Sukses

Kata Hubung Adalah Konjungsi, Pahami Fungsi, Jenis-Jenis, dan Contohnya

Kata hubung adalah kata yang berguna untuk menghubungkan unsur-unsur dalam kalimat.

Liputan6.com, Jakarta Kata hubung adalah bagian penting dalam tata bahasa Indonesia. Kata-kata ini berperan dalam menghubungkan dua kalimat, frasa, atau kata-kata dalam sebuah kalimat. Memahami konjungsi sangat penting ketika belajar bahasa Indonesia, karena konjungsi membantu menyusun kalimat dengan baik dan tepat.

Konjungsi melakukan beberapa fungsi, antara lain menghubungkan dua kalimat yang memiliki hubungan logis, menyatakan pilihan, menyatakan alasan, menyatakan akibat, dan lain-lain. Ada tiga jenis konjungsi dalam bahasa Indonesia, yaitu konjungsi koordinatif, konjungsi subordinatif, dan konjungsi korelatif.

Contoh dari konjungsi koordinatif adalah 'dan', 'atau', 'tetapi', dan 'melainkan'. Konjungsi ini digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang memiliki hubungan logis sejajar. Sedangkan konjungsi subordinatif, seperti 'agar', 'karena', 'sebab', menghubungkan kalimat utama dengan kalimat subordinatif yang bergantung padanya.

Konjungsi korelatif, contohnya 'entah... entah', 'bukan... tetapi', adalah konjungsi yang menghubungkan kata atau frasa yang setara. Dengan memahami fungsi dan jenis-jenis konjungsi, pembelajar bahasa Indonesia dapat menyusun kalimat dengan lebih efektif dan sesuai tata bahasa.

Untuk memahami lebih dalam mengenai apa itu kata hubung, simak penjelasan selengkapnya berikut ini seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Jumat (29/12/2023).

2 dari 4 halaman

Pengertian Kata Hubung

Kata hubung adalah bagian penting dalam tata bahasa Indonesia yang memiliki fungsi untuk menghubungkan kata, frasa, atau klausa dalam kalimat. Dengan adanya kata hubung, makna dan hubungan antar unsur kalimat dapat menjadi lebih jelas dan tertata dengan baik. Untuk memahami pengertian kata hubung lebih komprehensif, simak pendapat para ahli berikut ini:

Kata sambung atau konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, klausa, atau kalimat dalam suatu teks. Penggunaan nya sangat penting dalam penulisan karena dapat membantu menyusun kalimat dan paragraf sehingga teks dapat terbaca dengan lebih jelas dan terstruktur.

Kata sambung juga memainkan peran yang penting dalam menghubungkan kalimat-kalimat yang memiliki hubungan sebab-akibat, pertentangan, contoh, penjelasan, atau kontras antara satu kalimat dengan kalimat lainnya. Dengan menggunakan kata sambung dengan tepat, penulis dapat menunjukkan hubungan antara ide-ide dalam teksnya sehingga pembaca dapat memahami dengan lebih baik.

Jenis-jenis kata sambung meliputi kata sambung koordinatif (seperti dan, atau, tetapi), kata sambung subordinatif (seperti karena, jika, ketika), dan kata sambung korelatif (seperti entah... atau, baik... maupun).

Penggunaan kata sambung adalah kunci dalam pembuatan teks yang terstruktur, sehingga penting untuk memahami pengertian kata sambung dan perannya dalam menyusun teks yang jelas dan teratur.

Kata kunci yang perlu disertakan: pengertian kata sambung, peran kata sambung, hubungan antar kalimat, jenis-jenis hubungan, pembuatan teks yang terstruktur

Kata penghubung, atau konjungsi, adalah kata yang berguna untuk menghubungkan unsur-unsur dalam kalimat. Menurut Kridalaksana, kata penghubung dapat dibagi menjadi dua kategori utama, yaitu kata penghubung semu dan kata penghubung sejati. Kata penghubung semu adalah kata yang terikat dengan unsur lain, sedangkan kata penghubung sejati merupakan kata yang bisa berdiri sendiri dalam kalimat. Peran utama dari kata penghubung adalah untuk menyusun kalimat sehingga kalimat dapat memiliki struktur yang jelas dan teratur.

