Sukses

22 Contoh Retorika dalam Kehidupan Sehari-hari, Ketahui Jenis-Jenis dan Strateginya

Retorika adalah majas yang berupa pertanyaan yang sebenarnya tidak perlu dijawab

Liputan6.com, Jakarta Retorika merupakan seni atau ilmu yang mempelajari cara-cara menggunakan bahasa secara persuasif. Dalam kehidupan sehari-hari, retorika dapat ditemui dalam berbagai situasi, mulai dari percakapan santai hingga pidato-pidato penting. Contoh retorika dalam kehidupan sehari-hari juga bisa ditemui di iklan, pidato politik, presentasi bisnis, maupun diskusi sehari-hari.

Contoh retorika dalam kehidupan sehari-hari kerap menggunakan kalimat persuasif seperti "Dengan menggunakan sabun mandi ini, kulitmu akan terasa lembut dan harum sepanjang hari." Strategi yang digunakan dalam retorika kategori iklan ini adalah untuk membangun citra positif tentang produk, dengan menggunakan kalimat yang membuat konsumen terpengaruh dan tertarik.

Selain iklan, retorika juga dapat ditemui dalam pidato politik. Contohnya, seorang pemimpin bisa menggunakan retorika untuk menggerakkan massa, dengan kalimat-kalimat yang menggugah emosi dan semangat. Strategi yang digunakan dalam retorika pidato politik bisa berupa penggunaan metafora, analogi, atau logika persuasif untuk mempengaruhi pendengar.

Secara umum, jenis-jenis retorika dalam kehidupan sehari-hari meliputi ethos (membangun kredibilitas), pathos (menggerakkan emosi), dan logos (menggunakan logika). Berikut ini contoh retorika dalam kehidupan sehari-hari yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (15/12/2023). 

2 dari 4 halaman

Contoh Retorika dalam Kehidupan Sehari-harin dalam Kalimat

1. Apakah benar kita memiliki hak untuk menuntut ketika kewajiban kita diabaikan? Nasrudin mempertanyakan, "Seharusnya Tuan Hakim mengambil gentong mentega sebagai ganti tanda tangan?" Pertanyaan ini menyoroti ketidakadilan di mana hak-hak kita mungkin terabaikan sementara tuntutan kita diabaikan.

2. Mengapa kita berpikir bahwa perubahan bisa terjadi dalam satu detik? Apakah mungkin kita harus mengalami kesulitan terlebih dahulu agar dapat memahami penderitaan orang lain?

3. Apakah kita hanya bisa duduk terdiam dan menunggu bantuan datang? Pertanyaan ini mengajak kita untuk berpikir tentang tanggung jawab kita dalam situasi sulit dan apakah kita, hanya dapat bergantung pada bantuan dari pihak lain.

4. Adakah harapan bahwa dengan menangis, orang yang kita cintai dapat hidup kembali? Pertanyaan ini menyentuh sisi emosional dan membuat kita mempertimbangkan realitas kehidupan dan kehilangan.

5. Bagaimana mungkin kita mencapai kesuksesan jika terus-menerus mengeluh? Apakah sikap negatif dapat menghambat potensi kita? Pertanyaan ini menggugah, untuk memeriksa pola pikir dan tindakan yang dapat memengaruhi pencapaian tujuan.

6. Apakah kita seharusnya hanya diam dalam situasi buruk? Pertanyaan ini mengevaluasi sikap kita terhadap tindakan atau respons yang mungkin diperlukan dalam menghadapi tantangan.

7. Mengapa ada ketakutan terhadap tugas jaga malam? Apakah ketakutan tersebut beralasan atau hanya merupakan kekhawatiran yang tidak beralasan?

8. Apakah pantas seseorang dijuluki pintar jika hanya bermain-main tanpa belajar? Pertanyaan ini mengajukan pertanyaan tentang nilai pendidikan dan kebijaksanaan dalam mencapai tujuan hidup.

