Sukses

Arti Kata Tantrum dalam Bahasa Gaul, Pahami Makna Sesungguhnya dan Cara Mengatasinya

Penggunaan kata "tantrum" belakangan ini semakin populer dalam percakapan bahasa gaul di media sosial.

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan kata "tantrum" belakangan ini semakin populer dalam percakapan bahasa gaul di media sosial. Kata ini sering digunakan untuk menggambarkan reaksi emosional yang berlebihan, tidak terkendali, dan meluap-luap. Dalam konteks percakapan sehari-hari, ungkapan "throwing a tantrum" sering digunakan untuk menyatakan seseorang yang sedang mengalami kemarahan atau ketidakpuasan yang berlebihan.

Namun, sebenarnya, kata "tantrum" memiliki arti yang jauh lebih dalam daripada sekadar reaksi marah atau emosi. Tantrum sebenarnya merupakan istilah psikologis yang merujuk pada perasaan marah atau frustrasi yang ekstrim, yang biasanya muncul pada anak-anak ketika mereka tidak bisa mengungkapkan atau mengendalikan emosi mereka. Tantrum pada dasarnya adalah cara anak-anak untuk mengekspresikan ketidakpuasan mereka terhadap keadaan atau situasi tertentu.

Dalam pembahasan ini, kita akan melihat lebih dalam tentang arti sebenarnya dari kata "tantrum" dan bagaimana cara mengatasinya dalam konteks psikologis. Akan dibahas pula cara memahami dan mengelola tantrum pada anak-anak maupun pada diri sendiri. Semoga pembahasan ini dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang tantrum dalam bahasa gaul, serta membantu dalam mengatasi perasaan marah atau frustrasi yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Untuk memahami arti kata tantrum lebih dalam, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (14/12/2023).

2 dari 6 halaman

Pengertian Tantrum

Tantrum adalah istilah yang sering digunakan dalam bahasa gaul untuk menggambarkan perilaku anak yang keras kepala, cemberut, dan melampiaskan emosi dengan cara yang tidak terkendali. Namun, sebenarnya tantrum adalah reaksi emosional yang biasa terjadi pada anak-anak, terutama pada usia toddler atau balita. Terdapat beberapa jenis tantrum yang biasa dialami anak, seperti tantrum karena keinginan tidak terpenuhi, tantrum akibat kelelahan, tantrum karena merasa frustrasi, dan tantrum akibat rasa sakit atau ketidaknyamanan.

Selain itu, tantrum juga dapat terjadi sebagai bentuk pembangkangan anak terhadap otoritas orang tua atau orang dewasa lainnya. Dalam beberapa kasus, tantrum juga dapat menyertai perilaku agresif, seperti memukul, menggigit, atau merusak barang. Hal ini menunjukkan bahwa anak sedang kesulitan dalam mengelola emosinya.

Penting bagi orang tua dan caregiver untuk dapat mengenali jenis-jenis tantrum ini sehingga dapat merespons dengan bijaksana dan membantu anak mengatasi emosi mereka. Memberikan support dan mengajarkan keterampilan pengelolaan emosi kepada anak dapat membantu mereka mengurangi frekuensi dan intensitas tantrum yang mereka alami.

 

3 dari 6 halaman

Penyebab Tantrum

Tantrum pada anak bisa disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk permasalahan keluarga, gangguan emosional orang tua, gangguan bermain, persaingan dengan saudara, dan kelambatan berbicara. Permasalahan keluarga seperti perceraian atau konflik orang tua dapat membuat anak merasa stres dan kebingungan, yang kemudian bisa memicu tantrum. Gangguan emosional orang tua juga bisa memengaruhi emosi anak, karena anak cenderung menyerap suasana hati orang tua.

Gangguan bermain, seperti terlalu banyak waktu di depan layar atau kurangnya interaksi dengan anak lain, juga dapat membuat anak frustasi dan memicu tantrum. Persaingan dengan saudara bisa membuat anak merasa tidak dihargai atau kurang perhatian, sehingga mereka meluapkan emosi dengan tantrum. Terakhir, kelambatan berbicara juga bisa membuat anak kesulitan menyampaikan keinginan atau kebutuhan mereka, yang kemudian bisa menimbulkan frustrasi dan tantrum.

Dengan memahami faktor-faktor ini, orang tua dapat lebih memahami penyebab tantrum anak dan mencari solusi yang tepat, seperti memberikan perhatian lebih, menciptakan lingkungan bermain yang sehat, dan membantu anak mengungkapkan perasaannya dengan cara yang lebih baik.

