Liputan6.com, Jakarta Merkuri adalah bahan berbahaya yang sebaiknya dijauhkan dari tubuh. Merkuri merupakan jenis logam berat yang sifatnya tergolong toksik, tahan urai, dan dapat terakumulasi di dalam tubuh manusia. Merkuri tidak aman digunakan, terutama sebagai bahan campuran kosmetik.
Baca Juga
Advertisement
Merkuri pada kosmetik biasanya digunakan sebagai bahan pemutih karena menekan produksi melanin dan membuat kulit tampak lebih cerah dalam waktu singkat. Hasilnya memang langsung terlihat, namun ada bahaya yang mengintai kesehatan kamu setelahnya.
Merkuri adalah bahan yang berbahaya bagi organ tubuh seperti otak, jantung, ginjal, paru-paru dan sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, kamu perlu mengenali dan menghindari produk kosmetik atau perawatan kulit yang mengandung bahan kimia berbahaya ini.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Minggu (3/12/2023) tentang merkuri.
Mengenal Apa Itu Merkuri
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), merkuri adalah unsur logam dengan nomor atom 80, berlambang Hg, dan bobot atom 200,59. Nama lain merkuri adalah air raksa. Merkuri adalah unsur alami yang ditemukan di udara, air dan tanah. Merkuri dianggap oleh WHO sebagai salah satu dari sepuluh bahan kimia atau kelompok bahan kimia yang menjadi perhatian utama kesehatan masyarakat.
Merkuri adalah bahan yang dapat memiliki efek toksik pada sistem saraf, pencernaan, kekebalan tubuh, serta pada paru-paru, ginjal, kulit dan mata. Walaupun efek yang ditimbulkan tidak seberbahaya jika merkuri terkandung pada bahan makanan, tetep saja merkuri pada produk kecantikan dapat berakibat buruk pada tubuh manusia.
Paparan merkuri bahkan dalam jumlah kecil dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius, dan merupakan ancaman bagi perkembangan anak dalam kandungan dan di awal kehidupan. Orang dapat terpapar merkuri dalam bentuk apa pun dalam kondisi berbeda.
Namun, paparan parah dapat terjadi melalui konsumsi ikan dan kerang yang terkontaminasi dengan methylmercury dan melalui inhalasi uap unsur raksa oleh pekerja selama proses industri. Meski begitu menggunakan kosmetik bermerkuri juga dapat merusak sistem organ tubuh.
Jadi, sebelum membeli produk kecantikan kamu perlu memperhatikan beberapa hal terlebih dahulu untuk menghindari merkuri. Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menghindari merkuri adalah cek nomor BPOM pada produk kecantikan, periksa label kemasan jika ada tulisan mercurous chloride, calomel, mercuric, atau mercurio, maka jangan dibeli atau segera hentikan penggunaannya karena artinya produk tersebut mengandung merkuri, dan yang terakhir, yaitu perhatikan tekstur krim.
Advertisement
Ciri-Ciri Kosmetik Mengandung Merkuri
Ada beberapa ciri kosmetik mengandung merkuri yang harus kamu pahami. Ciri-ciri ini dapat dilihat secara langsung atau dengan beberapa penelitian sederhana. Melansir Fimela, ciri-ciri kosmetik mengandung merkuri adalah sebagai berikut:
- Krim Pada umumnya bertekstur lengket.
- Bila diusapkan pada kulit lengan, terasa panas dan gatal.
- Pada pemakaian awal menyebabkan iritasi pada kulit dan kemerahan bila terkena sinar matahari.
- Sebagian lagi ada yang mencampurkan merkuri dengan bedak dingin (bedak jerawat), agar tampak lebih encer.
- Krim pada umumnya tidak HOMOGEN (tidak menyatu & kasar), bila didiamkan minyak akan terpisah dengan bagian padat.
- Bau logam merkuri tercium atau sebagian menggunakan parfum menyengat untuk menghilangkan bau logam merkuri tersebut.