9. Apakah mungkin kembali ke masa kecil? Pertanyaan ini membahas keinginan untuk mengubah masa lalu dan membangkitkan kembali kenangan.

10. Apakah semua orang menginginkan kebahagiaan? Pertanyaan ini menggali esensi dari kebahagiaan dan apakah hal tersebut menjadi tujuan umum bagi setiap individu.

11. Adakah rasa kasihan terhadap saudara yang mengalami kesulitan sementara kita menikmati kesenangan? Pertanyaan ini mengajak kita untuk merenung tentang empati dan tanggung jawab sosial.

12. Mengapa harus mencari Tuhan jika tidak pernah terbukti keberadaannya? Pertanyaan ini membuka pembicaraan tentang keyakinan dan makna hidup.

13. Apa gunanya pemilu jika hasilnya dapat diprediksi berdasarkan keuangan partai? Pertanyaan ini menyoroti isu korupsi dalam politik dan keadilan dalam demokrasi.

14. Apakah realistis bermimpi menikahi seseorang dari kelas sosial yang berbeda? Pertanyaan ini menggali pandangan tentang kesetaraan dan perbedaan sosial.

15. Bagaimana negara dapat dipimpin oleh seseorang yang tidak belajar dan hanya suka bermain? Pertanyaan ini merangsang pemikiran tentang kepemimpinan dan kualifikasi.

16. Apakah ini kenyataan, bahwa seseorang yang dulunya lemah sekarang menjadi preman? Pertanyaan ini menyoroti perubahan karakter dan perjalanan hidup.

17. Apakah adil bahwa anak yang baik meninggal secara tragis? Pertanyaan ini membawa kita ke dalam pertimbangan tentang keadilan dan nasib tragis.

18. Mengapa mencari sesuatu seperti Tuhan jika tidak dapat dibuktikan? Pertanyaan ini membahas agama dan konsep kepercayaan.

19. Apakah manusia beragama hanya untuk memuaskan kebutuhan percaya pada yang lebih besar? Pertanyaan ini membahas motivasi dan kebermaknaan agama dalam kehidupan manusia.

20. Bagaimana kita bisa menyuruh orang berbuat baik jika kita sendiri tidak pernah melakukannya? Pertanyaan ini mengajak kita untuk merefleksikan konsistensi nilai dan tindakan kita.

21. Adakah rasa tega melihat saudara kelaparan sementara kita menikmati makanan enak? Pertanyaan ini menyoroti kesenjangan sosial dan tanggung jawab terhadap sesama.

22. Bagaimana mungkin orang jahat bisa masuk surga? Pertanyaan ini membahas konsep keadilan dan penebusan.

3 dari 4 halaman

Jenis-Jenis

1. Retorika Forensik

Retorika forensik adalah seni berbicara atau menulis yang bertujuan, untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca. Contoh retorika forensik dalam kehidupan sehari-hari dapat ditemukan dalam berbagai situasi, seperti dalam percakapan sehari-hari, pidato politik, presentasi bisnis, atau bahkan dalam iklan.

Sebagai contoh, jenis retorika forensik dapat ditemukan dalam pidato politik, di mana pembicara menggunakan berbagai strategi retorika untuk mempengaruhi pendengar. Contoh kalimat retorika forensik dalam pidato politik dapat berupa penggunaan analogi untuk membandingkan situasi politik dengan situasi yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat, atau penggunaan repitisi untuk menegaskan argumen pembicara.

2. Retorika Epideiktik

Retorika Epideiktik adalah jenis retorika yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, untuk memuji atau mengkritik suatu hal. Contoh retorika epideiktik dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika seseorang memberikan pidato untuk memuji atau mengkritik suatu acara atau produk.

Jenis retorika ini juga memanfaatkan figur retoris seperti personifikasi, metafora, dan eksposisi untuk memperkuat efek emosional dari pidato atau tulisan. Strategi penyusunannya melibatkan pemilihan kata-kata yang kuat dan ekspresif, untuk menyampaikan opini atau evaluasi terhadap suatu hal. Dengan menggunakan retorika epideiktik, seseorang dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap pendengar atau pembaca.