 

4 dari 6 halaman

Cara Mengatasi Tantrum pada Anak

Tantrum merupakan istilah dalam bahasa gaul yang sering kali digunakan untuk menggambarkan perilaku emosional yang tidak terkendali. Tantrum biasanya terjadi pada anak-anak ketika mereka merasa frustrasi, marah, atau kecewa. Dalam kasus anak-anak, tantrum bisa menjadi tantangan bagi orang tua atau pengasuh dalam mengatasi histeria dan emosi yang meluap. Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa cara mengatasi tantrum pada anak agar dapat membantu orang tua atau pengasuh dalam menghadapi situasi ini dengan lebih tenang dan efektif.

1. Bersikap tenang

Tantrum adalah istilah bahasa gaul yang merujuk pada perilaku anak yang merasa frustasi dan kehilangan kendali serta seringkali ditandai dengan tangisan, teriakan, dan perilaku yang tidak terkendali. Saat menghadapi tantrum anak, penting untuk tetap tenang dan tidak terpancing emosi. Cara bersikap tenang ini akan membantu anak untuk merasa lebih aman dan juga membantu mengendalikan situasi.

Selain itu, mengajak anak ke tempat yang lebih sepi ketika tantrum terjadi juga dapat membantu anak untuk kembali tenang. Bisa juga dengan memberikan pelukan dan kata-kata penyemangat agar anak merasa didengarkan dan dipahami.

Selain itu, konsistensi dalam rutinitas harian juga penting dalam mengurangi peluang terjadinya tantrum. Anak akan merasa lebih aman dan terdapatnya rutinitas yang konsisten, sehingga dapat membantu mengurangi tingkat stres dan frustasi anak.

Tetap tenang dalam menanggapi tantrum anak adalah kunci utama dalam mengendalikan situasi. Berbicara dengan lembut dan tenang serta tetap memberikan rasa cinta dan dukungan kepada anak adalah hal yang sangat penting. Dengan bersikap tenang, kita dapat membantu anak untuk mengatasi tantrum dengan lebih efektif dan mengajarkan mereka cara mengatasi emosi dengan baik.

2. Mencari tahu penyebab tantrum

Tantrum pada anak dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kelelahan, lapar, atau keinginan yang tidak terpenuhi. Selain itu, perubahan emosi atau stres juga dapat menjadi pemicu tantrum pada anak. Untuk mengatasinya, orangtua perlu memahami penyebab tantrum tersebut. Pastikan anak mendapatkan istirahat yang cukup, makanan yang sehat, dan juga memberikan perhatian lebih saat anak membutuhkannya. Komunikasikan dengan anak untuk mengerti apa yang membuatnya stres atau emosional, dan berikan pendekatan yang tenang dan pengertian dalam mengatasi tantrum anak. Penting juga untuk memberikan batasan yang jelas namun memberikan penjelasan atas aturan yang diberikan. Dengan begitu, orangtua dapat membantu mengurangi frekuensi tantrum anak dan membantu anak dalam mengatasi emosi negatif tersebut.

3. Mengalihkan perhatiannya

Saat si kecil sedang dalam keadaan tantrum, mengalihkan perhatiannya adalah langkah penting untuk menenangkan mereka. Memberikan mainan yang sudah lama tidak dimainkan atau camilan kesukaannya dapat menjadi cara yang efektif untuk mengalihkan perhatiannya dari keinginannya yang sedang menyebabkan tantrum. Tunjukkan sesuatu yang menyenangkan atau yang mereka sukai untuk membuatnya melupakan penyebab tangisannya.

Belikan mainan yang diinginkan juga bisa menjadi langkah untuk mengalihkan perhatiannya dari tantrumnya. Ketika si kecil melihat mainan yang diinginkannya, mereka bisa teralihkan dari emosi negatifnya dan fokus pada mainan baru tersebut. Dengan demikian, tantrumnya bisa mereda dan keadaan menjadi lebih tenang.

Dengan menggunakan cara-cara ini, kita bisa membantu si kecil untuk melupakan penyebab tantrumnya dan meredakan emosinya. Memberikan perhatian dan mengalihkannya ke hal-hal yang menyenangkan adalah langkah yang bisa membantu mengatasi tantrum si kecil dengan lebih baik.

4. Jangan memukul anak

Tantrum anak adalah reaksi emosi yang berlebihan dan sulit dikontrol, biasanya terjadi pada anak-anak yang masih dalam tahap perkembangan. Untuk mengatasi tantrum anak secara positif, Anda dapat mencoba untuk memeluk atau menciumnya untuk menenangkan emosinya. Memberikan perhatian, rasa aman, dan cinta kepada anak selama tantrum juga sangat penting.