Contoh-contoh kata penghubung yang memiliki fungsi kausalitas, temporalitas, dan penjelasan antara lain "karena", "ketika", dan "sebagai". Kata "karena" digunakan untuk mengindikasikan adanya hubungan sebab akibat, "ketika" digunakan untuk menunjukkan waktu, dan "sebagai" digunakan untuk memberikan penjelasan.

Dengan kata penghubung, kalimat dapat menjadi lebih lengkap dan terstruktur dengan baik, sehingga pembaca dapat lebih mudah memahami hubungan antar unsur dalam kalimat. Dengan demikian, kata penghubung memegang peran yang sangat penting dalam tata bahasa Indonesia.

Menurut Chaer, kata sambung atau konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang setara dalam suatu kalimat. Contoh penggunaannya adalah dalam kalimat "Dia senang dan bahagia" di mana kata "dan" berfungsi sebagai kata sambung yang menghubungkan dua kata sifat yang setara.

Fungsi utama dari kata sambung adalah untuk menghubungkan kata, klausa, atau kalimat agar memiliki hubungan atau keterkaitan yang jelas dalam suatu kalimat. Misalnya, dalam kalimat "Dia belajar keras sehingga berhasil meraih cita-citanya", kata "sehingga" berperan sebagai kata sambung yang menghubungkan dua klausa yang saling terkait.

Dengan demikian, kata sambung memainkan peran penting dalam tata bahasa Indonesia dengan mengatur hubungan antara unsur-unsur dalam kalimat. Beberapa contoh kata sambung lainnya adalah "atau", "tetapi", "karena", "jika", dan lain sebagainya.

3 dari 4 halaman

Jenis-Jenis Kata Hubung

Kata hubung adalah bagian penting dalam tata bahasa Indonesia yang digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, atau kalimat. Jenis-jenis kata hubung ini dapat digolongkan berdasarkan fungsinya dalam kalimat, seperti kata hubung penjelas, waktu, tempat, sebab, akibat, dan sebagainya.

Salah satu contoh kata hubung adalah "dan" yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih kata, frasa, atau kalimat yang memiliki hubungan logis. Contoh lainnya adalah "karena" yang digunakan untuk menyatakan sebab, atau "sehingga" yang menyatakan akibat. Dengan memahami jenis-jenis kata hubung dan fungsinya, kita dapat menggunakan kata-kata ini dengan tepat dalam kalimat-kalimat kita untuk membuat tulisan menjadi lebih terstruktur dan lebih mudah dimengerti.

1. Kata Hubung Antarklausa

Kata hubung antarklausa adalah jenis kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua atau lebih klausa dalam sebuah kalimat. Ada beberapa jenis konjungsi antarkalimat, seperti konjungsi koordinatif, subordinatif, dan adverbial.

Konjungsi koordinatif digunakan untuk menghubungkan dua klausa yang memiliki kedudukan setara, seperti "dan", "atau", "tetapi", "namun", dan lain-lain. Fungsi konjungsi koordinatif adalah untuk memberikan hubungan logis antara kedua klausa tersebut.

Konjungsi subordinatif digunakan untuk menghubungkan klausa utama dengan klausa yang bersifat subordinatif atau tidak mandiri, seperti "bahwa", "agar", "sehingga", "meskipun", dan sebagainya. Fungsi konjungsi subordinatif adalah untuk memperlihatkan ketergantungan atau hierarki antara kedua klausa tersebut.

