Liputan6.com, Jakarta Dalam bahasa Indonesia, kita seringkali menemui kata-kata yang memiliki bentuk baku dan tidak baku. Kata baku adalah kata yang ditulis sesuai dengan ejaan yang benar menurut kaidah yang berlaku, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang ejaannya kurang sesuai atau kurang tepat. Hal ini seringkali menimbulkan kebingungan bagi banyak orang, terutama dalam penggunaan sehari-hari.
Salah satu contoh kata dalam bahasa Indonesia yang seringkali menimbulkan kebingungan adalah kata "praktek". Banyak orang yang menggunakan kata ini dalam bentuk tidak baku. Namun, sebenarnya bentuk yang benar bukanlah "praktek".
Advertisement
Baca Juga
Dalam pembahasan ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang perbedaan antara kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia, serta memahami penggunaan kata baku praktek dan contoh-contoh penggunaannya dalam kalimat sehari-hari. Selain itu, kita juga akan memahami betapa pentingnya menggunakan ejaan yang benar sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dalam berkomunikasi.
Bagi kamu yang penasaran dengan bagaimana bentuk ejaan yang benar dari kata baku praktek, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (18/12/2023).
Pengertian Kata Baku dan Fungsinya
Kata baku adalah kata yang ditetapkan ejaannya menurut kaidah yang ditetapkan oleh Pusat Bahasa, baik dalam KBBI maupun dalam ejaan yang disempurnakan. Fungsinya adalah untuk menjaga keseragaman ejaan kata dalam bahasa Indonesia, sehingga memudahkan pemahaman dan pembelajaran bagi semua orang.
Penggunaan kata baku sangat penting dalam bahasa Indonesia, terutama dalam karya ilmiah dan situasi formal. Dalam karya ilmiah, penggunaan kata baku menjaga tata bahasa yang benar dan konsisten, sehingga memperkuat kepercayaan diri penulis dan pembaca terhadap isi karya ilmiah tersebut. Di situasi formal, penggunaan kata baku menunjukkan kesopanan dan kecerdasan berbahasa, sehingga mencerminkan tingkat pendidikan dan budaya seseorang.
Dalam hal penggunaan kata baku, penting untuk selalu memeriksa KBBI atau kamus resmi lainnya untuk memastikan ejaan yang benar. Contohnya, kata "praktek" seharusnya dieja "praktik," sesuai dengan ketentuan ejaan yang berlaku. Dengan memahami dan menerapkan penggunaan kata baku dengan benar, kita dapat memperkaya dan melestarikan bahasa Indonesia.
Advertisement
Pengertian Kata Tidak Baku dan Kemunculannya
Kata tidak baku dalam bahasa Indonesia merujuk pada kata-kata yang tidak sesuai dengan ejaan yang telah ditetapkan dalam kamus besar bahasa Indonesia. Kata-kata tidak baku sering muncul dalam situasi informal atau percakapan sehari-hari karena penggunaan yang lazim oleh masyarakat. Contohnya, kata "byk" yang seharusnya dieja sebagai "banyak" atau "ngomong" yang seharusnya dieja sebagai "berbicara" merupakan contoh dari kata tidak baku yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari.
Dalam hal kata "praktek," ejaan yang benar adalah "praktik" berdasarkan ejaan yang telah ditetapkan. Namun, banyak orang yang tetap menggunakan ejaan "praktek" dalam percakapan sehari-hari karena lazim digunakan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku agar dapat menggunakan ejaan yang benar dalam komunikasi sehari-hari
Ejaan yang Benar dari Kata
Bentuk baku dari kata "praktek" yang sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah "praktik" dengan ejaan yang disempurnakan.
Kata "praktik" berasal dari bahasa Belanda "praktijk" yang kemudian diserap ke dalam bahasa Indonesia, sehingga menjadi "praktik." Proses penyerapan kata "praktijk" ke dalam bahasa Indonesia dilakukan melalui cara serapan. Serapan adalah proses penerimaan kata atau frase dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dengan penyesuaian bunyi, bentuk, dan makna menurut kaidah bahasa Indonesia.
Dalam proses penyerapan, seringkali terjadi penyesuaian ejaan, bunyi, dan makna kata. Kata "praktik" dari bahasa Belanda "praktijk" mengalami penyesuaian ejaan menjadi "praktik" sesuai dengan ejaan yang disempurnakan dalam bahasa Indonesia.
Dengan demikian, bentuk baku dari kata "praktek" yang sesuai dengan KBBI adalah "praktik", dengan demikian "praktik" adalah baku dari kata "praktek". Untuk memahami lebih dalam bagaimana penggunaan kata "praktik," simak beberapa contoh kalimat berikut:
1. Saya sedang menjalani praktik kerja di perusahaan teknologi tersebut.
2. Guru-guru akan melakukan praktik pengajaran di sekolah baru mulai minggu ini.
3. Untuk memperoleh sertifikasi, saya harus menyelesaikan praktik industri selama enam bulan.
4. Sebagai dokter, ia memiliki praktik pribadi di pusat kesehatan ini.
5. Mahasiswa kedokteran harus mengikuti praktik klinik di rumah sakit selama satu tahun.
6. Praktik kerja lapangan di perusahaan besar tersebut sangat menantang.
7. Praktik keperawatan di rumah sakit membuatnya semakin mengasah keterampilannya.
8. Sebelum mendapatkan lisensi, teknisi harus menjalani praktik di bengkel selama setahun.
9. Kelas praktikum akan diadakan setiap minggu untuk memperdalam pengetahuan tentang penelitian ilmiah.
10. Dokter muda itu baru saja menyelesaikan praktik klinisnya di daerah pedesaan.
Advertisement
Contoh Kata Baku dan Tidak Baku
Kata baku dan tidak baku adalah hal yang penting untuk diperhatikan dalam penulisan bahasa Indonesia. Kata baku adalah kata-kata yang dianggap resmi dan diterima secara umum oleh masyarakat, sedangkan kata tidak baku adalah kata-kata yang tidak atau belum diakui secara resmi oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia).
Ejaan yang benar dari kata "praktek" merupakan salah satu contoh yang sering membingungkan. Ejaan yang benar adalah "praktik" sebagai kata baku, sedangkan "praktek" adalah kata tidak baku.
Memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku sangat penting dalam penulisan yang benar dan pemahaman bahasa Indonesia secara keseluruhan. Dengan memperhatikan dan menggunakan kata baku dengan benar, kita dapat menghindari kesalahan dalam penulisan dan berkomunikasi dengan lebih efektif dalam bahasa Indonesia.
Untuk memahami kata baku dan tidak baku sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penggunaannya di situasi formal, simak contoh-contohnya berikut ini:
1. Ngomong (Baku: Berkata)
2. Belagak (Baku: Bersikap)
3. Pake (Baku: Menggunakan)
4. Goblok (Baku: Bodoh)
5. Ngerjain (Baku: Menyakiti)
6. Ngancam (Baku: Mengancam)
7. Ngeselin (Baku: Mengesalkan)
8. Benerin (Baku: Memperbaiki)
9. Males (Baku: Malas)
10. Ngerusak (Baku: Merusak)
11. Nyebelin (Baku: Menyebalkan)
12. Nyambung (Baku: Tersambung)
13. Nyerocos (Baku: Berbicara tanpa henti)
14. Ngulik (Baku: Meneliti)
15. Nglawan (Baku: Melawan)
16. Nyetak (Baku: Mencetak)
17. Ngerokok (Baku: Merokok)
18. Ngilangin (Baku: Menghilangkan)
19. Ngoceh (Baku: Bercerita)
20. Ngelamun (Baku: Membayangkan)
21. Nyetir (Baku: Mengemudi)
22. Ngedit (Baku: Mengedit)
23. Ngopi (Baku: Minum kopi)
24. Ngertiin (Baku: Memahami)
25. Cekikikan (Baku: Tertawa)
26. Ngirit (Baku: Hemat)
27. Nyebutin (Baku: Menyebutkan)
28. Ngampus (Baku: Kuliah)
29. Sewot (Baku: Marah-marah)
30. Ngorok (Baku: Berdengkur)
31. Ngetwit (Baku: Menulis di Twitter)
32. Ngadu (Baku: Mengadukan)
33. Nyatet (Baku: Mencatat)