Sukses

Contoh Kosa Kata Baku dan Tidak Baku, Pahami Fungsi dan Cirinya

Pemahaman tentang kosakata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia sangat penting bagi siapa pun yang sedang belajar bahasa Indonesia maupun penutur asli bahasa Indonesia itu sendiri.

Liputan6.com, Jakarta Pemahaman tentang kosakata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia sangat penting bagi siapa pun yang sedang belajar bahasa Indonesia maupun penutur asli bahasa Indonesia itu sendiri. Kosakata baku adalah kosakata yang diatur dan diterima secara umum oleh masyarakat, sementara kosakata tidak baku sering kali merupakan variasi atau penyimpangan dari aturan yang sudah ditetapkan. Contoh kosa kata baku dan tidak baku dapat ditemukan di berbagai media, seperti artikel, buku, surat kabar, dan sebagainya.

Mengetahui perbedaan antara kosa kata baku dan tidak baku dapat membantu seseorang menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Dengan memahami fungsi dan cirinya, seseorang dapat lebih mudah memahami teks-teks atau wacana yang dibaca maupun ditulis. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memahami perbedaan antara kosakata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia.

Untuk memahami kosa kata baku dan tidak baku lebih dalam dan bagaimana kedua jenis kosa kota itu, simak penjelasan selengkapnya berikut ini, seperti yang telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Minggu (7/1/2024).

2 dari 5 halaman

Pengertian Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku adalah kata yang sesuai dengan ejaan yang disempurnakan oleh KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan merupakan bentuk kata yang digunakan dalam kosakata formal. Contoh dari kata baku adalah ‘membaca’ dan ‘memasak’. Sedangkan kata tidak baku adalah kata yang tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan oleh KBBI dan biasanya merupakan bentuk kata yang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Contoh dari kata tidak baku adalah ‘nonton’ (dari menonton) dan ‘nggak’ (dari tidak).

Untuk mengidentifikasi apakah suatu kata termasuk baku atau tidak, Anda dapat merujuk pada KBBI. Jika kata tersebut tidak ditemukan dalam KBBI atau tidak sesuai dengan ejaan yang disempurnakan, maka kemungkinan besar itu adalah kata tidak baku. Dengan memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku, Anda dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan lebih tepat dan baik.

3 dari 5 halaman

Fungsi Kata Baku dan Tidak Baku

Kosakata baku dan tidak baku merupakan bagian penting dalam pemahaman dan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Penggunaan kosakata baku dan tidak baku memiliki peran yang sangat vital dalam kejelasan dan keberhasilan komunikasi dalam bahasa Indonesia. Pemahaman tentang perbedaan antara kosakata baku dan tidak baku sangat penting untuk menghindari kesalahan dalam penulisan dan percakapan sehari-hari. Dengan pemahaman yang baik tentang kosakata baku dan tidak baku, kita dapat menghindari kesalahpahaman dan mendukung upaya memelihara keberagaman bahasa Indonesia yang kaya dan indah. 

Fungsi Kata Baku

Kata baku dalam bahasa Indonesia memiliki fungsi yang penting dalam penulisan dan penuturan formal. Kosakata baku adalah kata-kata yang telah ditetapkan dan disahkan oleh Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sebagai bentuk yang sesuai dengan kaidah bahasa yang benar. Fungsi utama dari kosakata baku adalah sebagai pedoman bagi para penutur bahasa Indonesia dalam berkomunikasi secara formal dan tertulis.

Kata baku digunakan dalam situasi formal, resmi, atau akademik, di mana kejelasan dan ketepatan bahasa sangat penting. Kata baku digunakan dalam penulisan resmi, pidato, karya ilmiah, dan komunikasi resmi lainnya.

Contoh situasi di mana kata baku digunakan termasuk:

1. Penulisan resmi, seperti surat bisnis, laporan, atau dokumen kontrak.

2. Karya ilmiah, seperti jurnal, paper, atau tesis.

3. Komunikasi formal, seperti pidato di acara resmi, presentasi di tempat kerja, atau dalam pengaturan akademik.

Dalam hal ini, kata baku merupakan versi bahasa yang telah distandarisasi dan dianggap benar menurut kaidah bahasa yang berlaku. Penggunaan kata baku memastikan keseragaman dan kejelasan penggunaan bahasa, serta memudahkan pemahaman dan komunikasi antarindividu atau lembaga yang terlibat.