Konjungsi adverbial digunakan untuk menghubungkan klausa dengan kata atau frasa adverbial, seperti "seolah-olah", "sejak", "karena", "sebab", dan sebagainya. Fungsi konjungsi adverbial adalah untuk memberikan hubungan sebab-akibat atau hubungan waktu antara kedua klausa tersebut.

Penempatan kata hubung dalam kalimat sangat penting untuk menjaga kelancaran dan makna dari kalimat tersebut. Oleh karena itu, pemahaman tentang posisi letak konjungsi dalam kalimat juga sangat diperlukan.

2. Kata Hubung Antarkalimat

Konjungsi atau kata hubung adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa sehingga membentuk suatu hubungan antara keduanya. Ada beberapa jenis kata hubung, antara lain adalah konjungsi koordinatif yang menghubungkan dua kalimat atau frasa yang memiliki kedudukan yang sama, konjungsi subordinatif yang menghubungkan kalimat utama dengan kalimat subordinatif, dan konjungsi korelatif yang menghubungkan unsur-unsur dalam kalimat.

Fungsi dari konjungsi antarkalimat adalah untuk menggabungkan dua kalimat atau frasa sehingga membentuk hubungan yang jelas dan logis. Penempatan kata hubung juga sangat penting agar kalimat yang dihasilkan menjadi gramatikal. Konjungsi koordinatif seperti 'dan', 'atau', dan 'tetapi' digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang memiliki kedudukan yang sama. Sementara konjungsi subordinatif seperti 'agar', 'sehingga', dan 'karena' digunakan untuk menghubungkan kalimat utama dengan kalimat subordinatif.

Dengan memahami jenis kata hubung, fungsi konjungsi antarkalimat, dan penempatan kata hubung yang tepat, penulis dapat menyusun kalimat yang gramatikal dan memudahkan pembaca untuk memahami hubungan antarkalimat yang dijelaskan.

 

4 dari 4 halaman

Macam-Macam Kata Penghubung Berdasarkan Fungsi

Kata hubung, atau konjungsi, merupakan bagian penting dalam tata bahasa Indonesia yang digunakan untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa. Dalam artikel ini, kita akan membahas macam-macam kata penghubung berdasarkan fungsinya. Kata penghubung ini memiliki peran yang beragam dalam kalimat, seperti menghubungkan dua kalimat, memberikan urutan waktu, menyatakan sebab-akibat, dan lain sebagainya. Dengan memahami berbagai macam kata penghubung berdasarkan fungsinya, kita dapat memperkaya tata bahasa Indonesia kita dan membuat kalimat menjadi lebih terstruktur.

1. Kata Penghubung Waktu

Konjungsi waktu adalah jenis kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua klausa atau kalimat yang menunjukkan waktu. Konjungsi waktu memiliki fungsi utama dalam mengaitkan urutan kejadian dan menggambarkan hubungan temporal antara dua peristiwa dalam kalimat.

Jenis-jenis konjungsi waktu antara lain adalah ketika, saat, sebelum, sesudah, sejak, dan sebelumnya. Contohnya, konjungsi 'ketika' digunakan untuk menyatakan waktu atau keadaan di mana suatu peristiwa terjadi, seperti dalam kalimat "Saya sedang bekerja ketika hujan turun."

Kata penghubung waktu memiliki peran penting dalam mengatur urutan peristiwa dan memberikan informasi terkait waktu dalam suatu kalimat. Dengan menggunakan konjungsi waktu, pembicara dapat menyampaikan informasi tentang urutan peristiwa yang terjadi.

Beberapa contoh kata penghubung waktu beserta kalimatnya adalah:

- Ketika: "Ketika saya pulang, dia sudah pergi."

- Saat: "Saat saya sedang makan, telepon saya berdering."

- Sebelum: "Saya akan memasak makan malam sebelum tamu datang."

Dengan menggunakan konjungsi waktu, pembicara dapat menyampaikan urutan waktu dengan jelas dan menggambarkan hubungan temporal antara dua peristiwa dalam kalimat.

