Sukses

Parpol yang Ikut dalam Pemilu Tahun 1990 Sebanyak? Simak Penjelasannya

Dari 141 partai politik yang mendaftar, hanya 48 parpol yang berhasil memenuhi syarat.

Liputan6.com, Jakarta - Pemilihan Umum atau Pemilu tahun 1990-an menjadi momen bersejarah yang mencerminkan semangat demokratisasi setelah puluhan tahun di bawah pemerintahan Orde Baru. Dalam situasi ini, sejumlah partai politik turut ambil bagian, menjadikan pemilu periode 1990-1999 sebagai panggung penting untuk bersaing dan mengemukakan gagasan politik.

Parpol yang turut serta dalam pemilu tahun 1990-an mencapai angka yang signifikan, mencerminkan semangat pluralisme dan keberagaman pandangan politik di masyarakat. Meskipun tidak semua partai berhasil meraih kursi di parlemen, keberagaman ini memberikan kontribusi penting dalam membangun fondasi demokrasi di Indonesia. Pemilu periode ini menjadi tonggak awal bagi partai-partai untuk mengemukakan visi dan misi mereka dalam mencapai dukungan publik.

Dari 141 partai politik yang mendaftar, hanya 48 parpol yang berhasil memenuhi syarat, pemilu periode 1990-1999 menampilkan kompetisi yang sengit di panggung politik Indonesia. Partisipasi masyarakat yang tinggi dengan mencapai 105.786.661 suara menunjukkan antusiasme warga negara dalam menentukan arah politik negara. Hasil pemilu tersebut menandai transisi Indonesia menuju sistem politik yang lebih terbuka dan inklusif, membawa negara ini ke era demokrasi yang lebih dinamis dan beragam.

Berikut Liputan6.com ulas lebih mendalam tentang parpol yang ikut dalam pemilu tahun 1990-1999 yang dimaksudkan, Minggu (21/1/2024).

2 dari 4 halaman

Parpol di Pemilu Tahun 1990

Pada periode pemilu tahun 1990-1999, partisipasi partai politik menjadi sorotan utama dalam dinamika politik Indonesia. Pemilu pada tahun 1982, 1989, 1992, dan 1997 melibatkan tiga partai politik utama, yaitu Golkar, PPP, dan PDI. Di antara keempat pemilu tersebut, Golkar secara konsisten memenangkan suara terbanyak, menandai dominasinya dalam arena politik pada masa itu.

Dalam Sidang Umum MPR, pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tidak melalui pemungutan suara langsung, melainkan ditentukan dari hasil sidang tersebut. Selama periode tersebut, Presiden Soeharto terus terpilih kembali, menjadikannya pemimpin yang memerintah selama 32 tahun. Meskipun posisi wakil presiden mengalami pergantian, Soeharto tetap memegang kendali pemerintahan.

Perubahan signifikan terjadi pada tahun 1998, ketika krisis ekonomi dan gelombang demonstrasi menyebabkan akhir pemerintahan Soeharto. Tuntutan reformasi, termasuk percepatan pemilu yang semula dijadwalkan pada 2002 menjadi 1999, membuka babak baru dalam sejarah politik Indonesia.

Menghimpun data dari IndonesiaBaik, Pemilu tahun 1999 menjadi momen penting karena melibatkan 48 parpol peserta, menunjukkan keragaman warna politik. Partai-partai tersebut meliputi berbagai spektrum ideologi dan pandangan politik, seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Partai Golongan Karya (Golkar), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Amanat Nasional (PAN), dan banyak lainnya.

Dari 48 parpol peserta, hanya 21 parpol yang berhasil meraih kursi di DPR. Partai PDI-P keluar sebagai pemenang mayoritas suara, mengantar Megawati Soekarnoputri sebagai Wakil Presiden. Hasil tersebut menandai awal era reformasi dan perubahan politik yang lebih inklusif di Indonesia.

