Jinas:

  • Jinas adalah keserupaan lafazh antara dua kata atau lebih tanpa disertai keserupaan makna.
  • Ada dua jenis jinas, yaitu taamm dan naaqish.

Faashilah:

Sebagian ulama lebih suka menyebutnya sebagai faashilah (jamak: fawaashil) daripada sajak karena tidak semua ayat Al-Qur'an memiliki kesesuaian qafiyah dan tidak selalu memakai kesesuaian bunyi sebagai tujuan utama.

Tauriyah:

  • Tauriyah adalah penggunaan dua kata yang sama dengan makna yang berbeda.
  • Menciptakan kekayaan makna dan kompleksitas dalam kalimat.

Ilmu Badii' membantu memahami cara bahasa dapat digunakan untuk menciptakan efek artistik dalam kalimat, menggabungkan makna dan keindahan secara harmonis. Dengan memahami konsep-konsep dalam Ilmu Badii', seseorang dapat meningkatkan keterampilan berbahasa dan memperkaya ekspresi dalam penyampaian pesan.