3. Retorika Deliberatif

Retorika deliberatif sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam situasi-situasi di mana seseorang perlu meyakinkan orang lain tentang suatu keputusan atau tindakan yang diambil. Contoh retorika deliberatif bisa ditemukan dalam situasi seperti debat politik, diskusi di tempat kerja, atau bahkan dalam percakapan sehari-hari.

Contoh kalimat retorika deliberatif adalah "Kita seharusnya memilih calon A untuk memimpin, karena dia memiliki pengalaman dan visi yang jelas untuk masa depan." Jenis retorika ini memiliki strategi penyusunan yang bertujuan, untuk menggerakkan pendengar atau pembaca untuk mengambil tindakan atau keputusan tertentu melalui penggunaan logika, bukti, dan pembuktian.

 

4 dari 4 halaman

Strategi Penyusunan

1. Penemuan Bahan (Invention)

Penemuan Bahan (Invention) adalah salah satu contoh retorika, yang seringkali digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Retorika merupakan seni dalam menggunakan bahasa untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca. Contoh dari penemuan bahan adalah ketika seseorang berbicara tentang pentingnya teknologi dalam kehidupan modern.

Jenis penemuan bahan ini melibatkan pencarian dan penemuan informasi yang relevan untuk mendukung argumen atau ide yang disampaikan. Strategi penyusunannya meliputi penelusuran data, fakta, dan statistik yang dapat digunakan untuk mendukung pandangan atau gagasan yang disampaikan.

Contoh kalimat yang memperlihatkan penggunaan penemuan bahan dalam kehidupan sehari-hari adalah, "Menurut penelitian terbaru, penggunaan teknologi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam dunia kerja." Dalam kalimat ini, penemuan bahan digunakan untuk mendukung argumen tentang pentingnya teknologi dalam konteks kehidupan profesional.

2. Penyusunan Bahan atau Materi (Arrangement/Dispotitio)

Penyusunan bahan atau materi (Arrangement/Dispotitio) ini mengacu pada cara seorang penulis atau pembicara menyusun argumen atau gagasan-gagasan dalam suatu tulisan atau pidato. Penyusunan bahan atau materi ini secara umum terdiri dari tiga bagian, yaitu pendahuluan, isi, dan kesimpulan.

Contoh penyusunan bahan atau materi ini dapat ditemui dalam kehidupan sehari-hari, seperti saat seseorang menyusun sebuah rencana atau proposal untuk proyek, mempersiapkan pidato untuk sebuah acara, atau menyusun argumen dalam sebuah percakapan. Dalam kehidupan sehari-hari, penyusunan bahan atau materi ini juga dapat ditemui dalam suatu tulisan dalam bentuk artikel, esai, atau laporan.

3. Pemilihan Gaya Bahasa yang Indah (Style/Elocutio)

Retorika atau seni berbicara adalah keterampilan penting dalam kehidupan sehari-hari. Pemilihan gaya bahasa yang indah atau style/elocutio, adalah salah satu contoh retorika yang dapat ditemukan dalam percakapan sehari-hari. Pemilihan kata-kata yang tepat dan menarik, dapat mempengaruhi pendengar atau pembaca dengan cara yang lebih efektif.

Strategi penyusunan pemilihan gaya bahasa yang indah dalam retorika melibatkan penggunaan metafora, simile, personifikasi, dan bahasa kiasan lainnya. Penggunaan kalimat-kalimat yang menarik dan emosional, juga merupakan berbagai strategi yang digunakan untuk menambah daya tarik pemilihan gaya bahasa.

Dengan memahami dan mengaplikasikan pemilihan gaya bahasa yang indah dalam kehidupan sehari-hari, seseorang dapat menjadi pembicara yang lebih efektif dan mempengaruhi penonton atau pembaca dengan lebih baik.