Fungsi Kata Tidak Baku

Fungsi kata tidak baku dalam bahasa Indonesia adalah sebagai variasi atau bentuk alternatif dari kata baku. Kata tidak baku biasanya muncul dalam percakapan sehari-hari dan cenderung bersifat lebih informal. Faktor-faktor yang dapat memicu kemunculan kata tidak baku termasuk pengaruh dialek daerah, bahasa asing, slang, dan perkembangan zaman.

Beberapa contoh kata tidak baku yang sering digunakan dalam percakapan sehari-hari antara lain "gue" (saya), "lu" (kamu), "bener" (benar), dan "gitu" (begitu). Penggunaan kata tidak baku dapat memberikan nuansa yang lebih akrab dan santai dalam komunikasi sehari-hari, namun tetap perlu diperhatikan agar tidak berlebihan dan tetap menjaga keformalan dalam penyampaian informasi.

Kata tidak baku umumnya digunakan dalam situasi informal atau percakapan sehari-hari, di mana aturan grammar, ejaan, dan kaidah bahasa cenderung lebih fleksibel. Beberapa contoh situasi di mana kata tidak baku digunakan termasuk:

1. Percakapan informal antara teman atau keluarga.

2. Media sosial, seperti posting di Facebook, Instagram, atau Twitter.

3. Bicara di pasar tradisional atau lingkungan non-formal lainnya.

4. Bicara dengan orang yang lebih tua atau lebih muda secara santai.

5. Penggunaan dalam puisi atau sastra dengan tujuan artistik.

Dalam hal ini, kata tidak baku sering kali mencerminkan variasi dalam penggunaan bahasa yang mencerminkan keanekaragaman budaya dan sosial. Penggunaan kata-kata tidak baku juga bisa memberikan nuansa keakraban dan kehangatan dalam komunikasi sehari-hari. Namun, dalam situasi formal atau resmi, seperti menulis dokumen resmi atau berbicara dalam konteks akademik atau profesional, penggunaan kata tidak baku sebaiknya dihindari agar pesan yang disampaikan dapat diterima dengan jelas oleh pihak yang terlibat.

 

4 dari 5 halaman

Ciri-Ciri Kata Baku dan Tidak Baku

Dalam bahasa Indonesia, terdapat perbedaan antara kata baku dan tidak baku yang sering kali menimbulkan kebingungan. Kata baku adalah kata yang telah ditetapkan ejaannya sesuai dengan aturan yang berlaku, sementara kata tidak baku adalah kata yang ejaannya tidak sesuai dengan aturan yang berlaku. Perbedaan ini dapat dilihat dari penggunaan huruf kapital, penggunaan awalan dan akhiran yang tepat, serta penggunaan kata serapan. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai ciri-ciri dari kosa kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia.

Ciri-Ciri Kata Baku

Kata baku dalam bahasa Indonesia memiliki ciri-ciri tertentu yang membedakannya dari kata tidak baku. Berikut adalah ciri-ciri dari kata baku:

1. Kesesuaian dengan ejaan baku: Kata baku mengikuti ejaan yang diatur dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan aturan penulisan yang resmi. Ini berarti kata baku diharapkan untuk menggunakan ejaan yang benar sesuai dengan aturan baku yang berlaku.

2. Kesesuaian dengan tata bahasa baku: Kata baku juga diharapkan mengikuti tata bahasa baku yang berlaku, termasuk tata bahasa yang sesuai dengan kaidah tata bahasa Indonesia yang benar.

3. Penulisan yang jelas dan baku: Kata baku ditulis dengan jelas dan mengikuti aturan baku penulisan, sehingga dapat dipahami dengan mudah dan tidak menimbulkan ambigu dalam pemahaman.

4. Penggunaan dalam situasi formal: Kata baku lebih sering digunakan dalam situasi formal, seperti tulisan resmi, pidato, karya ilmiah, atau komunikasi formal lainnya. Penggunaan kata baku memastikan keseragaman dan kejelasan penggunaan bahasa dalam konteks formal.

