Sukses

Gejala Tipes yang Harus Diwaspadai, Ini Penyebab dan Pengobatannya

Gejala tipes beresiko terjadi lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa.

Liputan6.com, Jakarta Tipes atau demam tifoid merupakan suatu penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Salmonella typhi. Penyebaran bakteri ini terjadi melalui konsumsi makanan dan minuman yang telah terkontaminasi oleh bakteri tersebut. Tipes berbeda dari tifus yang disebabkan oleh bakteri Rickettsia dan Orientia dan umumnya menyebar melalui gigitan kutu atau tungau.

Gejala tipes beresiko terjadi lebih tinggi pada anak-anak dibandingkan dengan orang dewasa. Meski begitu, orang dewasa juga dapat terinfeksi dan menjadi sumber penularan bakteri kepada orang lain, baik melalui kotoran maupun melalui urine. Infeksi bakteri Salmonella typhi dalam tubuh manusia dapat menyerang berbagai anggota tubuh dengan cepat

Proses infeksi dimulai ketika bakteri tipes memasuki tubuh. Setelah itu, terjadi masa inkubasi bakteri yang biasanya berlangsung selama 7-14 hari sebelum gejala pertama muncul. Gejala tipes dapat bervariasi, tetapi umumnya mencakup demam tinggi, sakit kepala, kelelahan, nyeri otot, dan gangguan pencernaan seperti mual dan diare. Berikut ulasan lebih lanjut tentang gejala tipes yang Liputan6.com rangkum dari berbagai sumber, Senin (22/1/2024).

2 dari 4 halaman

Gejala Tipes Awal yang Ringan

Pada masa awal infeksi tubuh dapat menunjukan gejala tipes ringan yang dapat menjadi petunjuk adanya bakteri Salmonella typhi dalam tubuh. Dengan mengenali gejala-gejala ini, individu dapat lebih cepat mendeteksi kemungkinan infeksi tipes dan segera mencari bantuan medis untuk diagnosis dan pengobatan yang tepat. Berikut gejala tipes awal yang tergolong ringan.

1. Demam Tinggi

Gejala paling umum dari tipes adalah demam. Demam ini muncul sebagai respons dari sistem imun tubuh terhadap infeksi bakteri. Demam akibat tipes cenderung meningkat secara perlahan pada minggu pertama infeksi, mencapai suhu 39 hingga 40ºC. Khususnya pada orang dewasa, demam seringkali disertai dengan sakit kepala, yang juga merupakan manifestasi dari perlawanan tubuh terhadap serangan bakteri.

2. Berkeringat

Munculnya keringat terkait erat dengan gejala demam saat tipes. Ketika tubuh mengalami demam, suhu tubuh meningkat, dan sebagai respons, tubuh akan berusaha untuk menurunkannya. Kelenjar keringat aktif, melepaskan cairan melalui pori-pori kulit untuk mengatur suhu tubuh.

3. Gangguan Pencernaan

Tipes merupakan penyakit infeksi yang menyerang sistem pencernaan, terutama usus. Gejala ini mencakup diare atau sembelit, bergantung pada usia dan kondisi individu. Diare lebih umum terjadi pada anak-anak, sementara sembelit lebih sering dialami oleh orang dewasa. Gangguan pencernaan ini terjadi karena bakteri menghambat proses pencernaan dan penyerapan air oleh usus.

4. Tubuh Lemas dan Lesu

Terkena tipes dapat menyebabkan tubuh terasa lemas dan kehilangan energi. Diare yang menyertainya mengakibatkan kehilangan cairan dan mineral elektrolit dari tubuh, yang diperlukan untuk fungsi otot yang optimal. Akibatnya, tubuh menjadi lemah dan kekurangan tenaga.

5. Sakit Perut dan Kram

Infeksi tipes dapat menyebabkan sakit perut, terutama karena gangguan pada sistem pencernaan dan kontraksi usus. Sinyal-sinyal dari otak merespons infeksi dengan memerintahkan usus untuk berkontraksi, yang dapat menyebabkan rasa sakit perut dan kram.

6. Kehilangan Nafsu Makan

Penurunan nafsu makan adalah respons alami tubuh terhadap peradangan yang terjadi selama infeksi. Sistem imun merangsang otak untuk melepaskan hormon leptin, yang menurunkan nafsu makan. Hal ini bertujuan untuk mencegah bakteri masuk lebih banyak lagi melalui makanan dan membantu tubuh dalam proses pemulihan.

