Liputan6.com, Jakarta MLM adalah istilah yang perlu kamu pahami. Pasalnya, istilah MLM ini kerap kali diidentikkan dengan pandangan negatif dari banyak orang. Oleh karena itu, setiap orang perlu memahami benar apa itu MLM dan bagaimana cara kerjanya.
MLM adalah singkatan dari Multi-level Marketing, yaitu salah satu strategi pemasaran. MLM dikenal juga dengan berbagai sebutan lainnya, seperti pemasaran berjenjang, pemasaran berjejaring, penjualan piramida, dan pemasaran berantai.
MLM adalah startegi pemasaran yang membuat tenaga penjual mendapatkan kompensasi tambahan. Jadi, tenaga penjual atau sales tidak hanya mendapatkan kompensasi dari hasil yang dijualnya, namun juga atas hasil penjualan sales lain yang mereka rekrut.
Advertisement
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (5/12/2023) tentang MLM adalah.
MLM adalah
MLM adalah singkatan dari Multi-level Marketing. MLM adalah salah satu strategi pemasaran yang perlu benar-benar kamu pahami. Seperti yang disebutkan sebelumnya, MLM adalah istilah yang dikenal juga dengan pemasaran berjenjang atau berjejaring dalam bahasa Indonesia.
Sebelum mengenali MLM, kamu tentu harus memahami pemasaran terlebih dahulu. Pemasaran adalah proses , cara, perbuatan memasarkan suatu barang dagangan. Sementara itu, MLM adalah salah satu jenis atau strategi pemasaran ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pemasaran berjejaring atau MLM adalah pemasaran yang dilakukan secara berjenjang atau berjejaring yang para penjualnya tidak hanya mendapatkan kompensasi atas penjualan yang mereka hasilkan, tetapi juga atas hasil penjualan penjual lain yang mereka rekrut. Tenaga penjual yang direkrut tersebut dikenal dengan anggota "downline”.
MLM adalah salah satu metode menjual produk perusahaan dengan menggunakan inovasi di bidang pemasaran dan distribusi. MLM adalah pemasaran yang berkaitan dengan bagaimana dapat menjual suatu produk dengan lebih efisien ke pasar. MLM mencoba untuk memasarkan suatu produk melalui distribusi dengan banyak tingkatan (multi level distribution).
Konsep distribusi ini sudah lazim digunakan oleh perusahaan-perusahaan besar di dunia. Bentuk distribusi yang dilakukan adalah melalui downline, yaitu memanfaatkan pribadi-pribadi sebagai jalur distribusi, sehingga perusahaan tidak lagi memikirkan biaya operasional jalur distribusi yang biasanya mecapai 40% sampai dengan 60% dari harga suatu produk.
Advertisement
Cara Kerja MLM
MLM adalah strategi pemasaran yang memiliki cara kerja tertentu. Pada umumnya, tenaga penjual menjual produk perusahaan secara langsung kepada konsumen yang merupakan orang terdekat atau melalui pemasaran dari mulut ke mulut. Beberapa pihak menggunakan istilah penjualan langsung sebagai sinonim untuk MLM, meskipun pada kenyataannya MLM adalah salah satu bentuk dari penjualan langsung.
Pemasaran berjenjang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.
Keanggotaan MLM
Promotor (upline) adalah anggota yang sudah mendapatkan hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan bawahan (downline) adalah anggota baru yang mendaftar atau direkrut oleh promotor. Akan tetapi, pada beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubah-ubah sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu.
Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan pembelian barang. Promotor akan mendapatkan bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa atas perekrutan bawahan.
Namun ada juga beberapa MLM yang tidak memberikan bonus atas jasa perekrutan, karena bonus perekrutan termasuk bonus yang dilarang berdasarkan Permendag No 13 tahun 2006 Bab I Pasal 1 ayat 11.
Advertisement
Kontroversi MLM
Perusahaan yang menggunakan model MLM untuk menjual produk mereka sering kali menjadi sasaran kritik dan tuntutan hukum. Kritik terutama ditujukan pada kegiatannya yang menyalahgunakan atau tidak sesuai dengan skema piramida, di antaranya:
- Penetapan harga produk
- Biaya masuk awal yang tinggi
- Lebih mementingkan perekrutan anggota baru ketimbang penjualan produk
- Pemaksaan anggota baru untuk membeli dan menggunakan produk perusahaan
- Pemanfaatan hubungan pribadi sebagai target penjualan ataupun target perekrutan
- Skema pembagian kompensasi yang kompleks
- Antusiasme dan teknik berlebihan yang diterapkan untuk menjual atau merekrut anggota bar
- Metode perekrutan yang kebanyakan bersifat 'memperdaya' hanya menjelaskan keuntungan tanpa menjelaskan kerugian bergabung dengan MLM kepada anggota baru.
Menurut Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, beberapa perusahaan yang menggunakan sistem MLM telah mengeksploitasi anggota jaringan mereka dan tidak sesuai dengan skema piramida. Berdasarkan laporan survei terhadap model bisnis di 350 perusahaan MLM yang tercantum pada website Komisi Perdagangan Federal Amerika Serikat, setidaknya 99% orang yang bergabung dengan perusahaan MLM mengalami kerugian.
Walaupun begitu, MLM berjalan karena peserta downline didorong untuk berpegang pada keyakinan bahwa mereka dapat mencapai pengembalian yang besar, sementara ketidakmungkinan statistik dibuat kabur. MLM sudah ilegal atau diatur secara ketat di beberapa wilayah hukum sehingga dianggap hanya sebagai variasi dari skema piramida tradisional, termasuk di daratan Cina.
Sering kali ditemukan kerancuan istilah antara pemasaran berjenjang dengan permainan uang (money game). Pemasaran berjenjang pada hakikatnya adalah sebuah sistem distribusi barang. Banyaknya bonus didapat dari omzet penjualan yang didistribusikan melalui jaringannya. Sebaliknya, pada permainan uang bonus didapat dari perekrutan, bukan omzet penjualan. Kesulitan membedakan pemasaran berjenjang dengan permainan uang terjadi karena bonus yang diterima berupa gabungan dengan komposisi tertentu antara bonus perekrutan dan komisi omzet penjualan.
Sistem permainan uang cenderung menggunakan skema piramida (atau skema ponzi) dan orang yang terakhir bergabung akan kesulitan mengembangkan bisnisnya. Dalam pemasaran berjenjang, walaupun dimungkinkan telah memiliki banyak bawahan, tetapi tanpa omzet tentu saja bonus tidak akan diperoleh.