Liputan6.com, Jakarta - Al-Khawarizmi nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Mohammad Ibn Musa al-Khwarizmi. Al-Khawarizmi merupakan ilmuwan yang lahir di Khawarizm, Uzbekistan pada tahun 194 Hijriah atau sekitar 780 Masehi, dikenal sebagai ilmuwan Islam yang meninggalkan warisan dalam bidang matematika dan ilmu pengetahuan lainnya.
Khalifah Al-Ma'mun dari dinasti Abbasiyyah memperkerjakan Al-Khawarizmi, dan pada masa hidupnya yang meliputi puncak ilmu pengetahuan di dunia Arab. Ia menurut catatan sejarah, menjadi tokoh sentral dalam periode keemasan ilmu pengetahuan.
Al-Khawarizmi adalah penemu konsep aljabar dan algoritma yang paling dikenal. Al-Khawarizmi dijuluki sebagai 'Bapak Aljabar' karena kontribusinya yang sangat besar dalam pengembangan aljabar. Pencapaiannya dalam matematika membuat dunia Barat memanggilnya 'Algorism.' Ini kata yang mencerminkan penghormatan atas penemuannya dalam bidang algoritma.
Advertisement
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam penemuan Al-Khawarizmi mengutip buku berjudul Kisah Ulul Azmi dan Tokoh Islam Hebat (2019) karya Tethy Ezokanzo, The History of Arab oleh Phillip K. Hitti, Pengantar Ilmu Falak Bapak (2015) karya Watni Marpaung, dan Al-Khawarizmi (Algorism) oleh NIN Studio, Senin (4/12/2023).
Â
Ilmuwan yang Terkenal di Bidang Matematika
1. Penemu Konsep Aljabar Matematika
Al-Khawarizmi, seorang cendekiawan Muslim yang hidup pada abad ke-9, dikenal luas sebagai 'Bapak Aljabar' berkat kontribusinya dalam perkembangan matematika, terutama dalam pengembangan aljabar dan algoritma. Salah satu karya utamanya, "Al Kitab al-Mukhtasar fi Hizan al-jabr wa'l-Muqabala," atau buku yang disingkat tentang "Hisab Aljabar dan Al Muqabalah," menjadi landasan utama aljabar.
Buku-buku atau karya Al-Khawarizmi tersebut, tidak hanya merumuskan masalah-masalah aljabar. Melainkan juga menjelaskan secara detail tentang tabel trigonometri.
2. Penemu Konsep Angkal Nol
Sebagai seorang ilmuwan, Al-Khawarizmi juga berperan penting dalam populerisasi konsep angka nol. Meskipun konsep nol sudah ada sejak zaman dahulu, Al-Khawarizmi menyempurnakan beberapa perhitungan yang melibatkan angka nol yang diwariskan dari karya-karya Brahmagupta, seorang matematikawan India.
Karyanya, "Al-Jami wa al-Tafriq bi Hisab al-Hind," membawa pengaruh besar dalam penyebaran pengetahuan tentang angka nol ke Eropa. Karya tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dengan judul "Algoritmi de numero Indorum," menjadi awal pengembangan ilmu dan nama "algoritma" yang berasal dari namanya.
3. Penemu Konsep Alogaritma
Selain dipuji sebagai 'Bapak Aljabar', Al-Khawarizmi adalah ilmuwan matematika yang juga dijuluki 'Algorism' oleh dunia Barat. Hal ini mencerminkan penghormatan mereka atas kontribusi Al-Khawarizmi dalam menemukan algoritma, salah satu bidang matematika yang sangat penting.
Algorism berasal dari istilah Arab yang merujuk pada proses menghitung dengan angka Arab. Nama ini kemudian berkembang menjadi "algorithm" setelah penyesuaian dalam pengejaan yang awalnya kerap disalahartikan dengan "arithmetic."
4. Penemu dan Penyempurna Konsep Ptolemaios
Tak hanya di bidang matematika, Al-Khawarizmi adalah ilmuwan yang juga dikenal sebagai seorang ahli geografi yang merevisi pandangan Ptolemaios secara detail. Dia memimpin sekitar 70 ahli geografi yang berhasil membuat peta pertama bola dunia pada tahun 830 M.
Di bidang astronomi, Al-Khawarizmi menghasilkan banyak karya penting, termasuk tabel yang mengelompokkan ilmu perbintangan serta penemuan zodiak atau ekliptika miring sebesar 23,5 derajat terhadap equator. Karyanya, seperti "Al Mukhtasar fi Hisab Jabr wal Muqabalah" dan "Shurat al-Ardh," memberikan kontribusi penting dalam ilmu falak.
Advertisement
Biografi Al-Khawarizmi Singkat
Al-Khawarizmi adalah ilmuwan terkemuka yang lahir di Khawarizm, Uzbekistan, pada tahun 194 Hijriah atau sekitar tahun 780 Masehi. Ia meninggalkan jejak dalam sejarah matematika dan ilmu pengetahuan pada masa dinasti Abbasiyyah, terutama saat aktif bekerja di daerah Baghdad selama masa pemerintahan Khalifah Al-Ma'mun.
Dalam buku berjudul "Be The Best 'not be asa'" karya Karebet Widjajakusuma, pada masa hidupnya, Al-Khawarizmi menjadi bagian dari periode keemasan ilmu pengetahuan di dunia Arab, khususnya selama masa pemerintahan Khalifah Al-Ma’mun, Al-Mu’tashim, dan Al-Watsiq.
Beliau dikenal sebagai penemu algoritma aljabar melalui karya monumentalnya yang berjudul "Liber Algebreae et Almucabola"Â sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya. Algoritma ini memainkan peran penting dalam pengembangan ilmu matematika modern.
Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka)Â mengisahkan, bahwa sebagai seorang cendekiawan yang aktif di masa keemasan ilmu pengetahuan, Al-Khawarizmi bekerja di perpustakaan terkenal bernama Bayt al-Hikmah. Bersama dengan sejumlah cendekiawan lainnya, beliau terlibat dalam diskusi dan pemikiran mendalam mengenai pengetahuan terbaru serta pengembangan ilmu pengetahuan secara keseluruhan.
Selain itu, Al-Khawarizmi juga terlibat dalam aksi menerjemahkan literatur Yunani ke dalam bahasa Arab, menunjukkan dedikasinya untuk menyebarkan dan mengembangkan pengetahuan.
Tidak hanya berfokus pada matematika, Al-Khawarizmi memiliki kontribusi besar dalam bidang astronomi, sebagaimana dijelaskan di laman website resmi Pendidikan Matematika Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Ia mempersembahkan dua karyanya yang monumental untuk Khalifah Al-Ma'mun, yakni karya besar di bidang aljabar dan karya besar di bidang astronomi. Karyanya dalam astronomi termasuk dalam merevisi pandangan Ptolemaios secara detail dan memberikan kontribusi penting terhadap perkembangan ilmu falak.
Al-Khawarizmi meninggalkan warisan intelektual yang kaya dan menjadi salah satu tokoh penting dalam sejarah perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Arab pada masa keemasannya. Karyanya tidak hanya memperkaya dunia matematika dan astronomi, tetapi juga menciptakan dasar-dasar penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan modern.