Liputan6.com, Jakarta - Kewaspadaan terhadap munculnya cacar air pada bayi perlu ditingkatkan mengingat prevalensinya yang cukup tinggi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), cacar air umumnya diderita oleh anak-anak, meskipun pada beberapa kasus, penyakit ini juga dapat menyerang orang dewasa.
Baca Juga
Advertisement
Meski pada anak-anak gejalanya cenderung lebih ringan, namun pada orang dewasa, cacar air dapat menimbulkan gejala yang lebih berat.
Cacar air pada bayi menjadi perhatian utama karena dapat menimbulkan ruam kemerahan berisi cairan yang sangat gatal di seluruh tubuh. Meskipun seorang individu biasanya hanya menderita cacar air sekali seumur hidupnya, namun tidak menutup kemungkinan terkena lebih dari satu kali.
Pada era program vaksinasi cacar air yang digalakkan pada pertengahan tahun 1990-an, penyakit ini umumnya menjadi lebih ringan. Meski begitu, perlu diingat bahwa cacar air masih dapat menimbulkan komplikasi serius pada individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS.
Pentingnya pemahaman tentang ciri-ciri, penyebab, dan cara mengatasi cacar air pada bayi menjadi landasan utama untuk melindungi kesehatan anak-anak. Memahami gejala dan tindakan pencegahan yang tepat, orang tua dapat memberikan perlindungan optimal pada bayi mereka. Menjaga agar proses penyembuhan berlangsung dengan baik, dan menghindari risiko komplikasi yang dapat muncul.
Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang cacar air pada bayi, Minggu (21/1/2024).
Ciri-Ciri Cacar Air Bayi
1. Muncul Ruam Gatal dan Berkerak
Ciri pertama cacar air pada bayi adalah adanya ruam yang gatal dan berkerak. Menurut Healthline, ruam ini berwarna merah dan biasanya muncul di wajah, leher, atau dada sebelum menyebar ke bagian tubuh lainnya. Ruam dimulai sebagai lepuh berisi cairan yang kemudian mengeras dalam waktu 4-10 hari.
"Ruam berkerak ini merupakan tanda khas dari cacar air pada bayi," ditegaskan Healthline.
2. Gejala Umum pada Bayi Lainnya
Gejala umum pada bayi ini dapat muncul satu atau dua hari sebelum ruam cacar air mulai tampak. Healthline mencatat beberapa gejala umum pada bayi yang mengalami cacar air, termasuk:
- demam dengan suhu antara 38,3°C hingga 38,9°C,
- kehilangan nafsu makan,
- kelelahan, dan
- perubahan kebiasaan menyusui.
"Bayi yang mengalami cacar air cenderung menjadi rewel, dan terlihat peningkatan rasa kantuk," tambah Healthline.
3. Dimulai dari Munculnya Ruam Kecil
Cacar air pada bayi memiliki beberapa tahapan, dimulai dari benjolan merah kecil yang berkembang menjadi lepuh berisi cairan. "Jika lepuh ini pecah, cairannya dapat mengeluarkan atau menyebabkan infeksi jika digaruk," peringatkan Healthline.
4. Ruam Kemudian Menjadi Koreng
Ruam kemudian menjadi koreng dan sembuh dalam waktu 5 hingga 10 hari. Healthline menekankan bahwa cacar air biasanya tidak menyebabkan masalah perut atau gejala pernapasan. Penting untuk diingat bahwa bayi di bawah 3 bulan dengan ciri-ciri cacar air atau demam sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter.
Â
Advertisement
Virus Varicella Zoster sebagai Penyebab Cacar Air
Cacar air pada bayi disebabkan oleh virus varicella zoster, yang merupakan virus penyebab infeksi ini. Menurut Hermina Hospital, cacar air adalah penyakit infeksi yang sangat menular, terutama pada anak-anak di bawah usia 10 tahun, dengan puncak insidensinya terjadi pada usia 5-9 tahun.
"Penyakit ini disebabkan oleh virus varicella zoster, yang juga dikenal sebagai chicken pox," ungkap Hermina Hospital. Bayi yang belum terinfeksi atau belum divaksinasi memiliki risiko tertinggi untuk tertular penyakit ini.
Metode Penularan Melalui Cairan dan Kontaminasi Silang
Virus varicella zoster menyebar melalui berbagai metode penularan, terutama melalui percikan air liur (droplet) yang terhirup oleh anak yang berada di sekitar penderita cacar saat bersin atau batuk.
"Kontak langsung dengan cairan dari lenting cacar yang terbuka juga merupakan cara penularan utama," jelas Hermina Hospital.
Ketika lenting cacar sobek, cairan di dalamnya mengandung virus yang dapat terhirup oleh orang di sekitarnya atau menempel pada permukaan benda-benda di sekitarnya. Selain itu, penularan dapat terjadi melalui kontaminasi silang, virus menyebar jika benda yang terkontaminasi disentuh oleh orang yang sehat.
Waktu Penularan dan Pentingnya Melakukan Isolasi
Hermina Hospital menekankan bahwa virus varicella zoster dapat menular sampai semua lepuhan pada kulit penderita mengering. Oleh karena itu, penting bagi penderita cacar air, terutama anak-anak, untuk mengisolasi diri guna menghindari penularan ke orang lain.
"Setiap orang yang sedang sakit cacar akan diminta untuk mengisolasi diri, terutama dari anak-anak yang sistem imunnya belum sekuat orang dewasa," tambah Hermina Hospital.
Tindakan isolasi ini membantu mencegah risiko penyebaran virus kepada individu yang lebih rentan, terutama bayi dengan sistem imun yang belum sepenuhnya berkembang.
Â
Cara Mengatasi Cacar Air Bayi
1. Mandikan dengan Air Hangat
Ketika bayi mengalami cacar air, penting untuk memberikan mandi dengan air hangat. Proses ini membantu membersihkan tubuhnya dari kotoran dan keringat, serta dapat memberikan sensasi nyaman pada kulit yang teriritasi.
Menurut RSIA Stella Maris, "Mandikan bayi dengan air hangat, lalu bersihkan tubuhnya dengan sabun berbahan lembut dan bilas hingga bersih untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan."
2. Olesi dengan Losion
Selain mandi, langkah berikutnya adalah mengoleskan losion calamine ke tubuh bayi. Losion ini memiliki efek menenangkan dan memberikan sensasi dingin, yang dapat membantu mengurangi rasa gatal yang umum terjadi pada cacar air.
"Oleskan losion calamine secara merata untuk membantu mengurangi rasa gatal dan memberikan kelegaan pada kulit yang terkena cacar air," demikian disarankan oleh RSIA Stella Maris.
3. Menjaga Asupan Cairan Tubuh
Salah satu aspek penting dalam mengatasi cacar air pada bayi adalah menjaga asupan cairan tubuhnya. "Berikan bayi cairan yang cukup untuk mencegah dehidrasi," ungkap RSIA Stella Maris.
Pemberian ASI, susu formula, atau air putih menjadi cara untuk memastikan bayi tetap terhidrasi. Jika bayi sudah mengonsumsi makanan padat, sup hangat bisa menjadi pilihan untuk memastikan asupan cairan yang memadai.
4. Memakaikan Sarung Tangan
Cacar air seringkali menyebabkan rasa gatal, yang dapat membuat bayi cenderung menggaruknya. Untuk menghindari risiko infeksi dan bekas luka pada area yang digaruk, RSIA Stella Maris menyarankan untuk "menggunting kuku bayi atau memakaikan sarung tangan pada kedua tangannya."
Langkah ini membantu melindungi kulit yang sensitif dan mencegah infeksi akibat goresan yang mungkin timbul akibat menggaruk.
5. Memilih Pakaian yang Nyaman
Pemilihan pakaian yang tepat juga menjadi bagian penting dalam penanganan cacar air pada bayi. "Pakaikan bayi pakaian yang longgar, lembut, dan berbahan katun," saran dari RSIA Stella Maris.
Pakaian yang nyaman membantu mengurangi gesekan pada kulit dan mencegah iritasi lebih lanjut, memberikan kenyamanan pada bayi selama masa penyembuhan cacar air.
Â
Advertisement