7. Mual dan Muntah

Infeksi tipes pada orang dewasa dapat menyebabkan rasa mual dan muntah. Ini terjadi sebagai reaksi alami tubuh terhadap infeksi di dalam sistem pencernaan. Otak merespons serangan bakteri dengan mengirimkan sinyal ke organ pencernaan, menghasilkan cairan tambahan yang membuat perut tidak nyaman, dan menyebabkan perasaan mual yang mungkin diikuti dengan muntah.

3 dari 4 halaman

Gejala Tipes Berat dan Komplikasinya

Meskipun gejala tipes awalnya mungkin tampak mereda setelah beberapa hari, penyakit ini dapat menyebabkan kondisi serius jika tidak ditangani dengan benar. Bakteri Salmonella typhi dapat tetap bersarang dalam tubuh, terutama jika pengobatan tidak tuntas. Pada tingkatan penyakit tipes yang lebih berat, beberapa komplikasi serius dapat muncul, dan penanganan yang cepat menjadi penting. Berikut adalah beberapa komplikasi berat yang dapat terjadi.

1. Infeksi Pernapasan

Bakteri penyebab tipes tidak hanya terbatas pada saluran pencernaan, tetapi juga dapat menyebar ke saluran pernapasan, menyebabkan pneumonia. Pneumonia adalah kondisi serius yang memerlukan perhatian medis segera. Infeksi ini dapat menyebabkan sulit bernapas, demam tinggi, dan komplikasi pernapasan lainnya.

2. Gangguan Fungsi Jantung

Tipes yang tidak segera ditangani dapat mengakibatkan komplikasi serius pada jantung. Ini termasuk miokarditis (peradangan otot jantung) dan endokarditis (peradangan dinding jantung). Komplikasi ini dapat menyebabkan gangguan fungsi jantung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan gagal jantung akut.

3. Perdarahan Dalam dan Perforasi Usus

Pada tingkat penyakit tipes yang parah, infeksi dapat menyebabkan perdarahan dalam tubuh dan pembentukan lubang pada usus, suatu kondisi yang dikenal sebagai perforasi usus. Ini merupakan kondisi medis yang sangat serius dan memerlukan penanganan segera. Perdarahan dapat mengakibatkan kehilangan darah yang signifikan dan membahayakan kehidupan penderita.

4 dari 4 halaman

Penanganan Tipes: Diagnosis dan Pengobatan

Diagnosis dan penanganan tipes melibatkan serangkaian pemeriksaan yang dilakukan oleh dokter guna memastikan gejala yang dialami dan memberikan perawatan yang tepat. Berikut adalah langkah-langkah dalam penanganan tipes:

1. Pemeriksaan Gejala dan Riwayat Aktivitas

Dokter akan melakukan wawancara dengan pasien untuk mendapatkan informasi terkait gejala yang dialami dan riwayat aktivitas belakangan ini. Pertanyaan mungkin mencakup perjalanan baru-baru ini ke daerah yang rentan terhadap tipes dan riwayat penyakit tipes sebelumnya.

2. Pemeriksaan Fisik

Dokter juga akan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai kondisi fisik pasien, mencari tanda-tanda klinis yang dapat mengarah ke diagnosis tipes.

3. Pemeriksaan Laboratorium

Untuk memastikan diagnosis tipes, dokter akan melakukan sejumlah pemeriksaan laboratorium. Tes yang umumnya dilakukan melibatkan pengambilan sampel darah, feses, dan urine. Tes Widal atau test Tubex adalah metode umum yang digunakan untuk mendeteksi adanya bakteri Salmonella typhi. Sampel-sampel ini akan diperiksa di bawah mikroskop untuk memastikan keberadaan bakteri tersebut.

4. Rangkaian Tes Tambahan

Bakteri tipes tidak selalu dapat terdeteksi dengan satu jenis tes saja. Oleh karena itu, dokter mungkin akan merekomendasikan rangkaian tes tambahan sesuai dengan kondisi dan gejala pasien. Ini bertujuan untuk memastikan akurasi diagnosis dan memandu rencana pengobatan yang tepat.

5. Perawatan dan Pengobatan

Jika diagnosis tipes positif, dokter akan merencanakan perawatan dan pengobatan yang sesuai. Pengobatan tipes umumnya melibatkan pemberian antibiotik, seperti ciprofloxacin atau azithromycin. Penting untuk mengikuti petunjuk dokter dan menyelesaikan seluruh kursus antibiotik untuk mencegah resistensi bakteri.

6. Pencegahan Penyebaran Infeksi

Dalam kasus positif tipes, dokter mungkin akan menyarankan anggota keluarga atau orang-orang yang dekat dengan pasien untuk melakukan tes serupa guna memastikan tidak terjadi penyebaran infeksi. Langkah ini penting untuk mengendalikan dan mencegah penyebaran bakteri tipes di lingkungan sekitar.

Â