Sukses

Kata Baku Diagnosa atau Diagnosis Menurut KBBI, Pahami Beda Kata Baku dan Tidak Baku

Kata baku diagnosa atau diagnosis dalam KBBI perlu kamu pahami.

Liputan6.com, Jakarta Kata baku diagnosa atau diagnosis dalam KBBI perlu kamu pahami. Hal ini merujuk pada pembahasan tentang kata baku dan tidak baku dalam bahasa Indonesia. Kata baku adalah kata yang telah ditetapkan ejaannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, sedangkan kata tidak baku adalah kata yang ejaannya tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku.

Dalam bahasa Indonesia, penggunaan kata baku atau tidak baku dapat memengaruhi keformalan suatu tulisan atau percakapan. Sebagai contoh, kata "diagnosis" merupakan kata baku karena ejaannya sesuai dengan kaidah yang berlaku. Namun, jika ejaan kata tersebut diubah menjadi "diagnosa", maka sudah termasuk sebagai kata tidak baku.

Pemahaman mengenai kata baku dan tidak baku sangat penting dalam penulisan yang formal, khususnya dalam karya tulis. Dengan mengetahui perbedaan antara keduanya, seseorang dapat menulis dengan lebih tepat sesuai dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Oleh karena itu, memperhatikan penggunaan kata baku dan tidak baku merupakan hal yang penting dalam peningkatan kualitas tulisan.

Berikut Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (12/1/2024) tentang kata baku diagnosa.

2 dari 5 halaman

Kata Baku Diagnosa atau Diagnosis

Kata baku diagnosa adalah diagnosis, yaitu istilah yang merujuk pada pemeriksaan terhadap suatu hal. Biasanya, istilah ini kerap terdengar di rumah sakit atau saat pemeriksaan kesehatan. Kata baku diagnosa atau diagnosis digunakan dalam berbagai bidang, seperti medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dan lain-lain. 

Diagnosis memang sering kali digunakan dalam dunia medis. Dalam hal ini, diagnosis medis memiliki makna penentuan kondisi kesehatan seseorang sebagai dasar pengambilan keputusan medis. Diagnosis medis dilakukan untuk mengenali gejala suatu kondisi dan perbedaanya dengan penyakit lain.

Kata baku diagnosa adalah diagnosis, yaitu identifikasi mengenai sesuatu. Istilah ini tidak hanya digunakan dalam dunia medis, namun juga sering kali dipakai dalam ilmu pengetahuan lainnya. Penggunaan istilah diagnosa dalam sosiologi memiliki makna pemeriksaan terhadap suatu hal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata baku diagnosa adalah diagnosis. Kata baku diagnosa adalah diagnosis, yaitu penentuan jenis penyakit dengan cara meneliti (memeriksa) gejala-gejalanya. Sementara itu, dalam sosiologi, kata baku diagnosa adalah diagnosis, yaitu pemeriksaan terhadap suatu hal. Jadi, singkatnya kata baku diagnosa adalah diagnosis artinya identifikasi mengenai sesuatu.

3 dari 5 halaman

Perbedaan Kata Baku dan Kata Tidak Baku

Setelah memahami kata baku diagnosa adalah diagnosis, kamu tentu perlu mengenali perbedaan kata baku dan kata tidak baku. Kata baku adalah kata yang telah ditetapkan oleh bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah yang berlaku. Kata baku memiliki ejaan, pengucapan, dan makna yang sudah ditentukan secara resmi. Sementara itu, kata tidak baku adalah kata yang belum diakui oleh kaidah bahasa Indonesia dan tidak sesuai dengan ejaan, pengucapan, atau makna yang telah ditetapkan.

Ciri-ciri kata baku antara lain ejaannya sesuai dengan kaidah yang berlaku, pengucapannya jelas dan sesuai dengan aturan bahasa, serta memiliki makna yang tepat. Contoh kata baku antara lain "menyanyi", "berjalan", "membaca", dan lain sebagainya. Ciri-ciri kata baku yaitu penggunaan ejaannya sesuai dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia, penggunaan kata-kata yang tidak mengalami perubahan bentuk, dan kata-kata tersebut dapat ditemukan di dalam kamus.

Sementara itu, ciri-ciri kata tidak baku adalah ejaannya tidak sesuai dengan kaidah yang berlaku, pengucapannya kurang jelas atau tidak sesuai dengan aturan bahasa, serta memiliki makna yang kurang tepat. Contohnya adalah "nggak" (tidak) dan "ngebantu" (membantu). Dengan memahami perbedaan antara kata baku dan tidak baku, kamu dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan lebih tepat dan sesuai dengan kaidah yang berlaku.

4 dari 5 halaman

Fungsi Kata Baku

Kata baku, dalam bahasa Indonesia, adalah kata yang tidak mengalami perubahan bentuk dalam penulisan, baik dalam bentuk tunggal maupun jamak. Fungsi utama dari kata baku adalah untuk memperjelas dan mempermudah pemahaman dalam penulisan. Dengan kata baku, komunikasi tertulis dapat lebih jelas dan teratur.

Ciri-ciri dari kata baku antara lain adalah tidak mengalami perubahan dalam bentuk, memiliki ejaan yang tetap, serta memiliki arti yang sama baik dalam bentuk tunggal maupun jamak. Contoh dari kata baku antara lain adalah "buku", "meja", "besok", "rumah", dan "menulis".

Ketika menggunakan kata baku, sangat penting untuk memperhatikan ejaan yang benar agar tidak terjadi kesalahan dalam penulisan. Dengan memahami pengertian, ciri-ciri, dan contoh dari kata baku, kita dapat lebih memahami pentingnya penggunaan kata baku dalam penulisan yang baik dan benar.

5 dari 5 halaman

Contoh Kata Baku

Ciri-ciri kata baku antara lain adalah memiliki ejaan dan penyebutan yang sudah ditetapkan serta seragam, tidak terdapat singkatan, dan dapat dijadikan dasar pembentukan kata turunan. Contoh kata baku antara lain adalah "buku", "makan", "pulang", dan "berjalan".

Sementara itu, kata tidak baku adalah kata yang penggunaannya belum distandarkan atau diakui oleh kaidah bahasa Indonesia yang benar. Ciri-ciri kata tidak baku adalah ejaan atau penyebutan yang belum seragam dan dapat berbeda-beda antara daerah, tidak memiliki bentuk turunan, dan cenderung digunakan dalam percakapan sehari-hari.

Berikut beberapa contoh kata baku:

makan, minum, belajar, rumah, sekolah, anak, buku, hujan, panas, dingin, besar, kecil, jalan, pulang, berjalan, berlari, tidur, bermain, menangis, tertawa, melompat, berenang, membaca, menulis, naik, turun, duduk, berdiri, berbicara, mendengar, melihat, memasak, makanan, minuman, lapar, haus, kotor, bersih, cepat, lambat, mulai, selesai, pagi, siang, malam, tengah malam, sore, petang, subuh, menjelang, akhir.