5. Penggunaan dalam komunikasi resmi: Kata baku digunakan dalam komunikasi resmi, seperti surat bisnis, dokumen resmi, dan percakapan formal lainnya agar pesan dapat disampaikan dengan jelas dan sesuai dengan aturan baku yang berlaku.

6. Penerimaan dalam masyarakat: Kata baku umumnya lebih diterima dalam masyarakat sebagai bentuk penggunaan bahasa yang benar dan sesuai dengan aturan.

Dengan memahami ciri-ciri ini, kita dapat membedakan antara kata baku dan tidak baku dalam penggunaan bahasa sehari-hari.

Ciri-Ciri Kata Tidak Baku

Kata tidak baku merupakan kata yang tidak sesuai dengan kaidah ejaan dan tata bahasa yang ditetapkan dalam bahasa resmi suatu negara. Ciri-ciri dari kata-kata tidak baku antara lain:

1. Ejaan yang tidak sesuai: biasanya kata-kata tidak baku memiliki variasi ejaan yang tidak diakui dalam tata bahasa resmi. Contohnya, penggunaan "nggak" sebagai pengganti "tidak" atau "enggak" sebagai pengganti "tidak" dan sebagainya.

2. Pelafalan yang tidak benar: kata-kata tidak baku sering kali memiliki pelafalan yang tidak sesuai dengan aturan tata bahasa. Contohnya, penggunaan "gue" sebagai pengganti "saya" atau "lu" sebagai pengganti "kamu" yang umumnya digunakan dalam bahasa sehari-hari.

3. Kosakata yang tidak standar: kata-kata tidak baku sering kali merupakan variasi dari kata-kata standar yang umum digunakan dalam percakapan informal, namun belum diakui dan diterima dalam tata bahasa resmi.

4. Asal-usul dalam dialek atau bahasa lokal: kata-kata tidak baku sering kali berasal dari penggunaan dalam dialek atau bahasa lokal tertentu, sehingga tidak masuk dalam kategori kata yang baku dalam bahasa resmi.

Penggunaan kata-kata tidak baku biasanya terdapat dalam percakapan sehari-hari dan tulisan informal, namun disarankan untuk menghindari penggunaannya dalam konteks resmi atau formal.

 

5 dari 5 halaman

Contoh Kata Baku dan Tidak Baku

Untuk memahami kosa kata baku dan tidak baku, penting bagi kita untuk melihat sejumlah contoh kosa kata baku dan tidak baku berikut ini:

Kata Baku - Kata Tidak Baku

1. Ambeien - Ambeyen, puru sembilik; wasir.

2. Andal - Handal, dapat dipercaya.

3. Akhirat - Akherat, alam setelah kehidupan di dunia; alam baka.

4. Aktif - Aktip, giat (bekerja, berusaha).

5. Aktivitas - Aktifitas, keaktifan; kegiatan.

6. Advokat -Adpokat, ahli hukum yang berwenang sebagai penasihat atau pembela perkara dalam pengadilan.

7. Afdal - Afdol, lebih baik; lebih utama.

8. Abjad (Baku) - Abjat (Tidak Baku), kumpulan huruf (aksara) berdasarkan urutan yang lazim dalam bahasa tertentu

9. Asas - Azas, dasar (sesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat).

10. Astronaut - Astronot, awak pesawat ruang angkasa; kosmonaut; antariksawan.

11. Atlet - Atlit, olahragawan, terutama yang mengikuti perlombaan atau pertandingan (kekuatan, ketangkasan, dan kecepatan).

12. Apotek - Apotik, toko tempat meramu dan menjual obat berdasarkan resep dokter serta memperdagangkan barang medis; rumah obat.

13. Batalion - Batalyon, kesatuan tentara yang merupakan bagian dari resimen (300—1.000 orang).

14. Blanko - Blangko, formulir cek yang telah ditandatangani oleh penarik tanpa dicantumkan jumlah uang yang harus dibayar.