- Warna umumnya sangat mencolok, karena tidak menggunakan bahan pewarna untuk kosmetik, umumnya menggunakan bahan pewarna tekstil, warna kuning dan warna krim putih pearly (mengkilat seperti mutiara).
- Kulit dapat berubah putih dalam waktu singkat (kurang 2 Minggu, tergantung kadar kandungan merkuri, makin tinggi makin cepat memberikan warna putih)
- Warna krim sebenarnya tidak selalu sama, tergantung merk dan produsen, ada yang putih untuk krim pagi, dan kuning untuk krim malam, atau sebaliknya. Namun ciri-ciri paling jelas, warna krim yang mengandung merkuri adalah mengkilat. Ciri ini adalah efek yang menunjukkan sifat merkuri yang mengkilapkan.
- Tidak timbul jerawat sama sekali, hal ini disebabkan lapisan kulit epidermis telah rusak, kulit sudah tidak mengandung protein dan melanin yang berfungsi untuk melindungi radiasi paparan matahari juga sudah tidak berfungsi, sehingga jasad renik ataupun kuman tidak akan menyukai kulit yang telah tercemar merkuri termasuk nyamuk sekalipun.
- Pori-pori tampak mengecil dan halus, ini sebenarnya disebabkan lapisan kulit terluar wajah telah tipis dan tergerus oleh logam merkuri, tampak sepintas terlihat mengecil dan halus. Untuk mengujinya kamu bisa merasakan dengan mencobanya pada sinar matahari, kulit terasa terbakar, gatal disertai kemerahan, hal ini dikarenakan kulit wajah sudah tidak mendapat perlindungan dari melanin yang berfungsi melindungi wajah kita dari radiasi matahari. Pada produk yang benar, pemakaian siang hari selalu menggunakan pelindung SPF sehingga pada siang hari kamu tidak akan merasakan rasa iritasi seperti terbakar disertai rasa gatal.
- Bila telah tercemar Merkuri dan pemakaian dihentikan akan timbul jerawat kecil-kecil disertai rasa gatal. Kemudian akan timbul bintik-bintik hitam di bawah kulit sebagian ataupun merata di wajah.
- Warna putih pada kulit wajah lama-kelamaan akan berubah menjadi abu-abu lalu selanjutnya kehitaman.
Bahaya Paparan Merkuri
Secara umum, dua kelompok lebih sensitif terhadap efek merkuri. Janin paling rentan terhadap efek perkembangan karena merkuri. Paparan metilmerkuri di dalam rahim dapat terjadi akibat konsumsi makanan laut atau kosmetik bermerkuri oleh ibu. Ini dapat memengaruhi otak dan sistem saraf bayi yang sedang tumbuh.
Efek kesehatan utama dari methylmercury adalah gangguan perkembangan neurologis. Oleh karena itu, pemikiran kognitif, memori, perhatian, bahasa, dan keterampilan motorik halus dan spasial visual mungkin terpengaruh pada anak-anak yang terpapar metilmerkuri sebagai janin.
Elemental dan methylmercury adalah racun bagi sistem saraf pusat dan perifer. Menghirup uap merkuri dapat menghasilkan efek berbahaya pada sistem saraf, pencernaan dan kekebalan tubuh, paru-paru dan ginjal, dan mungkin berakibat fatal. Garam anorganik merkuri bersifat korosif terhadap kulit, mata dan saluran pencernaan, dan dapat menyebabkan toksisitas ginjal jika tertelan.
Gangguan neurologis dan perilaku dapat diamati setelah inhalasi, konsumsi atau paparan kulit dari senyawa merkuri yang berbeda. Gejala termasuk tremor, insomnia, kehilangan memori, efek neuromuskuler, sakit kepala dan disfungsi kognitif dan motorik. Selain itu, efek ginjal juga telah dilaporkan, mulai dari peningkatan protein dalam urin hingga gagal ginjal.
Advertisement