Sukses

Hukum Mengucapkan Amin setelah Membaca Al-Fatihah, Pahami Makna dan Keutamaannya

Salah satu hukum yang penting untuk dipahami adalah mengenai pengucapan "Amin" setelah membaca surat Al-Fatihah, baik dalam shalat maupun di luar shalat.

Liputan6.com, Jakarta Hukum Islam merupakan serangkaian aturan dan pedoman yang harus dipatuhi oleh umat Muslim dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu hukum yang penting untuk dipahami adalah mengenai pengucapan "Amin" setelah membaca surat Al-Fatihah, baik dalam shalat maupun di luar shalat. Al-Fatihah sendiri merupakan surat pembuka dalam Al-Qur'an yang diwajibkan untuk dibaca dalam setiap rakaat shalat. Mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah memiliki makna dan keutamaan tersendiri dalam ajaran Islam, sehingga penting bagi umat Muslim untuk memahami hukumnya.

Pengucapan "Amin" setelah Al-Fatihah merupakan sunnah yang diajarkan oleh Rasulullah SAW kepada umat Muslim. Sunnah ini memiliki keutamaan dan nilai ibadah yang diperintahkan oleh agama Islam. Dalam konteks shalat, mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dan diwajibkan untuk umat Islam. Di luar shalat, mengucapkan "Amin" setelah mendengar bacaan Al-Fatihah juga memiliki keutamaan tersendiri, termasuk dalam doa dan dzikir sehari-hari.

Dengan memahami hukum mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah, umat Muslim dapat lebih mendalami makna dan keutamaan dari tindakan tersebut. Hal ini juga dapat memperkuat keimanan dan ketakwaan dalam menjalankan ibadah sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi umat Muslim untuk memahami dan melaksanakan hukum mengucapkan "Amin" dengan penuh keyakinan dan ketundukan kepada ajaran agama Islam.

Untuk memahami hukum mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah, baik di dalam shalat maupun di luar shalat, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (22/12/2023).

2 dari 4 halaman

Makna Lafaz Amin

Makna dari lafaz Amin dalam doa adalah sebagai permohonan kepada Allah untuk mengabulkan doa yang sudah diucapkan atau didengarkan. Lafaz Amin berasal dari bahasa arab yang artinya "Ya Allah, kabulkanlah".

Menurut Imam Ibnu Abdilbarr dan Ibnu Hajar, Amin bermakna "Ya Allah, kabulkanlah doa-doa kami" dan mayoritas ulama sepakat bahwa makna dari Amin adalah permohonan kepada Allah untuk mengabulkan doa.

Dengan demikian, ketika seseorang mengucapkan Amin setelah mendengar doa orang lain atau setelah membaca Al-Fatihah dalam shalat, dia sebenarnya sedang memohon kepada Allah untuk mengabulkan doa tersebut. Dengan pengetahuan ini, kita dapat memahami pentingnya mengucapkan Amin dalam doa sebagai bentuk harapan dan keyakinan bahwa Allah akan mengabulkan doa-doanya.

3 dari 4 halaman

Keutamaan Mengucapkan Amin

Mengucapkan "amin" setelah Al-Fatihah bukan hanya sekedar do'a, tetapi juga memiliki keutamaan yang penting dalam Islam. Pertama, ketika orang mengucapkan "amin" bersamaan dengan para malaikat, dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni. Hal ini dinyatakan dalam hadis, di mana Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Apabila imam mengucapkan ‘âmîn’ maka ucapkanlah ‘âmîn’, karena siapa yang ucapan âmînnya bersamaan dengan ucapan âmîn para malaikat maka akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (HR Bukhâri dan Muslim).

