Liputan6.com, Jakarta Seniman multidisiplin asal Barcelona, Alicia Framis siap menantang konsep hubungan konvensional dengan menikahi AiLex, sebuah teknologi hologram. Framis mengaku pasangan hologramnya bisa memenuhi semua kebutuhan emosionalnya. Mereka akan menikah pada musim panas 2024.Â
Melalui proyek "Pasangan Hibrida," Framis punya tujuan menghapus batas antara manusia dan kecerdasan buatan. Framis menandai dirinya sebagai wanita pertama di dunia yang menikahi AI. Hidup bersama mitra holografisnya selama berbulan-bulan, ia menggambarkan hubungan tersebut sebagai perpaduan dari koneksi masa lalu.
Berbeda dengan pria asal Jepang, Akihiko Kondo yang menikahi hologram anime bernama Hatsune Miku 2018 lalu. Akihiko Kondo tak bisa mengajak istri hologramnya berbicara. Sedangkan Alicia Framis bisa mengajak suami hologramnya, AiLex ngobrol berkat bantuan AI.Â
Advertisement
Pasangan futuristik ini berencana tinggal di rumah yang mereka bangun di Menorca, merenungkan masa depan hubungan manusia-AI. Berikut Liputan6.com merangkum potret sosok Alicia Framis wanita pertama yang menikahi Hologram, melansir dari The Medium, Jumat (8/12/2023).
1. Alicia Framis, seorang seniman tampaknya lebih dari sekedar pertunjukan memutuskan menikahi hologram, pasangan akan menikah secara sah dengan sebuah adat.
Advertisement
2. Upacara tersebut rencananya berlangsung di Rotterdam musim panas mendatang, akan mencakup elemen fisik dan digital, terutama makanan untuk tamu nyata dan digital.
3. Saat menjalin asmara tahap pacaran, Framis tinggal serumah bahkan bisa diajak membahas suatu tema tertentu.
Advertisement
4. Seperti pasangan umumnya, Framis dan kekasih hologramnya kompak mencuci piring, meski tak sungguhan.
5. Wanita asal Spanyol itu juga terlihat menghayati kehadiran kekasih hologramnya meski tak asli.
Advertisement
6. Jika sukses, Framis menjadi wanita pertama di dunia yang bakal menikahi hologram.
7. Kendati demikian, persilangan seni, teknologi, dan emosi terungkap saat Framis mendorong batas norma sosial, mengundang dunia untuk mempertimbangkan kembali dinamika hubungan manusia-AI.
Advertisement