3 dari 4 halaman

48 Parpol yang Dimaksudkan

Pada pemilu periode 1990-1999, terdapat 48 parpol yang ikut serta sebagai peserta pemilihan umum. Berikut adalah nama-nama parpol tersebut:

  1. Partai Indonesia Baru
  2. Partai Kristen Nasional Indonesia
  3. Partai Nasional Indonesia Supeni
  4. Partai Aliansi Demokrat Indonesia
  5. Partai Kebangkitan Muslim Indonesia
  6. Partai Umat Islam
  7. Partai Kebangkitan Umat
  8. Partai Masyumi Baru
  9. Partai Persatuan Pembangunan
  10. Partai Syarikat Islam Indonesia
  11. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan
  12. Partai Abul Yatama
  13. Partai Kebangsaan Merdeka
  14. Partai Demokrasi Kasih Bangsa
  15. Partai Amanat Nasional
  16. Partai Rakyat Demokratik
  17. Partai Syarikat Islam Indonesia 1905
  18. Partai Katolik Demokrat
  19. Partai Pilihan Rakyat
  20. Partai Rakyat Indonesia
  21. Partai Politik Islam Indonesia Masyumi
  22. Partai Bulan Bintang
  23. Partai Solidaritas Pekerja
  24. Partai Keadilan
  25. Partai Nahdlatul Umat
  26. Partai Nasional Indonesia - Front Marhaenis
  27. Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia
  28. Partai Republik
  29. Partai Islam Demokrat
  30. Partai Nasional Indonesia - Massa Marhaen
  31. Partai Musyawarah Rakyat Banyak
  32. Partai Demokrasi Indonesia
  33. Partai Golongan Karya
  34. Partai Persatuan
  35. Partai Kebangkitan Bangsa
  36. Partai Uni Demokrasi Indonesia
  37. Partai Buruh Nasional
  38. Partai Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong
  39. Partai Daulat Rakyat
  40. Partai Cinta Damai
  41. Partai Keadilan dan Persatuan
  42. Partai Solidaritas Pekerja Seluruh Indonesia
  43. Partai Nasional Bangsa Indonesia
  44. Partai Bhineka Tunggal Ika Indonesia
  45. Partai Solidaritas Uni Nasional Indonesia
  46. Partai Nasional Demokrat
  47. Partai Ummat Muslimin Indonesia
  48. Partai Pekerja Indonesia
4 dari 4 halaman

Hasil Pemilu Tahun 1999

Pemilu tahun 1999 di Indonesia memasuki babak baru setelah terjadinya reformasi pada tahun 1998. Pada pemilu ini, tercatat sebanyak 141 parpol mendaftar untuk berpartisipasi, menandakan semangat demokratisasi dan pluralisme yang mewarnai era pasca-reformasi.

Meskipun jumlah partai yang mendaftar sangat besar, hanya 48 parpol yang berhasil memenuhi syarat dan berhak ikut serta dalam pemilihan umum.

Total pemilih yang mencapai 105.786.661 suara memperlihatkan tingginya antusiasme warga negara Indonesia dalam berpartisipasi dalam proses demokratisasi. Hasil pemilu kemudian membagi 462 kursi di parlemen, dan lima partai besar berhasil meraih dominasi dengan memborong 417 kursi atau 90,26 persen dari total kursi yang diperebutkan.

Menghimpun data dari IndonesiaBaik, parpol PDI-P, sebagai partai pemenang utama, meraih dukungan sebanyak 35.689.073 suara atau 33,74 persen dari total suara yang sah, dengan perolehan 153 kursi di parlemen. Sementara Golkar, yang sebelumnya memegang kendali kuat, mengalami penurunan signifikan dengan memperoleh 23.741.758 suara atau 22,44 persen, dan meraih 120 kursi. PKB, PPP, dan PAN masing-masing memperoleh kursi yang cukup signifikan, menyumbangkan ragam perspektif politik dalam tubuh legislatif.

Hasil pemilu 1999 mencerminkan perubahan dalam peta politik Indonesia pasca-reformasi. Dominasi partai-partai besar, perubahan dalam jumlah kursi, dan pergeseran dukungan publik menjadi sorotan utama, menandai langkah awal dalam pembentukan dinamika politik yang lebih demokratis dan inklusif di Indonesia. Pemilihan umum ini menjadi titik awal dari perkembangan demokrasi di tanah air, menandai transisi penting dari era Orde Baru menuju sistem politik yang lebih terbuka dan inklusif.