Liputan6.com, Jakarta Faktor penyebab tsunami perlu dikenali oleh setiap orang. Pasalnya, bencana alam tsunami ini dapat terjadi kapan saja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tsunami adalah gelombang laut dahsyat (gelombang pasang) yang terjadi karena gempa bumi atau letusan gunung api di dasar laut (biasanya terjadi di Jepang dan sekitarnya).
Baca Juga
Advertisement
Tsunami tidak hanya terjadi di Jepang, bahkan Indonesia pernah mengelaminya beberapa kali. Salah satu bencana alam tsunami yang pernah menerpa indonesia yaitu pada akhir tahun 2004, Aceh dihantam gelombang laut yang memakan banyak korban jiwa.
Faktor penyebab tsunami bisa terjadi karena berbagai macam hal. Bencana alam ini biasanya dialami oleh negara-negara yang dikelililingi oleh wilayah laut, seperti Jepang dan Indonesia. Di Indonesia, penyebab tsunami adalah karena wilayah ini berada di antara tiga lempeng tektonik dan cincin api pasifik.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Selasa (2/1/2023) tentang faktor penyebab tsunami.
1. Gempa Bumi di Dasar Laut
Faktor penyebab tsunami yang paling sering terjadi adalah akibat gempa bumi bawah laut. Gempa bumi yang terjadi di bawah laut ini merupakan jenis gempa tektonik yang muncul karena adanya pertemuan atau tubrukan dari lempeng tektonik.
Apabila gempa berada dekat dengan permukaan air laut, berada pada jarak 0 hingga 30 kilometer di bawah permukaan laut, tsunami akan lebih mungkin terjadi. Meski demikian tidak semua gempa yang terjadi di dasar laut dapat menjadi faktor penyebab tsunami.
Misalnya, gempa bumi di dasar laut yang pusat gempanya lebih dari 30 kilometer di bawah permukaan air tidak berpotensi menjadi faktor penyebab tsunami. Tsunami juga dapat terjadi karena pergerakan tiba-tiba di dasar laut yang menyebabkan perpindahan sejumlah air besar.
2. Gempa Bumi di Darat
Gempa bumi di darat juga dapat menjadi faktor penyebab tsunami. Jika patahan gempa bumi yang terjadi di darat memanjang hingga masuk ke lempengan yang berada di laut, maka hal tersebut dapat menyebabkan tsunami.
Advertisement
3. Letusan Gunung Berapi
Letusan dari gunung berapi menyebabkan terjadinya gempa vulkanik. Sementara itu, letusan gunung berapi di dasar laut dapat menjadi faktor penyebab tsunami. Tentunya letusan gunung berapi yang mengakibatkan gempa vulkanik yang cukup dahsyat saja yang bisa memicu tsunami.
Contoh hal ini yaitu seperti pada Gunung Krakatau, yang mengalami letusan dahsyat dan menimbulkan tsunami pada 27 Agustus 1883. Gelombang tsunami yang ditimbulkan letusan gunung berapi ini mencapai 35 meter dan menewaskan lebih dari 36.000 orang.
4. Longsor Bawah TanahÂ
Longsor bawah laut berpengaruh pada pergerakan volume air yang mendadak dan pada skala tertentu bisa menjadi faktor penyebab tsunami. Beberapa longsor di dasar laut biasanya disebabkan oleh gempa bumi.
Getaran kuat yang ditimbulkan oleh longsor kemudian bisa menjadi faktor penyebab tsunami. Hal ini biasanya disebabkan tabrakan lempeng di bawah laut sehingga bisa menyebabkan terjadinya longsor. Longsor di sepanjang continental scop (suatu lereng di dasar laut) yang menjadi sisi sebagian besar garis pantai juga menjadi sumber terjadinya tsunami yang dihasilkan oleh gempa bawah laut.Â
5. Hantaman Meteor
Hantaman meteor yang jatuh ke permukaan laut dapat menyebabkan ketidakseimbangan lempeng laut yang mengakibatkan gempa dan tsunami yang sangat besar. Faktor penyebab tsunami satu ini mungkin jarang sekali terjadi, bahkan belum pernah terjadi. Namun, hantaman benda besar dengan kecepatan tinggi ke lautan dari luar angkasa sudah barang tentu akan menyebabkan gelombang yang sangat besar.
Tanda-Tanda Umum Tsunami
Mengutip laman ditsmp.kemdikbud.go.id, tanda-tanda umum akan terjadinya Tsunami adalah sebagai berikut:
- Terasa getaran atau gempa. Tsunami biasanya dipicu oleh gempa bumi di dasar laut. Jika kamu merasakan getaran atau gempa yang terasa kuat, ini bisa menjadi tanda pertama adanya ancaman tsunami.
- Surutnya  air laut tiba-tiba. Salah satu tanda yang paling jelas adalah ketika air laut tiba-tiba surut secara drastis. Fenomena ini dapat terjadi sebelum tsunami mencapai pantai.
- Suara dentuman atau gemuruh dari arah laut. Tsunami bisa disertai dengan suara dentuman atau gemuruh yang menakutkan, terutama terdengar dari arah laut.
- Gelombang laut yang berbeda. Gelombang tsunami memiliki ciri khas warna pekat dan bergerak sejajar dengan permukaan laut, berbeda dengan gelombang biasa.
Advertisement
Cara Menyelamatkan Diri saat Tsunami
Melansir Buku Saku Tangkap Tangkas Tangguh Menghadapi Bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), berikut cara menyelamatkan diri saat tsunami:
- Setelah terjadi gempa bumi hingga berdampak pada rumah, jangan berupaya merapikan kondisi rumah karena gempa susulan bisa saja terjadi.
- Ketika berada di rumah, tetap tenang dan segera mengarahkan keluarga untuk menyelamatkan diri ke tempat yang lebih tinggi dan aman.
- Tidak semua gempa bumi memicu tsunami, tetapi jika ada peringatan bahaya dari pihak berwenang mengenai potensi terjadinya tsunami, segera menjauh dari daerah pantai.
- Jika telah sampai di daerah tinggi, tetap bertahan karena gelombang tsunami susulan yang lebih besar bisa saja terjadi.
- Selalu pantau informasi terkait kondisi terkini dari pihak berwenang.
- Jangan kembali ke rumah sebelum keadaan dinyatakan aman.
- Tsunami bisa terjadi tidak hanya sekali sehingga penduduk setempat tak boleh meninggalkan tempat evakuasi sebelum adanya arahan dari pihak berwenang.
- Hindari menyelamatkan diri dengan melewati jembatan.
- Bagi yang melakukan evakuasi menggunakan kendaraan dan terjadi kemacetan, segera tinggalkan kendaraan dan evakuasi diri dengan jalan kaki.
- Jika berada di kapal atau perahu yang tengah berlayar, segera tutup layar dan hindari wilayah pelabuhan.