Sukses

Menilik Hasil Pemilu Malaysia 2022 yang Gantung, Perhatikan Datanya

Parlemen Malaysia sesuai hasil Pemilu Malaysia 2022 mengalami keadaan gantung untuk pertama kalinya, karena tak ada partai politik yang memperoleh mayoritas absolut.

Liputan6.com, Jakarta - Hasil Pemilihan Raya Umum ke-15 (PRU 15) Malaysia, yang menentukan komposisi pemerintahan selama lima tahun ke depan, menggambarkan situasi politik yang penuh ketegangan. Hasil Pemilu Malaysia 2022 menjadi sorotan karena menciptakan situasi politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara tersebut.

Parlemen Malaysia mengalami keadaan gantung untuk pertama kalinya, karena tak ada partai politik yang memperoleh mayoritas absolut. Dalam perolehan kursi, Pakatan Harapan meraih 82 kursi, bersaing ketat dengan Perikatan Nasional yang memperoleh 73 kursi, serta Koalisi Barisan Nasional dengan 30 kursi.

Situasi hasil Pemilu Malaysia 2022 "sangat ketat" dengan keadaan gantung yang membutuhkan pembentukan aliansi mayoritas. Pakatan Harapan yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim menduduki posisi unggul sementara Perikatan Nasional dan Koalisi Barisan Nasional menyusul dengan perolehan kursi yang tak jauh berbeda.

Sementara itu, sejumlah 220 kursi parlemen diperebutkan dalam pemilihan umum, dengan partisipasi pemilih mencapai angka mencolok, yaitu 70 persen warga yang menggunakan hak pilihnya.

"Pemilihan umum kali ini mencatat peningkatan jumlah pemilih sebanyak 2.5 juta dibandingkan dengan pemilu sebelumnya pada tahun 2018," ungkap laporan dari BBC. Jumlah total pemilih yang terdaftar mencapai 21 juta orang, termasuk 6.23 juta pemilih baru yang terdaftar secara otomatis.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang hasil Pemilu Malaysia 2022, Minggu (24/12/2023).

2 dari 4 halaman

Hasil Pemilu Malaysia di Tahun 2022

Berdasarkan laporan Antara News dari Kuala Lumpur, Pakatan Harapan yang mengusung pemimpin oposisi Anwar Ibrahim berhasil memenangkan 82 kursi. Keberhasilan ini menandai langkah maju bagi partai tersebut, tetapi belum cukup untuk mencapai mayoritas di Parlemen.

Perikatan Nasional, yang mengusung mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, menyusul ketat dengan memperoleh 73 kursi. Situasi ini menciptakan situasi politik gantung, di mana tidak ada partai yang mendominasi secara signifikan.

Pemilihan yang berlangsung pada Sabtu (19/11/2022), seperti dilansir oleh Channel News Asia dan Nikkei Asia, menghasilkan persaingan ketat di antara partai-partai utama.

Koalisi Barisan Nasional yang mengusung perdana menteri Ismail Sabri Yaakob memperoleh 30 kursi, sedangkan Gabungan Parti Sarawak (GPS) memiliki 22 kursi, dan Gabungan Rakyat Sabah (GRS) meraih enam kursi. Partai Warisan Sabah memperoleh tiga kursi, sementara Partai Bangsa Malaysia dan kandidat independen masing-masing memenangkan satu dan dua kursi.

Hasil Pemilu Malaysia 2022 ini, politik Malaysia memasuki periode ketidakpastian, ketika partai-partai utama harus melakukan negosiasi dan membangun aliansi untuk membentuk pemerintahan. Sumber data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Malaysia memberikan gambaran bahwa hasil pemilu 2022 mencerminkan keberagaman politik di Malaysia, dengan tidak adanya partai yang mendominasi sepenuhnya.

3 dari 4 halaman

Data yang Dimaksudkan

Kuala Lumpur, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Malaysia Abdul Ghani Salleh melaporkan perolehan kursi calon legislatif dari berbagai partai politik dalam Pemilihan Raya Umum ke-15 (PRU 15) Malaysia. Data yang diumumkan hingga Minggu, 20 November 2022, pukul 04.30 waktu setempat, tercatat jumlah kursi yang diraih oleh masing-masing partai sebagai berikut:

  1. Pakatan Harapan (PH) - 76 kursi: Menunjukkan keberhasilan Pakatan Harapan dengan meraih mayoritas kursi di antara partai-partai yang bersaing, meskipun belum mencapai suara mayoritas mutlak di Parlemen.
  2. Perikatan Nasional (PN) - 51 kursi: Perikatan Nasional, yang mengusung mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin, berhasil meraih sejumlah kursi, tetapi masih berada di bawah Pakatan Harapan.
  3. Barisan Nasional (BN) - 30 kursi: Koalisi Barisan Nasional, yang mengusung perdana menteri Ismail Sabri Yaakob, mendapatkan dukungan yang signifikan tetapi belum mencapai posisi yang mendominasi.
  4. Gabungan Partai Sarawak (GPS) - 22 kursi: Partai ini mendapatkan dukungan yang solid dari pemilih di wilayah Sarawak, mendapatkan kursi yang cukup untuk memberikan kontribusi signifikan di Parlemen.
  5. Partai Islam Se-Malaysia (PAS) - 22 kursi: Dengan perolehan kursi yang sebanding dengan Gabungan Partai Sarawak, PAS memegang peranan penting dalam dinamika politik Malaysia.
  6. Partai Gabungan Rakyat Sabah (GRS) - enam kursi: Koalisi ini meraih sejumlah kursi, meskipun jumlahnya lebih rendah dibandingkan dengan beberapa partai lain.
  7. Partai Tindakan Demokratik (DAP) - lima kursi: DAP, sebagai partai yang aktif dalam politik Malaysia, mendapatkan sejumlah kursi yang dapat memberikan suara dalam pengambilan keputusan.
  8. Partai Warisan - tiga kursi: Meskipun perolehan kursinya lebih rendah, Partai Warisan tetap memiliki representasi di Parlemen Malaysia.
  9. Ikatan Demokratik Rakyat Malaysia (MUDA) - satu kursi: Partai baru ini berhasil meraih satu kursi, menunjukkan kehadiran politik yang baru dan mewakili suara generasi muda.
  10. Partai Bangsa Malaysia (PBM) - satu kursi: Meskipun perolehan kursinya satu, partai ini tetap berperan dalam dinamika politik.
  11. Bebas - dua kursi: Kandidat independen yang berhasil meraih dua kursi memberikan nuansa independen dalam perwakilan di Parlemen.

“Berdasarkan keputusan yang diperoleh tersebut, tidak ada partai mana pun yang berhasil memperoleh mayoritas melebihi 50 persen dari jumlah kursi yang diperebutkan,” kata Abdul Ghani. 

4 dari 4 halaman

Hasil Pemilu Malaysia Gantung

Hasil Pemilu Malaysia 2022 menghadirkan situasi politik yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah negara tersebut. Parlemen Malaysia mengalami keadaan gantung, yang merupakan yang pertama kalinya terjadi, karena tidak ada satu pun partai politik atau koalisi partai yang berhasil meraih jumlah kursi mayoritas absolut dalam parlemen.

Pada pemilihan umum yang memperebutkan 220 kursi, hasilnya sangat ketat, sebagaimana dilaporkan Reuters. Pakatan Harapan, yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim, berhasil meraih 82 kursi, bersaing sengit dengan Perikatan Nasional yang didukung oleh mantan perdana menteri Muhyiddin Yassin dan meraih 73 kursi. Sementara itu, Koalisi Barisan Nasional di bawah kepemimpinan perdana menteri Ismail Sabri Yaakob mendapatkan 30 kursi, dan Gabungan Parti Sarawak (GPS) berhasil meraih 22 kursi.

Terjadinya kegagalan partai-partai utama untuk meraih mayoritas, langkah selanjutnya adalah membangun aliansi mayoritas untuk membentuk pemerintahan. Raja Malaysia, sesuai konstitusi, memiliki kewenangan untuk terlibat dalam proses ini dan dapat menunjuk Perdana Menteri yang diyakini dapat memimpin mayoritas di parlemen.

Partisipasi pemilih dalam pemilu Malaysia 2022 mencatat angka yang signifikan. Dilaporkan BBC, setidaknya 70 persen warga menggunakan hak pilihnya, terdapat peningkatan sebanyak 2.5 juta pemilih dibandingkan dengan pemilu sebelumnya pada tahun 2018. Total jumlah pemilih yang terdaftar mencapai 21 juta orang, termasuk 6.23 juta pemilih baru yang terdaftar secara otomatis.

Peningkatan jumlah pemilih ini sebagian besar disebabkan oleh sistem pendaftaran otomatis bagi warga yang memenuhi syarat, serta penurunan usia pemilih dari 21 menjadi 18 tahun untuk pertama kalinya. Undi18, sebutan untuk pemilih usia 18-20 tahun, mencapai angka 1.4 juta pemilih yang ikut serta dalam pemilihan umum, menambah dinamika dalam proses demokrasi Malaysia.

Sistem pemilu di Malaysia mengadopsi model parlementer Inggris sejak merdeka pada tahun 1957. Pemilu Malaysia 2022 adalah yang ke-15 sejak kemerdekaan, dan hasilnya menentukan pihak yang memenangkan suara mayoritas dapat membentuk pemerintahan baru serta menentukan siapa yang akan menjadi perdana menteri berikutnya.