15. Bus - Bis, kendaraan bermotor angkutan umum yang besar, beroda empat atau lebih, yang dapat memuat penumpang banyak.

16. Baterai - Batere, alat untuk menghimpun dan membangkitkan aliran listrik.

17. Becermin - Bercermin, melihat muka atau diri sendiri dalam cermin (air dan sebagainya).

18. Cabai - Cabe, tanaman perdu yang buahnya berbentuk bulat panjang dengan ujung meruncing, apabila sudah tua berwarna merah kecokelat-cokelatan atau hijau tua, berisi banyak biji yang pedas rasanya.

19. Capai - Capek.

20 Esai - Esei, karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya.

21. Fondasi - Pondasi, dasar bangunan yang kuat, biasanya (terdapat) di bawah permukaan tanah tempat bangunan itu didirikan; fundamen.

22. Detergen - Deterjen, bahan pembersih pakaian (seperti sabun yang tidak dibuat dari lemak atau soda dan berupa tepung atau cairan).

23. Diagnosis - Diagnosa, penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya.

24. Efektif - Efektip, ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya).

25. Efektivitas - Efektifitas, keefektifan.

26. Cedera - Cidera, artinya perselisihan; pertengkaran.

27. Desain - Desaign, kerangka bentuk; rancangan.

28. Detail - Detil, bagian yang kecil-kecil (yang sangat terperinci).

29. Ekstrakurikuler - Ekstrakulikuler, berada di luar program yang tertulis di dalam kurikulum.

30. Elite - Elit, orang-orang terbaik atau pilihan dalam suatu kelompok.

31. Geladi - Gladi, berlatih.

32. Gizi -Giji, zat makanan pokok yang diperlukan bagi pertumbuhan dan kesehatan badan.

33. Frasa - Frase, gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.

34. Foto - Photo, potret, gambaran.

35. Hektare - Hektar, satuan ukuran luas 10.000 m2 atau 100 are (disingkat ha).

36. Gua - Goa, liang (lubang) besar (pada kaki gunung dan sebagainya).

37. Gubuk - Gubug, rumah kecil (biasanya yang kurang baik dan bersifat sementara).

38. Hierarki - Hirarki, urutan tingkatan atau jenjang jabatan (pangkat kedudukan).

39. Higienis - Higenis, berkenaan dengan atau sesuai dengan ilmu kesehatan.

40. Ijazah - Ijasah, surat tanda tamat belajar.

41. Isap - Hisap, memasukkan (menarik ke dalam) dengan kekuatan hawa.

42. Istri - Isteri, wanita (perempuan) yang telah menikah atau yang bersuami.

43. Ikhlas - Ihlas, bersih hati; tulus hati.

44. Imbau - Himbau, memanggil; menyebut nama orang.

45. Indera - Indra, alat untuk merasa, mencium bau. mendengar, melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri (intuitif).

46. Insaf - Insyaf, sadar (akan); mengerti benar (akan); yakin benar (akan).

47. Karier - Karir, perkembangan dan kemajuan dalam kehidupan, pekerjaan, jabatan, dan sebagainya.

48. Kategori - Katagori, bagian dari sistem klasifikasi (golongan, jenis pangkat, dan sebagainya).

49. Komplet - Komplit, lengkap; genap; tidak kurang suatu apa

50. Konkret - Konkrit, nyata; benar-benar ada (berwujud, dapat dilihat, diraba, dan sebagainya).

51. Legalisasi - Legalisir, pengesahan (menurut undang-undang atau hukum).

52. Izin - Ijin, pernyataan mengabulkan (tidak melarang dan sebagainya); per-setujuan membolehkan.

53. Intelijen - Intelejen, orang yang bertugas mencari (meng-amat-amati) seseorang; dinas rahasia.

54. Interogasi - Interograsi, pertanyaan, pemeriksaan terhadap seseorang melalui pertanyaan lisan yang bersistem

55. Jagat - Jagad, bumi; dunia; alam.

56. Jemaah - Jamaah, kumpulan atau rombongan orang beribadah.

57. Jenderal - Jendral, kelompok pangkat perwira tinggi dalam angkatan darat.

58. Lemari - Almari, peti besar tempat menyimpan sesuatu (seperti buku, pakaian).

59. Lembap - Lembab, mengandung air (tentang hawa dan sebagainya).

60. Makhluk - Mahluk, sesuatu yang dijadikan atau yang diciptakan oleh Tuhan (seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan)