Liputan6.com, Jakarta - Di Jepang, kejadian gempa dan tsunami tak jarang terjadi, diperkuat oleh posisi geografisnya yang berada di wilayah seismik sangat aktif. Gempa dan tsunami dahsyat di Jepang yang terbaru, terjadi di awal tahun 2024 ini. Dalam analisis dari United States Geological Survey (USGS), Jepang memiliki jaringan seismik yang sangat padat, menjadikannya tempat dengan seringnya gempa bumi.
Baca Juga
Advertisement
Terletak di sepanjang Cincin Api Pasifik, wilayah ini dikenal sebagai jalur dengan aktivitas seismik paling intens di dunia. Panjangnya mencapai 40 ribu kilometer, Cincin Api Pasifik dihuni oleh sekitar 450 gunung berapi yang berkontribusi pada frekuensi gempa di Jepang.
Selain gempa, tsunami juga sering menghantam Jepang dan merupakan dampak langsung dari posisinya di sepanjang Cincin Api Pasifik. Menurut data dari WorldData.info, sejak tahun 684, Jepang telah mengalami kurang lebih 143 tsunami yang mengakibatkan kematian lebih dari 130 ribu jiwa. Kejadian ini menjadi cerminan dari risiko yang melekat pada lokasi geografis Jepang, di mana pergerakan lempeng tektonik menyebabkan gelombang pasang dahsyat yang berdampak fatal pada penduduk di sekitarnya.
Penyebab utama seringnya gempa dan tsunami di Jepang terletak pada posisi geologisnya yang terjepit di Cincin Api Pasifik. Sabuk tektonik aktif ini menghasilkan pergeseran lempeng bumi yang menyebabkan guncangan dan gelombang besar yang menghantam pesisir Jepang.
Kondisi ini menjelaskan mengapa Jepang secara historis sering kali menjadi sasaran gempa dan tsunami yang menghancurkan, mendorong perlunya upaya mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman alam yang tidak terduga.
Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber tentang historis deretan gempa dan tsunami paling mematikan dan terdahsyat di Jepang, Jumat (5/1/2024).
1. Gempa dan Tsunami Tohoku 2011
Pada 11 Maret 2011, Jepang diserang oleh gempa bumi berkekuatan 9.0 Skala Richter di wilayah Tohoku. Gempa ini menciptakan gelombang tsunami setinggi 40 meter di pesisir, mengakibatkan lebih dari 15.500 orang tewas dan 450.000 orang kehilangan tempat tinggal.
Tragedi ini juga merusak parah pembangkit listrik nuklir Fukushima Daiichi, memicu bencana nuklir dengan dampak global. Bencana ini menyoroti realitas bahwa Jepang, terletak di Zona Api Pasifik, sering mengalami gempa dan tsunami akibat pergerakan lempeng tektonik.
2. Gempa dan Tsunami 2024
Pada 1 Januari 2024, Prefektur Ishikawa di Jepang diguncang oleh gempa bumi dahsyat dengan kekuatan 7.6, menggeser daratan hingga 1,3 meter ke arah barat. Data GPS dari Geospatial Information Authority Jepang (GSI) menunjukkan pergeseran signifikan di beberapa kota, termasuk Wajima dan Anamizu.
Tsunami yang menyusul melanda pesisir, menewaskan setidaknya 78 orang, melukai 330 orang, dan 50 orang dilaporkan hilang. Wilayah Semenanjung Noto mengalami dampak paling parah, dengan ribuan rumah rusak dan ratusan rumah tangga terisolasi. Kejadian ini sekali lagi mengingatkan bahwa Jepang, sebagai negara rawan gempa, harus terus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan bencana.
Advertisement
3. Tsunami Tahun 1498
Pada 20 September 1498, Jepang dilanda tsunami paling mematikan dengan sumber dari wilayah Laut Enshunada. Gempa bumi berkekuatan 8,3 SR menciptakan gelombang mematikan yang menewaskan 31.000 orang dan merusak 1.000 rumah di sekitar pesisir Kii, Mikawa, Surugu, Izu, dan Sagami.
Kejadian ini menandai salah satu episentrum kejadian alam dahsyat yang telah menghantui Jepang selama berabad-abad, mendorong perlunya upaya terus-menerus dalam penelitian dan mitigasi bencana.
4. Tsunami Tahun 1707
Pada 28 Oktober 1707, Jepang menghadapi bencana gempa dan tsunami dengan gempa berkekuatan 8,4 SR yang diikuti gelombang laut setinggi 25 meter. Tsunami ini melanda pesisir Pasifik Kyushyu, Shikoku, dan Honshin, menewaskan 30.000 orang dan merusak hampir 30.000 bangunan.
Kejadian ini menegaskan bahwa sejarah panjang Jepang dengan gempa dan tsunami merupakan panggilan untuk terus meningkatkan infrastruktur dan rencana mitigasi bencana.
5. Tsunami Tahun 1896
Pada 15 Juni 1896, Jepang dilanda tsunami mematikan di wilayah Sanriku akibat gempa berkekuatan 7,6 SR. Tsunami ini menewaskan 27.122 orang, melukai 9.247 orang, dan merusak 11.000 rumah. Kejadian ini mencatatkan bahwa Jepang, dengan topografi dan seismisitasnya, harus tetap siaga dan menerapkan inovasi dalam teknologi mitigasi bencana.
6. Tsunami Tahun 1586
Pada tanggal 18 Januari 1586, Jepang mengalami bencana tsunami di Pantai Ise, disebabkan oleh gempa bumi berkekuatan 8,2 SR. Tsunami dengan gelombang setinggi 6 meter ini menyebabkan lebih dari 8.000 kematian. Meskipun tidak ada catatan pasti mengenai jumlah rumah yang hancur, kejadian ini menjadi bukti historis akan ketangguhan Jepang dalam menghadapi risiko bencana alam.
7. Gempa Noto 2007
Pada tahun 2007, gempa berkekuatan 6,9 Skala Richter mengguncang wilayah Noto di Prefektur Ishikawa, melukai ratusan orang dan merusak lebih dari 200 bangunan. Kejadian ini mencerminkan konstanannya Jepang dalam menghadapi tantangan alam, dengan masyarakatnya yang telah terbiasa mengatasi dampak bencana dengan kesigapan dan ketangguhan.
8. Gempa Chuetsu 2004
Pada Oktober 2004, Gempa Chuetsu dengan kekuatan 6,8 Skala Richter terjadi di wilayah Chuetsu, Prefektur Niigata. Guncangan ini menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur, menewaskan lebih dari 40 orang, dan melukai ribuan lainnya. Kejadian ini menjadi bukti bahwa meskipun Jepang terbiasa dengan bencana alam, upaya mitigasi dan perencanaan bencana selalu menjadi fokus penting untuk mengurangi risiko.
Advertisement