Liputan6.com, Jakarta Media sosial telah menjadi sarana komunikasi yang sangat berpengaruh dalam menyebarkan informasi secara cepat dan luas. Hal ini terbukti dengan kata "Babayo" yang menjadi bahasa gaul dan viral berkat platform TikTok. Oleh sebab itu banyak yang mulai mencari arti kata babayo agar dapat menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari.
Baca Juga
Advertisement
TikTok, sebagai salah satu platform yang tengah naik daun, memang mampu menciptakan tren viral dengan mudah. Kata-kata atau frasa yang sebelumnya hanya dikenal di daerah tertentu kini dapat dengan cepat menjadi bagian dari percakapan sehari-hari orang-orang dari daerah lain. Dengan begitu media sosial membentuk budaya bahasa gaul.
Arti kata babayo memang perlu dipahami sebelum menggunakannya dalam komunikasi sehari-hari. Berikut ulasan lebih arti kata babayo dan kosakata bahasa Minang yang viral di media sosial lainnya, dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Rabu (3/1/2024).
Babayo Viral karena Ryan
Istilah merupakan bahasa Minang yang berarti "berbahayo" atau "berbahaya". Dalam konteks penggunaannya, "babayo" menjadi semacam peringatan dengan nada yang lebih ringan. Sebagai contoh, dalam kalimat "jangan lari-larian di jalan, babayo!"Â
Viralnya kata "babayo" bermula dari video-video yang diunggah oleh salah satu pengguna TikTok, @botakteras yang memiliki nama asli Michael Simanjuntak. Michael kerap membuat konten dengan rekannya, Ryan (Andika Aribawa) yang sing mengucapkan kata "babayo."Â
Kata tersebut digunakan dalam berbagai konteks, mulai dari menerima sesuatu, menjawab pertanyaan, hingga situasi sehari-hari. Penggunaan kata yang cenderung absurd menarik perhatian warganet dan membuat istilah babayo menjadi viral. Michael dan Ryan menciptakan konten-konten yang mengundang gelak tawa dan khas dengan kata babayo.
Kosakata Minang Populer Lain
Tidak hanya babayo, ada beberapa kata bahasa Minang banyak mendapat sorotan melalui media sosial. Seiring dengan banyaknya influencer dan artis asal Minang, bahasa dan kosakata khas daerah ini semakin memperkaya ruang percakapan di ranah digital. Berikut kosakata bahasa Minang yang populer lainnya.
1. Pantek
Salah satu kata yang muncul dan viral di aplikasi TikTok adalah "pantek." Meski dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata ini merujuk pada pasak atau paku semat, namun, di Bahasa Minang, makna kata ini cukup berbeda.Â
"Pantek" dalam Bahasa Minang memiliki konotasi yang kasar dan tidak pantas, merujuk pada alat kelamin perempuan. Oleh sebab itu pemahaman makna dalam konteks budaya sangat penting, dan penggunaan kata tersebut harus diperhatikan dengan cermat.
2. Rancak Bana
Seiring popularitas Tanboy Kun di YouTube, kata-kata seperti "rancak bana" atau "lamak bana" telah meramaikan percakapan masyarakat luas. Bagi masyarakat luar Minang, istilah ini mungkin terdengar asing. Namun, dalam konteks Bahasa Minang, "rancak bana" atau "lamak bana" digunakan untuk memberikan penilaian positif terhadap makanan yang sangat enak.Â
Advertisement
Kosakata Viral di Media Sosial
Media sosial telah menjadi panggung yang memajang beragam warna dalam keberagaman bahasa di Indonesia. Bahasa gaul atau slang yang digunakan oleh para influencer, selebtok, dan pengguna media sosial lainnya menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan di dunia maya. Berikut adalah beberapa contoh bahasa gaul lokal yang tengah populer di media sosial.
1. Rungkad
Kata "rungkad," yang berasal dari bahasa Sunda dengan arti tumbang dan tercabut sampai akar-akarnya, telah menemukan jalannya di dunia maya. Di media sosial, kata ini digunakan untuk menyatakan ketika seseorang mengalami masalah atau kesulitan. Keelokan bahasa gaul ini terletak pada kemampuannya untuk menyampaikan nuansa dalam situasi yang mungkin sulit diungkapkan dengan kata-kata konvensional.
2. Slebew
Fenomena bahasa gaul tahun 2022 dibawa oleh kata "slebew," yang menjadi viral berkat Jeje Slebew. Arti dari "slebew" sendiri bervariasi, kadang positif dan kadang negatif. Di tengah keberagaman interpretasinya, banyak orang menggunakan kata ini untuk celetukan atau perkataan yang kurang bermakna. Bahasa ini menciptakan ekspresi yang khas di antara pengguna media sosial, menangkap esensi percakapan ringan di platform tersebut.
3. Jamet
Kata "jamet" menawarkan pengalaman linguistik yang menarik dengan asal-usulnya sebagai singkatan dari "jajal metal." Awalnya digunakan untuk menyebut mereka yang berpenampilan seperti anggota band metal, kini kata ini memiliki makna yang berkembang pesat. Di era modern, "jamet" digunakan untuk menggambarkan sesuatu yang dianggap norak atau ketinggalan zaman, bahkan sebagai alternatif untuk menyebut seseorang yang terlalu berlebihan dalam penampilan ala alay.
Â