Jika Anda kesulitan menghadapi anak saat sedang tantrum, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter atau ahli terkait masalah tersebut. Mereka dapat memberikan bantuan lebih lanjut dan memberikan saran tentang cara mengatasi tantrum anak yang efektif. Jangan pernah memukul anak sebagai cara untuk mengatasi tantrum, karena itu tidak akan memberikan solusi yang baik dan justru dapat memberikan dampak negatif pada anak. Hormati dan layani anak dengan penuh kasih sayang dan pengertian selama masa tantrum mereka.

 

5 dari 6 halaman

Pergeseran Makna Tantrum dalam Bahasa Gaul

Pergeseran makna kata tantrum dalam bahasa gaul menunjukkan evolusi penggunaan kata tersebut dari hanya merujuk pada perilaku anak yang rewel, yang kemudian merujuk juga pada perilaku remaja yang sulit diatur. Dahulu, tantrum hanya digunakan untuk menggambarkan anak kecil yang sedang marah dan merengek karena tidak mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, seiring perkembangan zaman dan pergaulan remaja, kata tantrum kini juga digunakan untuk menggambarkan perilaku remaja yang emosional, keras kepala, dan sulit dikendalikan.

Arti kata tantrum yang sebenarnya adalah reaksi emosional yang meluap-luap, dimana seseorang sulit mengendalikan emosinya dan cenderung menunjukkan kemarahan atau kekecewaan secara berlebihan. Tantrum pada anak kecil umumnya terjadi ketika mereka tidak dapat memenuhi keinginan mereka, sedangkan tantrum pada remaja bisa disebabkan oleh tekanan dari lingkungan sekitar, masalah pribadi, atau ketidakmampuan dalam mengelola emosi.

Dengan pergeseran makna ini, kata tantrum menjadi lebih luas dalam penggunaannya, menunjukkan bahwa perilaku anak-anak yang rewel tidak hanya terdapat pada anak kecil, tetapi juga dapat dialami oleh remaja.

6 dari 6 halaman

Contoh Kalimat dengan Menggunakan Kata

Dalam konteks bahasa gaul, kata "tantrum" biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari untuk menyebut perilaku yang reaktif dan emosional. Untuk memahami lebih jelas apa arti kata tantrum, berikut adalah contoh kalimat yang menggunakan kata "tantrum" dalam konteks percakapan bahasa gaul:

1. Dia lagi tantrum karena nggak diizinin main sama temen-temennya.

2. Jangan deketin dia, lagi tantrum nih.

3. Gara-gara kehilangan mainannya, anak itu langsung tantrum.

4. Pas lagi di mall, dia tiba-tiba aja tantrum gara-gara nggak dikasih mainan.

5. Terlalu capek, jadi anak-anaknya langsung aja tantrum.

6. Aduh, lagi-lagi tantrumnya mulai muncul.

7. Kenapa lo tiba-tiba aja tantrum kayak gini?

8. Udah biasa sih, anak kecil suka tantrum.

9. Coba deh, jangan langsung aja jungkir balik kalau anak tantrum.

10. Anaknya lagi tantrum, tapi nggak dihirauin aja suka reda sendiri.

11. Bentar, dia lagi tantrum nih, jangan ganggu dulu.

12. Setiap kesal, langsung aja tantrum.

13. Baru aja beli mainan baru, udah langsung aja tantrum minta mainan lagi.

14. Jangan pake suara keras, nanti malah bikin dia tantrum.

15. Dia mulai aja tantrum karena nggak bisa ngeliatin mainannya.

16. Kasian deh, tiap kali udah kecapekan, dia langsung tantrum.

17. Teriak-teriak, langsung aja tantrum kayak gitu.

18. Tantrumnya nggak dinormalin aja, biar dia belajar.

19. Udah biasanya anak-anak suka tantrum kalau nggak dikasih apa yang mereka mau.

20. Aduh, lagi-lagi tantrumnya nggak bisa dikendalikan.

21. Gara-gara nggak diemin mainan, langsung aja tantrum.

22. Udah biasa sih, anak kecil emang sering tantrum.

23. Dia lagi ternyata nih, jangan diganggu dulu.

24. Kenapa sih tiap kali marah langsung aja tantrum?

25. Udah turunin aja suaranya, nanti malah bikin dia tantrum.

26. Anak-anak suka aja tantrum kalo nggak dikasi tau dulu nih.

27. Wah, pas lagi capek, langsung aja tantrum gini.

28. Kasian, tiap kali nggak diijinin main, langsung aja tantrum.

29. Udah biasa anak-anak kayak gitu suka tantrum.

30. Gara-gara nggak diemin mainannya, udah langsung aja tantrum nih.

Dalam konteks percakapan sehari-hari, kata "tantrum" seringkali digunakan untuk menyebut aksi emosional yang berlebihan atau reaksi marah yang tidak terkendali. Meskipun seringkali terjadi pada anak-anak, tantrum juga bisa dialami oleh orang dewasa dalam situasi tertentu.