Sukses

Makna Kata yang Dicetak Miring adalah? Pahami Kaidah Penulisan Bahasa Indonesia

Makna kata yang dicetak miring adalah salah bagian harus dijaga konsistensinya agar tidak menimbulkan kebingungan pada pembaca.

Liputan6.com, Jakarta Penggunaan kata yang dicetak miring dalam penulisan bahasa Indonesia merupakan hal yang perlu diperhatikan dengan seksama, terutama pada penulisan teks resmi.makna kata yang dicetak miring adalah memberikan penekanan atau sorotan pada kata-kata tertentu. Oleh sebab itu penulisannya diatur agar tidak mengganggu konsistensi komunikasi.

Makna kata yang dicetak miring adalah salah bagian harus dijaga konsistensinya agar tidak menimbulkan kebingungan pada pembaca. Misalnya, jika suatu istilah asing dicetak miring pada satu bagian dokumen, maka istilah tersebut sebaiknya tetap dicetak miring di seluruh dokumen, kecuali ada pedoman khusus yang mengatur sebaliknya.

Makna kata yang dicetak miring adalah bagian kebahasaan yang diatur oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sebagai pihak yang bertanggung jawab menjaga, merawat, dan memartabatkan bahasa negara yaitu bahasa Indonesia. Berikut ulsan lebih lanjut tentang kaidah penulisan bahasa Indonesia yang dirangkum Liputan6.con dari laman kemdikbud.go.id, Kamis (11/1/2024).

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Penggunaan Kata Cetak Miring

Panduan penggunaan makna kata yang dicetak miring adalah hal yang disampaikan oleh Kemendikbud dengan tujuan untuk memberikan arahan yang jelas untuk penulisan bahasa Indonesia. Pemahaman aturan ini penting untuk menjaga konsistensi, kejelasan, dan ketertiban berbagai jenis tulisan, terutama yang bersifat resmi. Berikut adalah beberapa poin utama dan contoh penerapannya.

1. Penggunaan untuk Judul dan Nama Media Massa

Huruf miring digunakan untuk menuliskan judul buku, film, album lagu, acara televisi, siniar, lakon, dan nama media massa yang dikutip dalam tulisan, termasuk dalam daftar pustaka. Contohnya seperti dalam kalimat, "Film Habibie dan Ainun diangkat dari kisah nyata."

2. Pemaknaan dan Penekanan

Huruf miring dapat digunakan untuk menegaskan atau mengkhususkan huruf, bagian kata, kata, atau kelompok kata dalam kalimat. Misalnya, "Imbuhan ber- pada kata berjasa bermakna 'memiliki'."

3. Penggunaan dalam Bahasa Daerah atau Bahasa Asing

Huruf miring digunakan untuk menuliskan kata atau ungkapan dalam bahasa daerah atau bahasa asing. Contohnya, "Nama ilmiah buah manggis ialah Garcinia mangostana."

4. Penandaan dalam Tulisan Tangan atau Mesin Tik

Dalam naskah tulisan tangan atau mesin tik, bagian yang akan dicetak miring ditandai dengan garis bawah satu. Ini memberikan pedoman praktis bagi penulis yang menggunakan medium tersebut.

Selain empat kaidah yang diberikan oleh Kemendikbud, terdapat catatan tambahan berikut.

  • Nama diri, seperti nama orang, lembaga, organisasi, atau merek dagang dalam bahasa asing atau bahasa daerah tidak ditulis dengan huruf miring. 
  • Panduan memberikan catatan khusus untuk penulisan tangan atau mesin tik, menekankan penggunaan garis bawah satu sebagai penanda huruf miring.
3 dari 4 halaman

Penggunaan Huruf Kapital

Kemendikbud juga memberikan panduan yang jelas pada penulisan huruf kapital untuk menjaga kaidah penulisan bahasa Indonesia yang benar. Berikut adalah beberapa poin utama dan contoh penerapannya.