2. Kata Penghubung Pertentangan

Konjungsi antarkalimat adalah jenis konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat yang memiliki hubungan pertentangan. Salah satu contoh kata penghubung pertentangan adalah "tetapi". Contoh kalimatnya adalah "Dia sibuk bekerja, tetapi dia tetap menyempatkan waktu untuk keluarganya."

Ciri konjungsi antarkalimat adalah kemampuannya untuk menyampaikan hubungan pertentangan antara dua kalimat. Kata penghubung pertentangan seperti "tetapi" digunakan untuk menunjukkan adanya perbedaan atau kontras antara dua kalimat yang dihubungkan.

Dalam tata bahasa Indonesia, konjungsi antarkalimat sangat penting untuk memperjelas hubungan antara dua kalimat yang saling bertentangan. Dengan memahami penggunaan kata penghubung pertentangan, penutur bahasa dapat mengungkapkan perbedaan atau kontras antara ide atau informasi yang disampaikan dalam dua kalimat yang dihubungkan.

3. Kata Penghubung Pilihan

Ada beberapa jenis kata penghubung pilihan dalam bahasa Indonesia, yaitu "atau", "maupun", "entah...atau", "baik...maupun", dan "mau...mau".

Contoh penggunaannya adalah:

a. "Atau": Saya akan membeli buku atau pulpen.

b. "Maupun": Dia tidak hanya pandai dalam matematika, maupun dalam bahasa Inggris.

c. "Entah...atau": Entah dia pergi ke bioskop atau ke mall.

d. "Baik...maupun": Dia pandai dalam pelajaran matematika, baik dalam pelajaran bahasa Inggris.

e. "Mau...mau": Ia mau ikut ke pantai mau ke gunung.

Perbedaan antara kata penghubung pilihan dan kata penghubung pembatas adalah kata penghubung pilihan menunjukkan pilihan yang disajikan dalam sebuah kalimat, sedangkan kata penghubung pembatas menunjukkan pembatas antara kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat. Contoh penggunaan kata penghubung pembatas adalah "selain itu", "yang pertama", "yang kedua", dan "setelah itu".

Dengan memahami fungsi dan contoh penggunaannya, pembaca diharapkan dapat lebih memahami jenis-jenis kata penghubung pilihan dan penggunaannya dalam kalimat yang benar.

4. Kata Penghubung Tujuan

Kata penghubung tujuan digunakan dalam kalimat untuk menyatakan tujuan dari suatu tindakan atau keadaan. Contoh dari penggunaan kata penghubung tujuan adalah sebagai berikut:

- Saya belajar keras agar bisa lulus ujian dengan nilai yang baik.

- Dia belajar bahasa Inggris supaya dapat bekerja di luar negeri.

- Anak-anak berlari agar tidak terlambat masuk sekolah.

Beberapa kata penghubung umum yang digunakan dalam konjungsi subordinatif tujuan antara lain "biar", "untuk", "agar", dan "supaya". Ketika menggunakan konjungsi ini, kita perlu memperhatikan struktur kalimat agar tujuan yang ingin disampaikan menjadi jelas.

Dengan memahami penggunaan kata penghubung tujuan dalam tata bahasa Indonesia, kita dapat mengungkapkan maksud atau tujuan kita dengan lebih tepat dan efektif dalam berkomunikasi sehari-hari.

5. Kata Penghubung Sebab

Kata penghubung sebab digunakan untuk menghubungkan peristiwa atau kejadian yang terjadi atas tindakan tertentu. Dalam tata bahasa Indonesia, kata penghubung sebab dapat berfungsi sebagai penyebab, alasan, atau akibat dari suatu peristiwa.

Contoh kata penghubung sebab antara lain: karena, sehingga, akibatnya, dan oleh karena itu. Misalnya, dalam kalimat "Dia terlambat karena hujan" kata penghubung "karena" digunakan untuk menyatakan alasan mengapa seseorang terlambat.

