Liputan6.com, Jakarta Sebuah video menjadi viral beberapa hari lalu menampilkan seorang pria muda menunggangi banteng di sepanjang jalan, diambil di distrik Tapovan di Rishikesh. Menurut polisi Uttarakhand, pemuda yang tengah mabuk itu berusaha membuat video viral, sehingga berujung pada tindakan hukum.
Baca Juga
Advertisement
Pria mabuk itu seolah-olah ingin membuat malam itu lebih menyenangkan bagi semua orang yang terlibat. Namun, kenyataannya warga sekitar malah terganggu dengan kehebohan aksinya.Â
Kejadian tersebut tidak hanya menimbulkan keributan di tengah malam, tetapi juga melibatkan perilaku buruk terhadap hewan. Menurut polisi, tindakan hukum telah diambil terhadap pemuda tersebut, dan dia diperintahkan untuk tidak melakukan lelucon seperti itu lagi di masa mendatang.
Dilansir Liputan6.com dari India Times, Minggu (3/12/2023), pria muda tersebut kemudian meminta maaf atas perilaku buruknya yang membuat heboh warga yang dilewatinya.
Aksinya bikin terkejut warga
"Mengingat video yang beredar di media sosial tentang seorang pemuda mabuk menunggangi banteng di Tapovan, Rishikesh, pada larut malam, tindakan hukum telah diambil terhadap pemuda tersebut, dan pemuda tersebut diperingatkan untuk tidak berperilaku buruk dengan hewan seperti ini di masa depan," tulis polisi Uttarakhand dalam bahasa Hindi di laman Twitter @uttarakhandcops.
Meskipun banyak orang terkejut dan menganggap video tersebut tidak pantas, ada juga yang membandingkannya dengan Jallikattu dan menyatakan bahwa pemuda tersebut tidak melakukan tindakan apa pun yang pantas untuk diambil tindakan hukum.
Jallikattu adalah acara di mana seekor banteng dilemparkan ke tengah kerumunan penonton, dan setiap orang berusaha untuk memegang punuk punggung banteng yang sangat besar itu dengan kedua tangan saat ia berlari.
Advertisement
Salah satu perilaku buruk terhadap hewan
Menggunakan hewan seperti kuda, gajah, atau unta untuk transportasi biasanya dianggap sebagai kekejaman terhadap hewan, terutama di lokasi dengan lalu lintas padat atau jam kerja yang panjang.
Jam kerja yang panjang, kondisi cuaca yang buruk, dan kurangnya perawatan serta pengobatan dapat menyebabkan tekanan fisik dan mental pada hewan-hewan ini. Selain itu, beberapa hewan pengangkut mungkin mengalami praktik kasar seperti membebani secara berlebihan, memukul, atau kekurangan makanan dan air.
Akibatnya, banyak organisasi dan aktivis hak-hak hewan mendorong alternatif transportasi berbasis hewan serta perawatan hewan yang manusiawi dalam kapasitas tersebut.