1. Awal Kalimat

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama awal kalimat, memberikan petunjuk yang sederhana namun penting untuk menjaga tata bahasa yang baik. 

Contoh: 

  1. Apa maksudnya?
  2. Tolong ambilkan buku itu!
  3. Kita harus bekerja keras.
  4. Pekerjaan itu akan selesai dalam 1 jam.

2. Nama Orang dan Gelar

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama unsur nama orang, termasuk julukan, serta pada nama teori, hukum, rumus, dan gelar kehormatan. 

Contoh:

  1. Dewi Sartika
  2. André-Marie Ampère
  3. Rudolf Diesel
  4. Bapak Koperasi
  5. Jenderal Kancil

3. Nama Agama dan Kitab Suci

Huruf kapital digunakan untuk nama agama, kitab suci, Tuhan, dan sebutan serta kata ganti Tuhan. 

Contoh: 

  1. Hindu
  2. Islam
  3. Kristen
  4. Weda
  5. Allah
  6. Tuhan
  7. Allah Yang Maha Kuasa akan menunjukkan jalan-Nya.

4. Nama Geografi

Huruf kapital digunakan sebagai huruf pertama semua kata pada nama geografi seperti negara, pulau, sungai, gunung, dan kota. 

Contoh:

  1. Lembah Baliem
  2. Sungai Mamberamo
  3. Tanjung Harapan
  4. Selat Lombok
  5. Teluk Persia

5. Judul Buku dan Media Massa

Huruf kapital digunakan pada awal setiap kata dalam judul buku, karangan, artikel, dan nama media massa. 

  1. Contoh:
  2. Dari Ave Maria ke Jalan Lain ke Roma
  3. Bahasa dan Sastra
  4. Sinar Pembangunan

6. Peristiwa Sejarah dan Tahun

Huruf kapital digunakan pada huruf pertama nama peristiwa sejarah dan pada huruf pertama nama tahun. 

Contoh: 

  1. Konferensi Asia Afrika
  2. Perang Dunia II
  3. Tahun Hijriah

7. Singkatan dan Gelar

Huruf kapital digunakan pada huruf pertama semua kata dalam singkatan nama gelar dan nama pangkat. 

Contoh: 

  1. S.E. = Sarjana Ekonomi
  2. Hj. = Haji
  3. Pdt. = Pendeta
  4. K.R.T = Kanjeng Raden Tumenggung
  5. Dg. = Daeng

8. Sapaan dan Hubungan Kekerabatan

Huruf kapital digunakan pada huruf pertama kata penunjuk hubungan kekerabatan, sapaan, dan kata atau ungkapan lain yang digunakan sebagai sapaan. 

Contoh:

  1. Hai, Kutu Buku
  2. Selamat belajar, Anak-Anak
4 dari 4 halaman

Penggunaan Kata Cetak Tebal

Panduan penggunaan huruf tebal dari Kemendikbud memberikan petunjuk yang jelas dalam penulisan bahasa Indonesia. Berikut adalah beberapa poin utama dan contoh penerapannya. 

1. Menegaskan Bagian Tulisan yang Sudah Ditulis Miring

Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian tulisan yang sebelumnya sudah ditulis miring. 

Contoh: 

"Huruf dh, seperti pada kata Ramadhan, tidak terdapat dalam Ejaan Bahasa Indonesia." Ini menunjukkan penekanan yang lebih lanjut pada informasi yang sebelumnya sudah diberi penyorotan melalui huruf miring.

2. Menegaskan Bagian Karangan, seperti Bab atau Subbab

Huruf tebal digunakan untuk menegaskan bagian karangan, seperti bab atau subbab. 

Contoh: 

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah     Kondisi kebahasaan di Indonesia saat ini diwarnai oleh bahasa standar ….  

1.1.1 Latar Belakang     Masyarakat Indonesia yang heterogen menyebabkan munculnya sikap beragam ….  

1.1.2 Masalah     Penelitian ini hanya membatasi perencanaan bahasa ….  

1.2 Tujuan     Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengukur sikap bahasa ….

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.