Sukses

Ilmuwan Ciptakan AI Untuk Prediksi Kapan Seseorang Meninggal, Berani Coba?

Akurat hingga 78%

Liputan6.com, Jakarta Pada era di mana kecerdasan buatan semakin merambah ke berbagai aspek kehidupan, para ilmuwan dari Denmark dan Amerika Serikat telah menciptakan algoritma revolusioner yang mampu memprediksi bagaimana seseorang akan menjalani hidup dan bahkan kapan kemungkinan mereka akan meninggal. 

Algoritma ini, dikenal sebagai life2vec, memanfaatkan kisah hidup seseorang sebagai dasar prediksi, mengolah informasi dari lebih dari enam juta orang di Denmark. Meskipun tingkat akurasinya mencapai 78 persen, teknologi ini menghadirkan serangkaian pertanyaan etis dan privasi.

Melibatkan penggunaan bahasa sederhana, model ini berfungsi seperti chatbot yang dapat meramalkan berbagai aspek kehidupan berdasarkan detail-detail tertentu. Dalam prosesnya, life2vec menetapkan token khusus untuk setiap informasi, memetakan konstelasi besar faktor-faktor yang membentuk kehidupan seseorang. 

Untuk detail penggunaannya, berikut ini telah Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber informasi lengkapnya, pada Minggu (22/12/2023).

2 dari 3 halaman

Apa itu life2vec?

Ilmuwan dari Denmark dan Amerika Serikat telah berhasil mengembangkan algoritma revolusioner yang menggunakan kisah hidup seseorang untuk memprediksi bagaimana mereka akan menjalani hidup dan kapan kemungkinan besar mereka akan meninggal. 

Dikenal sebagai life2vec, algoritma ini mencapai tingkat akurasi sekitar 78 persen, setara dengan algoritme serupa yang dirancang untuk memprediksi hasil kehidupan serupa.  Berbeda dengan model-model lain, life2vec beroperasi seperti chatbot, mampu menghasilkan prediksi berdasarkan informasi rinci yang diberikan, termasuk data seperti pendapatan, profesi, tempat tinggal, cedera, dan riwayat kehamilan. 

Meskipun terkesan inovatif, tetapi penerapan model ini untuk membuat keputusan pribadi, seperti asuransi atau perekrutan, diatur oleh undang-undang privasi Denmark.

3 dari 3 halaman

Cara Kerja life2vec

Para ilmuwan melatih algoritma ini menggunakan kumpulan data Denmark yang mencakup informasi lebih dari enam juta orang. Model ini memproses bahasa sederhana dan dapat menghasilkan prediksi tentang potensi kematian lebih awal atau pendapatan sepanjang masa hidup seseorang. 

Faktor-faktor yang dipertimbangkan melibatkan jenis kelamin, diagnosis kesehatan mental, profesi, dan pendapatan. Setiap detail kehidupan diwakili sebagai token berbeda dalam sistem, mencakup seluruh pengalaman manusia, mulai dari patah tulang hingga pekerjaan dan pendapatan. Model ini juga mampu membuat prediksi tentang kepribadian seseorang dengan melibatkan tes kepribadian.

Potensi dan Tantangan

Meskipun inovatif, penerapan life2vec memiliki potensi dampak etis yang besar. Meskipun model ini akurat dalam konteks populasi Denmark pada periode pelatihan (2008-2016), privasi individu menjadi perhatian utama. 

Walaupun demikian, model ini memunculkan pertanyaan serius tentang bagaimana teknologi ini dapat memengaruhi kehidupan kita di masa depan. Diskusi tentang etika dan batas penggunaan teknologi semacam ini perlu menjadi bagian dari percakapan demokratis agar masyarakat dapat mempertimbangkan implikasi dan arah perkembangan teknologi ini. 

Dengan banyak teknologi serupa yang sudah digunakan oleh perusahaan teknologi untuk memprediksi perilaku dan memengaruhi konsumen, perlunya kehati-hatian dalam menerapkan algoritma ini menjadi semakin mendesak.

 

Â