Liputan6.com, Jakarta Kata konjungsi atau kata hubung merupakan bagian penting dalam bahasa Indonesia. kata kata konjungsi ini berfungsi untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa, sehingga kalimat menjadi lebih terstruktur dan jelas. Terdapat beberapa ciri-ciri dari kata konjungsi antara lain, dapat menghubungkan dua frasa atau kalimat, memiliki fungsi untuk menyatakan hubungan, serta memiliki jenis-jenis yang perlu diketahui.
Terdapat beberapa jenis kata konjungsi yang perlu diketahui, yaitu kata hubung penjelas, contohnya adalah ‘yakni’ dan ‘ialah’. Selain itu, terdapat juga kata-kata kongjungsi sebab-akibat seperti ‘karena’, ‘sebab’, atau ‘oleh karena itu’. Semua jenis kata konjungsi memiliki fungsi yang berbeda-beda, dalam menghubungkan kalimat atau frasa.
Penting untuk mengetahui jenis-jenis kata konjungsi ini, agar dapat menggunakan dengan benar dalam membuat kalimat. Oleh karena itu, pengetahuan tentang kata konjungsi merupakan hal yang penting dalam penulisan, atau pembicaraan dalam bahasa Indonesia. Berikut ini kumpulan kata kata konjungsi yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Rabu (10/1/2024).
Advertisement
Kata-Kata Konjungsi 1-25
1. Dan - Menghubungkan dua hal yang sejenis atau sejajar, contohnya: "Saya makan nasi dan lauk pauknya".
2. Atau - Memberikan alternatif atau pilihan, contohnya: "Mau makan pizza atau pasta?".
3. Juga - Menunjukkan kesamaan antara dua hal, contohnya: "Dia suka berenang, dan saya juga suka berenang".
4. Tetapi - Menunjukkan perbedaan atau kontras, contohnya: "Dia kaya, tetapi dia tidak bahagia".
5. Karena - Menyatakan alasan, contohnya: "Saya terlambat karena macet".
6. Sebab - Sama seperti "karena", contohnya: "Saya tidak bisa datang sebab saya sakit".
7. Meskipun - Menyatakan suatu fakta yang bertentangan dengan kesimpulan yang mungkin diambil dari fakta tersebut, contohnya: "Meskipun hujan, dia tetap pergi ke kampus".
8. Walaupun - Sama seperti "meskipun", contohnya: "Walaupun capek, saya tetap ingin belajar".
9. Kecuali - Menyatakan pengecualian, contohnya: "Semua orang suka musik, kecuali dia".
10. Seolah-olah - Menunjukkan suatu kesan atau ilusi palsu, contohnya: "Dia berjalan seolah-olah tidak ada masalah".
11. Biarpun - Sama seperti "meskipun" dan "walaupun", contohnya: "Biarpun dia sudah kaya, dia tetap bekerja keras".
12. Sebab itu - Menyatakan akibat dari suatu peristiwa, contohnya: "Dia merokok terus-menerus, sebab itu dia sekarang sakit".
13. Oleh karena itu - Sama seperti "sebab itu", contohnya: "Dia tidak datang, oleh karena itu saya kesepian".
14. Bahkan - Menunjukkan kejutan atau fakta yang mengejutkan, contohnya: "Dia tidak hanya pandai bahasa Inggris, bahkan dia bisa berbicara bahasa Jepang".
15. Sedangkan - Menunjukkan perbedaan antara dua hal, contohnya: "Dia senang olahraga, sedangkan saya lebih suka membaca".
16. Sambil - Menunjukkan dua hal yang dilakukan secara bersamaan, contohnya: "Saya belajar sambil mendengarkan musik".
17. Setelah - Menunjukkan suatu urutan waktu, contohnya: "Setelah makan, saya biasanya tidur siang".
18. Sebelum - Menunjukkan suatu urutan waktu, contohnya: "Saya biasanya sarapan sebelum pergi kerja".
19. Sampai - Menunjukkan suatu batas waktu atau tempat, contohnya: "Dia menunggu sampai jam 10 malam".
20. Sejak - Menunjukkan waktu yang dimulai dari suatu titik tertentu, contohnya: "Saya sudah tidak makan daging sejak dua tahun yang lalu".
