Liputan6.com, Jakarta Al-‘Ula merupakan salah satu kota dan situs bersejarah di Kerajan Arab Saudi. Dalam sejarah Islam, Al-‘Ula dulunya merupakan kota terkutuk yang dihindari oleh Nabi Muhammad SAW dan menjadi tempat berhantu.
Baca Juga
Advertisement
Kota Al-‘Ula juga dikenal sebagai Al Ola juga Dedan. Kota ini merupakan kota sekitar 110 km sebelah barat daya dari Tayma (380 km sebelah utara dari Madinah) di Arab Saudi bagian utara-barat. Al-Ula secara historis terletak di Rute Dupa.
Kota Al-‘Ula merupakan ibu kota kuno Lihyanites (Dedanites). Pada kota ini terkenal ke penjuru dunia karena memiliki sisa-sisa arkeologi, berusia lebih dari 2000 tahun. Untuk itu, banyak wisatawan yang berkunjung ke kota Al-‘Ula, meski dalam Islam kota ini disebut sebagai kota terlarang.
Berikut Liputan6.com ulas mengenai sejarah kota Al-‘Ula dan hubungannya dengan Nabi Muhammad SAW yang telah dirangkum dari berbagai sumber, Senin (8/1/2024).
Mengenal Kota Al-‘Ula
Kota Al Ula terletak di Provinsi Al-Ula, Arab Saudi. Persisnya yakni terletak 400 km dari utara Madinah. Pada zaman dahulu, kota ini menjadi ibu kota Lihyanites, kerajaan kuno di Arab yang hidup pada abad ke-7.
Kota Al-‘Ula ini menjadi gerbang situs bersejarah Madain Saleh yang merupakan peninggalan peradaban rakyat Nabi Saleh AS yang bernama kaum Tsamud Al-Hijr. Hal ini juga telah disampaikan dalam Al-Qur’an. Dalam Ensiklopedia Islam, kata tsamud adalah nama dari suatu kaum, sedangkan kata al-Hijr adalah salah satu diantara beberapa kota yang dibangun oleh orang tersebut.
Al Ula juga memainkan peran penting dalam sejarah Islam, terutama dalam kisah kedatangan Nabi Muhammad SAW. Saat Hijrah ke Madinah, Nabi Muhammad singgah di Al Ula dan tinggal di sana selama beberapa waktu.
Advertisement
Sejarah Kota Al-‘Ula
Nabi Muhammad SAW pernah singgah di tempat ini saat sedang menempuh perjalanan ke Tabuk. Akan tetapi, Nabi Muhammad SAW tidak ingin meminum air dari kota ini dan ingin segera pergi. Bahkan, beliau sering mempercepat langkah dan tidak menoleh ke kanan atau kiri saat sedang melintasi kota tersebut. Konon, perlakuan ini disebabkan oleh azab yang pernah menimpah Kota Al-Ula. Dalam mitologi Arab sendiri, Al Ula dianggap sebagai daerah berhantu yang dihuni oleh bangsa jin dan roh jahat. Stigma ini melekat pada Al-Ula karena berkaitan dengan kisah kaum Tsamud.
Kaum Tsamud merupakan kaum Nabi Saleh AS yang dianggap menentang dan enggan menyembah Allah SWT. Kaum Tsamud juga meminta Nabi Saleh AS untuk mendatangkan azab, yang akhirnya dikabulkan oleh Allah SWT.
Kisah Nabi Saleh yang diutus kepada bangsa Tsamud untuk menyembah Allah SWT namun ditolak, kemudian mengakibatkan hukuman Allah SWT berupa gempa bumi yang menghancurkan mereka. Karena kisah ini dan larangan untuk mendekati tempat-tempat yang terkait dengan kebinasaan sebelumnya, Nabi Muhammad memilih untuk menghindari Al-‘Ula.
Hal ini menunjukkan kepatuhan Nabi Muhammad terhadap ajaran Allah SWT dan kesungguhannya dalam menjalankan tugas dakwahnya. Meskipun memiliki hubungan dengan kota tersebut melalui perjalanannya, Nabi Muhammad tetap menghormati larangan dan tata krama yang Allah SWT tetapkan.
Banyak Peninggalan Situs Arkeologi di Kota Al-‘Ula
Terlepas dari sejarahnya dalam Islam, kota Al-‘Ula ini menyimpan banyak peninggalan situs arkeologi, hal ini karena Kaum Tsamud sendiri dikenal dengan orang-orangnya yang pandai memahat, mengukir, dan dalam pertukanga. Allah SWT berfirman dalam surah Al A'raaf ayat 74, yang berbunyi:
وَاذْكُرُوْٓا اِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاۤءَ مِنْۢ بَعْدِ عَادٍ وَّبَوَّاَكُمْ فِى الْاَرْضِ تَتَّخِذُوْنَ مِنْ سُهُوْلِهَا قُصُوْرًا وَّتَنْحِتُوْنَ الْجِبَالَ بُيُوْتًا ۚفَاذْكُرُوْٓا اٰلَاۤءَ اللّٰهِ وَلَا تَعْثَوْا فِى الْاَرْضِ مُفْسِدِيْنَ ٧٤
Artinya: "Ingatlah ketika (Allah) menjadikan kamu pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah 'Ad dan memberikan tempat bagimu di bumi. Kamu membuat pada dataran rendahnya bangunan-bangunan besar dan kamu pahat gunung-gunungnya menjadi rumah. Maka, ingatlah nikmat-nikmat Allah dan janganlah kamu melakukan kejahatan di bumi dengan berbuat kerusakan.”
Bahkan tim arkeolog menemukan beberapa batu karang dari hasil budaya Kaum Tsamud tersebut. Selain itu, produk utama dari kaum Tsamud adalah barang pecah belah (tembikar) unik dan memiliki nilai seni dengan kualitas tinggi.
Selain itu, di sekitar kota Al-Ula ini juga terkenal akan situs arkeologi Mada’in Saleh atau Hegra yang terletak kurang lebih 22 kilometer dari Kota Al Ula. Situs ini terkenal karena memiliki 131 makam yang dipahat di dalam tebing batu pasir, yang merupakan contoh terbaik dari arsitektur pemakaman kuno di Arabia.
Fasad rumit yang dipahat di batu pasir ini menjadi salah satu daya tarik utama dari situs ini, dengan ukiran yang sangat detail dan indah. Mada'in Saleh telah diakui oleh UNESCO sebagai Situs Warisan Dunia sejak tahun 2008, karena pentingnya situs ini dalam memahami sejarah dan budaya kuno di wilayah Timur Tengah.
Advertisement
Kota Al-‘Ula Dibangkitkan Kembali oleh Pemerintah Saudi
Setelah ratusan tahun dianggap sebagai kota hantu maupun kota terkutuk, pemerintah Arab Saudi mengambil langkah untuk membangun kembali kota terlarag tersebut menjadi destinasi wisatawan. Hal ini karena banyaknya situs arkeologi yang tersimpan pada kota Al-‘Ula.
Selain karena sejarah Islam dan peninggalan situs arkeologi, kota Al-‘Ula juga memiliki keindahan alam yang mempesona. Sehingga banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke kota tersebut.
Hingga kini, pemerintah Arab Saudi masih mengembangkan proyek pada kota Al-‘Ula menjadi salah satu agenda penting dalam visi Arab Saudi hingga tahun 2030 mendatang seiring dengan upaya Kerajaan dalam melakukan transformasi perekonomian.