Liputan6.com, Jakarta Gejala DBD (Demam Berdarah Dengue) pada anak merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius dan perlu diwaspadai. DBD disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala DBD pada anak dan dewasa bisa berbeda, sehingga penting untuk memahami perbedaannya agar bisa segera mengenali dan menangani kondisi ini dengan tepat.
Pada anak, gejala DBD bisa berbeda dengan gejala pada dewasa. Anak-anak biasanya mengalami demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta ruam pada tubuh. Selain itu, anak-anak juga bisa mengalami gejala yang lebih serius seperti perdarahan dari hidung atau gusi, muntah darah, serta penurunan kesadaran. Sementara pada dewasa, gejala utama biasanya adalah demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta sakit kepala dan nyeri di belakang mata. Perbedaan gejala ini penting untuk dikenali agar bisa segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Baca Juga
Memahami gejala DBD pada anak dan perbedaannya dengan gejala pada dewasa sangat penting untuk mencegah kondisi ini semakin parah. Dengan penanganan yang tepat, maka kasus DBD pada anak bisa diatasi dengan baik dan mengurangi risiko komplikasi yang serius. Oleh karena itu, penting bagi orangtua dan masyarakat umum untuk lebih memahami gejala DBD pada anak dan segera mencari bantuan medis ketika mengalami gejala tersebut.
Advertisement
Untuk memahami bagaimana gejala DBD pada anak, penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan gejala antara anak dan dewasa, sebagaimana telah dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber, Kamis (25/1/2024).
Gejala DBD pada Anak dan Bayi
Gejala DBD pada anak dan bayi dapat berbeda dengan gejala yang muncul pada dewasa. Gejala umum DBD pada anak dan bayi meliputi demam tinggi, nyeri sendi dan otot, ruam kulit dan gatal, perdarahan gusi dan hidung, serta mual dan muntah.
Pada anak dan bayi, demam tinggi seringkali menjadi gejala utama DBD. Demam yang tidak merespon obat demam biasa dan dapat meningkat turun secara tiba-tiba dapat menjadi tanda adanya infeksi virus dengue.
Nyeri sendi dan otot juga sering dirasakan oleh anak dan bayi yang terinfeksi DBD. Mereka mungkin akan menunjukkan kelemahan dan kelelahan yang tidak lazim.
Selain itu, ruam kulit dan gatal juga dapat muncul pada beberapa kasus DBD pada anak dan bayi. Gejala ini seringkali tidak ditemukan pada gejala DBD pada dewasa.
Perdarahan gusi dan hidung serta mual dan muntah dapat muncul pada tahap lanjut dari penyakit ini. Anak dan bayi yang mengalami perdarahan gusi atau hidung perlu segera mendapatkan perawatan medis.
Dengan memahami gejala DBD pada anak dan bayi, diharapkan para orang tua dapat lebih waspada dan segera mengambil tindakan jika anak atau bayi mereka menunjukkan gejala-gejala tersebut.
Advertisement
Perbedaan Gejala DBD antara Anak dan Dewasa
Perbedaan gejala DBD pada anak dan dewasa perlu diperhatikan karena hal ini dapat mempengaruhi penanganan dan pengobatan yang tepat. Pada anak, gejala awal biasanya meliputi demam tinggi yang tiba-tiba, nyeri otot dan sendi, muntah, serta ruam kulit. Sementara, pada dewasa, gejala awal biasanya muncul dalam bentuk demam tinggi, nyeri otot dan sendi, serta munculnya bintik merah pada kulit yang sering disebut sebagai ruam petechiae.
Namun, perhatian khusus perlu diberikan pada bayi yang gejalanya mungkin tidak terlalu jelas. Bayi dengan DBD bisa menunjukkan gejala seperti menolak minum, rewel dan mudah menangis, serta kesulitan bernapas. Selain itu, bayi juga dapat mengalami muntah, pucat, dan kejang. Oleh karena itu, orang tua perlu lebih waspada terhadap gejala yang muncul pada bayi dan segera membawa mereka ke dokter untuk evaluasi lebih lanjut.
Dengan memahami perbedaan gejala DBD antara anak, bayi, dan dewasa, diharapkan dapat membantu pengasuh atau orang tua untuk lebih cepat mengenali dan merespons kondisi ini dengan tepat.
Kapan Harus Menghubungi Dokter?
Orang tua harus segera menghubungi dokter jika anak mengalami gejala Demam Berdarah Dengue (DBD) yang semakin parah. Gejala yang perlu diwaspadai, terutama pada anak dan bayi, antara lain demam tinggi yang tidak merespon obat demam, muntah berulang, perdarahan dari hidung atau gusi, serta kulit pucat atau lemas. Jika gejala-gejala ini muncul, segera bawa anak ke dokter untuk mendapatkan penanganan medis yang tepat.
Pada dewasa, gejala DBD mungkin tidak seburuk pada anak-anak atau bayi, namun tetap perlu diwaspadai. Segera hubungi dokter jika demam tinggi yang tidak mereda, sakit perut yang parah, muntah hebat, atau kulit terlihat pucat dan lemas.
Penting untuk diingat bahwa DBD bisa menjadi kondisi yang serius dan membutuhkan perhatian medis segera. Jangan ragu untuk menghubungi dokter jika Anda mencurigai bahwa anak atau Anda sendiri mungkin mengalami gejala DBD. Menangani DBD secara dini dapat mencegah komplikasi serius dan membantu pemulihan yang lebih cepat.
Advertisement
Langkah Pencegahan dan Pengobatan DBD pada Anak
Pencegahan DBD pada anak dapat dilakukan dengan menggunakan kelambu saat tidur dan mengaplikasikan repellent untuk menghindari gigitan nyamuk. Penggunaan kelambu dapat membantu melindungi anak dari gigitan nyamuk saat tidur, sementara repellent dapat digunakan pada area tubuh yang terbuka untuk mengusir nyamuk. Selain itu, penting untuk membersihkan lingkungan sekitar rumah agar tidak menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk.
Pentingnya penanganan dini juga sangat krusial dalam pengobatan DBD pada anak. Jika terdapat gejala DBD pada anak, segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. Pengobatan dini dapat mencegah komplikasi serius yang dapat terjadi pada anak yang terjangkit DBD. Dokter akan melakukan pemeriksaan dan memberikan perawatan yang sesuai dengan kondisi anak.
Dengan melakukan langkah-langkah pencegahan dan penanganan dini, diharapkan dapat membantu mengurangi risiko penyebaran DBD pada anak. Ini juga akan membantu dalam menjaga kesehatan anak dan mencegah terjadinya komplikasi serius akibat penyakit DBD.