21. Hingga - Menunjukkan batas waktu atau tempat, contohnya: "Saya akan menunggu di sini hingga dia datang".
22. Karena itu - Sama seperti "sebab itu", contohnya: "Dia selalu menjaga kesehatannya, karena itu dia jarang sakit".
23. Agar - Menunjukkan tujuan atau maksud dari suatu tindakan, contohnya: "Saya belajar agar bisa lulus ujian".
24. Supaya - Sama seperti "agar", contohnya: "Saya berolahraga supaya tubuh saya sehat".
25. Yakni - Menjelaskan atau memberikan contoh secara rinci, contohnya: "Dia suka makan makanan yang berlemak, yakni burger dan kentang goreng".
Advertisement
Kata-Kata Konjungsi 26-52
26. Namun - Menunjukkan perbedaan atau kontras, contohnya: "Dia rajin, namun dia sering terlambat".
27. Hanya saja - Menunjukkan suatu perbedaan kecil atau penekanan, contohnya: "Dia pandai berbicara, hanya saja dia kurang pandai menulis".
28. Daripada - Memberikan pilihan atau alternatif, contohnya: "Lebih baik makan buah daripada makan cokelat".
29. Kalaupun - Menunjukkan kemungkinan yang sangat kecil atau tidak pasti, contohnya: "Kalaupun dia datang, dia pasti akan terlambat".
30. Malah - Menunjukkan kejutan atau fakta yang tidak terduga, contohnya: "Dia sebenarnya tidak suka berolahraga, malah suka bermain game".
31. Meski - Sama seperti "meskipun" dan "walaupun", contohnya: "Meski dia sibuk, dia selalu menyempatkan waktu untuk keluarganya".
32. Maka - Menunjukkan suatu hasil atau konsekuensi dari suatu peristiwa, contohnya: "Dia telat datang, maka dia tidak bisa ikut rapat".
33. Sebabkan - Menunjukkan suatu alasan atau penyebab dari suatu peristiwa, contohnya: "Hujan deras sebabkan banjir di kota ini".
34. Yaitu - Memberikan penjelasan atau definisi dari suatu hal, contohnya: "Dia suka makan makanan yang pedas, yaitu sambal".
35. Segera setelah - Menunjukkan suatu urutan waktu, contohnya: "Segera setelah saya pulang, saya akan memasak makanan".
36. Kala itu - Menunjukkan suatu waktu yang spesifik di masa lalu, contohnya: "Kala itu, saya masih sekolah di SMP".
37. Sesudah itu - Menunjukkan suatu urutan waktu, contohnya: "Sesudah itu, saya akan pergi ke toko".
38. Selain itu - Menambahkan informasi atau opsi tambahan, contohnya: "Dia suka makan pizza, selain itu dia juga suka makan sushi".
39. Terlebih lagi - Menekankan suatu hal yang lebih penting atau spesifik, contohnya: "Saya harus tidur cukup, terlebih lagi ketika ada ujian".
40. Setelah itu - Menunjukkan suatu urutan waktu, contohnya: "Setelah itu, dia akan pergi ke kantor".
41. Sejurus dengan - Menunjukkan dua hal yang terjadi secara bersamaan, contohnya: "Dia bangun sejurus dengan suara adzan subuh".
42. Atau pun - Memberikan dua opsi atau alternatif, contohnya: "Dia bisa makan nasi atau pun mie untuk sarapan".
43. Baik...maupun - Menunjukkan dua hal yang sama-sama penting atau relevan, contohnya: "Dia harus rajin belajar baik di rumah maupun di sekolah".
44. Terkadang - Menunjukkan suatu kejadian yang terjadi sesekali atau tidak selalu, contohnya: "Dia terkadang suka makan makanan cepat saji".
45. Meskipun begitu - Menunjukkan suatu pernyataan yang berlawanan dengan pernyataan sebelumnya, contohnya: "Dia memang sibuk, meskipun begitu dia selalu menemukan waktu untuk olahraga".
46. Sesudah - Menunjukkan suatu urutan waktu, contohnya: "Sesudah makan, saya akan membersihkan dapur".
47. Bahkan - Menunjukkan suatu hal yang lebih besar atau lebih ekstrem, contohnya: "Dia tidak hanya pintar, bahkan dia lulus dengan nilai yang sangat baik".
48. Tetapi - Sama seperti "namun", contohnya: "Dia pintar, tetapi dia sering terlambat".
49. Karena itu - Menunjukkan suatu hasil atau konsekuensi dari suatu peristiwa, contohnya: "Dia tidak membawa payung, karena itu dia basah kuyup saat hujan".
50. Tanpa - Menunjukkan suatu keadaan yang tidak ada atau tidak terjadi, contohnya: "Tanpa bantuanmu, saya tidak bisa menyelesaikan tugas ini".
51. Sesuai dengan - Menunjukkan suatu kesesuaian atau kecocokan, contohnya: "Saya akan memilih pakaian yang sesuai dengan acara yang akan saya hadiri".
52. Sambil - Menunjukkan dua kegiatan yang dilakukan secara bersamaan, contohnya: "Saya akan menonton film sambil makan popcorn".
Jenis dan Penggunaannya
Konjungsi atau kata hubung adalah kata yang digunakan untuk menghubungkan dua kata, frasa, atau klausa dalam sebuah kalimat. Ada beberapa jenis konjungsi yang perlu diketahui, di antaranya adalah konjungsi koordinatif (seperti dan, atau, tetapi), konjungsi subordinatif (seperti karena, jika, ketika) dan konjungsi korelatif (seperti baik-baik, entah-entah, tidak hanya-tetapi juga).
Mengetahui jenis konjungsi dan contoh penggunaannya merupakan hal penting dalam memahami tata bahasa Indonesia. Berikut adalah penjelasannya:Â
Konjungsi Koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah kata hubung yang menghubungkan dua kata, frasa, klausa, atau kalimat dengan hubungan yang sejajar. Konjungsi ini memiliki beberapa ciri-ciri di antaranya, tidak mengubah makna dari kata-kata yang dihubungkan, tidak mengubah posisi kata dalam klausa, serta memiliki beberapa jenis seperti koordinatif, kumulatif, adversatif, alternatif dan konjungsi penjelas. Jenis-jenis konjungsi koordinatif antara lain adalah yang meliputi kata hubung "dan", "atau", "tetapi", "serta", "melainkan", "baik...maupun", "entah...atau", "bukan saja...tapi juga", dan sebagainya. Penting untuk memahami jenis-jenis konjungsi koordinatif ini, agar dapat menggunakan kata hubung yang tepat sesuai dengan konteks kalimat yang kita tulis.
Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah kata hubung yang berpasangan dan digunakan, untuk menghubungkan dua bagian kalimat yang setara. Ciri-ciri konjungsi korelatif antara lain dapat digunakan untuk menghubungkan kata benda, kata sifat, kata keterangan, frasa, atau klausa. Selain itu, konjungsi korelatif juga memiliki beberapa jenis seperti baik ... baik, tidak hanya ... tetapi juga, entah ... atau, serta ... juga, sekalipun ... namun, dan lain sebagainya. Pemahaman tentang konjungsi korelatif penting untuk menyusun kalimat dengan benar dan jelas. Dengan menggunakan konjungsi korelatif, kalimat akan terstruktur dengan baik dan informasi yang disampaikan dapat lebih mudah dipahami.
Konjungsi Antarkalimat
Konjungsi antarkalimat merupakan kata hubung yang digunakan, untuk menghubungkan dua kalimat dalam bahasa Indonesia. Ciri-ciri dari konjungsi antarkalimat antara lain adalah dapat digunakan untuk menyusun kalimat majemuk, menghubungkan dua kalimat yang memiliki hubungan sebab-akibat, waktu, tujuan, atau cara. Beberapa contoh konjungsi antarkalimat adalah karena, sehingga, jika, meskipun, dan lain sebagainya.
Konjungsi Antarparagraf
Konjungsi atau kata hubung adalah jenis kata yang digunakan, untuk menghubungkan dua kalimat atau frasa dalam sebuah teks atau tulisan. Konjungsi antarparagraf adalah konjungsi yang digunakan untuk menghubungkan paragraf satu dengan paragraf lainnya dalam sebuah tulisan. Penggunaan konjungsi antarparagraf ini sangat penting, dalam menuliskan teks yang koheren dan terstruktur dengan baik. Ada beberapa ciri-ciri konjungsi antarparagraf yang perlu diketahui. Pertama, konjungsi tersebut harus bisa menghubungkan paragraf secara logis sehingga tulisan tetap mudah dipahami oleh pembaca. Kedua, konjungsi antarparagraf harus bisa memberikan hubungan antara paragraf satu dengan paragraf berikutnya, baik itu hubungan sebab-akibat, perbandingan, kontras, atau lainnya.
Â
Advertisement