Penggunaan kata penghubung sebab juga dapat ditemukan dalam kalimat-kalimat seperti "Dia memutuskan untuk berhenti bekerja sehingga bisa fokus pada keluarganya" atau "Dia merasa lelah, oleh karena itu dia meminta izin untuk pulang lebih awal."

Dengan menggunakan kata penghubung sebab, penutur bahasa Indonesia dapat menyampaikan hubungan sebab-akibat antara tindakan tertentu dengan peristiwa yang terjadi secara jelas dan terstruktur dalam kalimat.

6. Kata Penghubung Akibat

Kata penghubung akibat digunakan untuk menyatakan alasan atau sebab-akibat dari suatu peristiwa atau kejadian. Contoh kata penghubung akibat antara lain "karena", "sebab", dan "oleh karena itu".

Contoh kalimat dengan penggunaan kata penghubung akibat:

a. Saya terlambat ke kantor karena jalanan macet.

b. Dia tidak bisa ikut rapat sebab sakit.

c. Oleh karena itu, saya memutuskan untuk membatalkan perjalanan itu.

Sementara itu, kata penghubung konsekutif digunakan untuk menyatakan konsekuensi atau hasil dari suatu peristiwa atau tindakan. Contoh kata penghubung konsekutif antara lain "sehingga", "hingga", dan "akibatnya".

Contoh kalimat dengan penggunaan kata penghubung konsekutif:

a. Dia bekerja keras sehingga bisa membeli rumah sendiri.

b. Hujan terus menerus hingga banjir melanda kota itu.

b. Akibatnya, acara itu ditunda.

Perbedaan antara kedua jenis kata penghubung ini terletak pada fungsi dan makna yang diungkapkannya dalam kalimat. Kata penghubung akibat menyatakan sebab-akibat, sementara kata penghubung konsekutif menyatakan konsekuensi atau hasil dari suatu peristiwa.

7. Kata Penghubung Urutan

Kata penghubung urutan digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa yang memiliki urutan waktu atau urutan kejadian. Contohnya, "Dia pergi ke sekolah, kemudian pulang ke rumah." Di sini, kata "kemudian" menghubungkan dua kejadian yang terjadi secara berurutan.

Beberapa jenis kata penghubung urutan yang sering digunakan antara lain adalah "lalu" dan "kemudian". Contoh penggunaannya adalah "Dia memasak masakan favoritnya, lalu menyajikannya dengan indah" atau "Dia mencuci pakaian kotor, kemudian menggantungnya di teras."

Dengan menggunakan kata penghubung urutan ini, kita dapat menyusun kalimat yang lebih teratur dan jelas dalam menyampaikan urutan kejadian atau langkah-langkah yang dilakukan. Dengan demikian, pembaca dapat lebih mudah memahami hubungan antara satu kejadian dengan kejadian berikutnya.

8. Kata Penghubung Syarat

Kata penghubung syarat adalah kata-kata yang digunakan untuk menyatakan syarat atau kondisi tertentu yang harus terpenuhi sebelum suatu peristiwa dapat terjadi. Jenis kata penghubung syarat meliputi jika, kalau, jikalau, apabila. Contoh penggunaannya adalah sebagai berikut:

a. Jika saya pulang terlambat, ibu akan marah.

b. Kalau kamu tidak datang tepat waktu, kita akan kehilangan kesempatan itu.

c. Jikalau hujan turun, acara piknik akan ditunda.

d. Apabila kamu sudah selesai, tolong beritahu saya.

Dalam contoh-contoh kalimat di atas, kata-kata penghubung syarat digunakan untuk mengemukakan syarat atau kondisi yang harus terpenuhi sebelum peristiwa yang diungkapkan dapat terjadi. Dengan menggunakan kata-kata penghubung syarat, pembicara dapat menyampaikan informasi mengenai syarat atau kondisi yang harus terpenuhi dengan jelas dan tepat.

9. Kata Penghubung Tak Bersyarat

Kata penghubung tak bersyarat adalah jenis kata penghubung yang menyatukan dua kalimat atau frasa tanpa adanya syarat atau kondisi tertentu. Contohnya adalah kata "walaupun", "meskipun", dan "biarpun".

Contoh penggunaan kata penghubung tak bersyarat dalam kalimat adalah:

a. Walaupun hujan, saya tetap pergi ke sekolah.

b. Meskipun dia sakit, tetapi tetap datang ke acara tersebut.

c. Biarpun dia sibuk, tetap membantu saya menyelesaikan pekerjaan.

Kata penghubung tak bersyarat tersebut sering digunakan untuk menyampaikan hubungan antara dua kalimat atau frasa yang bertentangan atau kontras. Dengan menggunakan kata-kata seperti "walaupun", "meskipun", dan "biarpun", kita dapat menunjukkan hubungan yang kuat antara dua hal yang seakan-akan bertentangan.

10. Kata Penghubung Perbandingan

Kata penghubung perbandingan digunakan untuk membandingkan dua hal atau lebih. Contohnya adalah seperti "lebih dari", "kurang dari", "sebanding dengan", "sama dengan", dan sebagainya. Misalnya, dalam kalimat "Ani lebih rajin belajar daripada Budi", kata "dari" adalah kata penghubung perbandingan yang digunakan untuk membandingkan tingkat keaktifan belajar Ani dan Budi.

Sementara itu, kata penghubung pertentangan digunakan untuk menunjukkan perbedaan atau kontras antara dua hal atau lebih. Contohnya seperti "tetapi", "namun", "sedangkan", "walaupun", dan sebagainya. Misalnya, dalam kalimat "Dia pandai tetapi malas", kata "tetapi" adalah kata penghubung pertentangan yang menunjukkan kontras antara kepandaiannya dengan ke malasannya.

Selain itu, kata penghubung juga memiliki fungsi dalam menghubungkan antarkalimat. Contohnya adalah seperti "karena", "sehingga", "meskipun", dan sebagainya. Misalnya, dalam kalimat "Dia tidak datang karena hujan", kata "karena" adalah kata penghubung antarkalimat yang menghubungkan alasan tidak datang dengan kondisi cuaca hujan. Dengan demikian, kata penghubung memiliki peran penting dalam menghubungkan dan menyampaikan hubungan antara ide-ide dalam sebuah teks.

11. Kata Penghubung Pembenaran

Kata penghubung pembenaran digunakan untuk memberi alasan atau justifikasi terhadap pernyataan sebelumnya. Contoh kata penghubung pembenaran meliputi "biar" dan "biarpun". Misalnya, "Dia pergi ke kantor, biar hujan turun dengan deras" atau "Biarpun hujan turun, saya tetap akan pergi ke acara tersebut". Dalam contoh-contoh tersebut, kata penghubung pembenaran digunakan untuk memberikan alasan atau justifikasi terhadap tindakan yang akan dilakukan. Dengan menggunakan kata penghubung pembenaran, kalimat menjadi lebih jelas dan memiliki keterkaitan yang kuat antara pernyataan sebelumnya dan alasan atau justifikasi yang diberikan.

12. Kata Penghubung Korelatif

Kata penghubung korelatif adalah kata-kata yang digunakan untuk menghubungkan dua unsur yang setara atau sejenis dalam kalimat. Jenis-jenis kata penghubung korelatif antara lain adalah "entah... entah", "baik... baik", "maupun... maupun", "baik... tetapi", dll. Contohnya, "entah dia datang atau tidak", "baik makan dulu maupun langsung pulang", "baik dia pergi tetapi tidak memberi kabar".

Fungsi dari kata penghubung korelatif adalah untuk menghubungkan dua unsur yang setara atau sejenis dalam suatu kalimat. Dengan kata-kata penghubung korelatif, kalimat akan lebih terstruktur dan bermakna. Penggunaannya juga dapat memperjelas hubungan antara unsur-unsur dalam kalimat.

Contoh kalimat yang mengandung kata penghubung korelatif adalah "baik makan di restoran maupun di rumah, saya tetap merasa lapar". Dalam kalimat tersebut, kata penghubung korelatif "baik... maupun" digunakan untuk menghubungkan dua pilihan yang setara, yaitu makan di restoran atau di rumah.

13. Kata Penghubung Penegas

Kata penghubung penegas adalah jenis kata hubung yang digunakan untuk memperkuat hubungan antara dua kalimat atau frasa. Fungsinya adalah untuk memberikan penekanan atau penegasan pada suatu hal.

Beberapa contoh kata penghubung penegas antara lain adalah "bahkan", "yakni", dan "yaitu". Contoh penggunaannya dalam kalimat adalah sebagai berikut:

- Saya tidak hanya belajar bahasa Inggris, bahkan saya juga belajar bahasa Mandarin.

- Dia memiliki banyak hobi, yakni memasak dan berkebun.

- Buku tersebut sangat menarik, yaitu novel fiksi ilmiah terbaik tahun ini.

Kata penghubung penegas ini membantu untuk memberikan penekanan pada informasi yang disampaikan, sehingga pembaca dapat lebih memahami hubungan antara kalimat atau frasa yang dikemukakan. Dengan demikian, penggunaan kata penghubung penegas dalam penulisan sangat penting untuk membuat tulisan menjadi lebih jelas dan meyakinkan.

14. Kata Penghubung Pembatas

Kata penghubung pembatas adalah salah satu jenis kata hubung yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa yang saling berlawanan atau kontras. Contoh kalimat penggunaan kata penghubung pembatas adalah "Dia suka makan pizza, tetapi dia tidak suka makan sushi." Fungsi dari kata penghubung pembatas ini adalah untuk menunjukkan adanya perubahan atau kontras antara dua hal dalam satu kalimat.

Perbedaan antara kata penghubung pembatas dengan kata penghubung pembenaran adalah, kata penghubung pembatas digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa yang saling berlawanan atau kontras, sedangkan kata penghubung pembenaran digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa yang memiliki hubungan sebab-akibat atau alasan. Contoh kata penghubung pembenaran adalah "Karena dia lapar, dia memesan pizza."

Dengan demikian, penggunaan kata penghubung pembatas sangat penting dalam menyusun kalimat untuk mengungkapkan perubahan atau kontras antara dua hal, sementara kata penghubung pembenaran digunakan untuk menyatakan alasan atau sebab-akibat antara dua hal.

15. Kata Penghubung Penjelas

Kata Penghubung Penjelas atau konjungsi adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa sehingga kalimat tersebut memiliki hubungan atau keterkaitan. Ada beberapa jenis kata penghubung penjelas dalam bahasa Indonesia, antara lain "bahwa, sebab, karena, karena itu, supaya, agar, jika, kalau, meskipun, walaupun, dan seandainya."

Contoh penggunaan kata penghubung penjelas, misalnya "bahwa" dalam kalimat "Dia berkata bahwa dia sedang sibuk," atau "karena" dalam kalimat "Kita harus berangkat lebih awal karena lalu lintasnya sedang padat."

Fungsi dari kata penghubung penjelas adalah memperjelas hubungan antara satu kalimat dengan kalimat lainnya, menginformasikan sebab-akibat, atau memberikan penjelasan tambahan. Contoh penggunaan kata penghubung penjelas dalam kalimat adalah sebagai berikut, “Dia datang ke pesta karena dia diundang,” di mana kata penghubung "karena" digunakan untuk menjelaskan alasan atau sebab dari datangnya seseorang ke pesta.

Dengan demikian, pemahaman mengenai jenis-jenis, fungsi, dan penggunaan kata penghubung penjelas dalam kalimat sangat penting dalam memahami tata bahasa Indonesia dengan baik.