Kedua, "amin" juga menjadi sebab terkabulnya doa. Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

"Apabila kalian shalat maka luruskanlah shaf kalian kemudian hendaknya salah seorang diantara kalian menjadi imam. Apabila imam bertakbir maka kalian bertakbir dan bila imam mengucapkan “GHAIRIL MAGHDHÛB BI’ALAIHIM WALAADH-DHÂLÎN” maka ucapkanlah: âmîn, niscaya Allâh mengabulkannya." (HR. Muslim)

Terakhir, keutamaan mengucapkan "amin" juga terlihat dari iri hati kaum Yahudi terhadap umat Muslim atas keberadaan lafaz "amin" dalam shalat. Hal ini ditegaskan dalam hadis, di mana Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 

"Sesungguhnya yahudi adalah kaum yang penuh hasad dan mereka tidak hasad kepada kami tentang sesuatu yang melebihi hasadnya mereka kepada kita dalam salam dan ucapan amin." (HR. Ibnu Khuzaimah)

Semua keutamaan ini menegaskan pentingnya mengucapkan "amin" dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim.

4 dari 4 halaman

Hukum Mengucapkan Amin setelah Al-Fatihah

Hukum mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah merupakan salah satu permasalahan yang sering dibicarakan dalam konteks ibadah di dalam Islam. Dalam praktik shalat, "Amin" sebagai penutup dari pembacaan Al-Fatihah kerap diucapkan oleh jamaah maupun imam. Namun, pertanyaan muncul apakah "Amin" wajib diucapkan. Di luar shalat, beberapa orang meyakini bahwa mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah juga dianjurkan, terutama saat mendengarkan bacaan Al-Fatihah. Namun, bagaimana sebenarnya hukum mengucapkan "Amin" ini dalam Islam?

1. Mengucapkan Amin setelah Al-Fatihah di Luar Shalat

Mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah di luar shalat disunnahkan berdasarkan dalil yang shahih. Ibnu al-Humaam menyatakan pentingnya mengucapkan "Amin" setelah membaca Al-Fatihah, yang didukung oleh sunnah yang tegas dan jelas menunjukkan hal ini. Hadits Wâ’il bin Hujr dan Abu Hurairah juga menegaskan keutamaan mengucapkan "Amin" di luar shalat.

Sementara itu, Imam Ibnu Katsir menyatakan bahwa hal ini ditekankan baik pada saat di luar shalat maupun di dalam shalat, baik sebagai imam maupun makmum. Hal ini juga dijelaskan bahwa apabila seseorang mengucapkan "Amin" dan malaikat juga mengucapkannya, dosa yang telah lalu akan diampuni. Oleh karena itu, penting untuk mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah di luar shalat dan di dalam shalat berdasarkan dalil yang jelas dan tegas ini.

2. Mengucapkan Amin setelah Al-Fatihah dalam Shalat Berjamaah

Hukum mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah sebagai Imam adalah disunnahkan dalam shalat. Mayoritas ulama memandang bahwa imam disunnahkan membaca âmîn, berbeda dengan pendapat Imam Abu Hanifah yang mengatakan bahwa yang disunnahkan adalah makmum yang mengucapkannya.

Pendapat mayoritas ulama didasarkan pada hadits Abu Hurairah dan Wâ’il bin Hujr. Hadits Abu Hurairah menyatakan,

 

"Sesungguhnya Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, 'Apabila salah seorang dari kalian mengucapkan âmîn dan malaikat di langit juga mengucapkan âmîn lalu saling berbarengan maka diampuni dosanya yang telah lalu.'"

3. Mengucapkan Amin setelah Al-Fatihah ketika Shalat Sendiri

Mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah ketika shalat sendiri merupakan masalah yang menimbulkan perbedaan pendapat di kalangan para ulama. Mayoritas ulama menyatakan bahwa orang yang shalat sendiri seharusnya mengucapkan "Amin", sesuai dengan hadits Abu Hurairah yang menyebutkan bahwa dosa-dosanya akan diampuni ketika malaikat di langit juga mengucapkan "Amin" bersamaan dengan orang yang shalat. Namun, Imam Malik memiliki pendapat yang berbeda, yang menyatakan bahwa tidak disyariatkannya mengucapkan "Amin" ketika shalat sendiri.

Meskipun demikian, pendapat yang lebih kuat adalah pendapat mayoritas ulama karena adanya hadits yang menyebutkan bahwa orang yang shalat sendiri juga mencakup dalam keberkahan ucapan "Amin". Oleh karena itu, berdasarkan hadits yang disebutkan, orang yang shalat sendiri dianjurkan untuk mengucapkan "Amin" setelah Al-Fatihah.